28

484 54 8
                                    

Menikmati segarnya agin sore di depan danau yang indah membuat seseorang melupakan sejenak rasa lelah permasalahan yang terjadi. Tidak hanya itu, menikmati suasana sore hari bersama orang dicintai jauh lebih menenangkan. Kedua pemuda bersahabat kini sedang duduk berdua di depan danau yang begitu indah dan juga menengkan. Keduanya saling diam tidak ada satupun dari mereka yang memecahkan keheningan saat ini.

Felix bertarung dengan pikirannya. Banyangan video yang sempat ia lihat terus berputar membuat dirinya pening. Tiba sebuah tangan telah mengenggam jemari tangannya dengat erat, membuat dirinya menoleh pada sosok sahabatnya yang kini tersenyum ke arahnya.

"Kamu kenapa?" Tanya seungmin yang merasa ada yang aneh dengan sikap felix.

"Tidak. Hanya saja ada sesuatu yang menganggu pikiranku akhir-akhir ini."

"Apa?"

Pemuda manis itu hanya menggeleng untuk menjawab pertanyaan seungmin. Apa iya dia harus bertanya begitu saja pada sahabatnya "apakah kamu yang membuat Jisung menderita selama ini?" Tidak mungkin kan?

"Jangan terlalu banyak berpikir, aku tidak mau kamu memikirkan hal-hal yang tidak penting."

"Tidak penting apanya? Ini bahkan menyangkut dirinya." Batin felix.

"Fel akhir-akhir ini aku ingin pergi berlibur, kamu mau menemaniku?" Tanya seungmin dengan lembut.

"Felix tidak akan kemana-mana."

Kedua pemuda yang tengah menikmati suasana menenangkan di depan danau kini menoleh ke sumber suara. Seungmin terkejut melihat siapa yang kini ada di hadapannya.

"Ji-jisung."

"Aku kembali Kim Seungmin." Ucap jisung.

Seungmin yang tidak menyangka dengan kehadiran Jisung saat ini membuat dirinya sulit untuk berpikir. Pemuda itu menarik felix lalu mengarah sebuah pisau lipat yang entah ia dapat dari mana untuk menjadikan felix tameng. Beberapa polisi kini mengepung dirinya, hingga beberapa saat seseorang yang berstatus sebagai suaminya yaitu bangchan tengah berjalan ke arahnya.

"Lepaskan felix sayang, agar mereka tidak menyakitimu." Ucap bangchan dengan pelan dan masih tetap berjalan ke arah seungmin.

"MUNDUR."

"Kakak mohon jangan seperti ini lagi, aku tidak ingin mereka menyakiti mu agar felix bisa bebas darimu."

Wajah seungmin begitu pucat, begitu pula dengan felix yang masih ketakutan dengan tindakan sahabatnya saat ini. Hyunjin yang baru saja datang terkejut melihat kekasihnya ada dalam kendali seungmin.

"Lepaskan felix, seungmin."

"TIDAK. FELIX HANYA MILIKKU." Teriak seungmin yang semakin menempelkan pisau lipat itu di leher felix.

"Ke-kenapa kamu melakukan ini?" Tanya felix dengan lembut membuat seungmin menggeleng kencang.

"Aku mencintaimu, aku menyukaimu, kamu hanya milikku felix."

"Tapi ini salah minie." Air mata felix sudah turun membasahi pipinya, ia sudah tidak tahan lagi semua rasa sakit hati atas penghianatan yang dilakukan sahabatnya.

Sedangkan seungmin melemah dengan pandangan di depannya dimana felixnya menangis karena dirinya. Tidak. Dia harus sadar, dia harus segera membawa punjaan hatinya pergi dari orang-orang yang mencoba memisahkan mereka.

Dorrr

Suara tembakan membuat semua orang yang disana terkejut lantaran tanpa perintah, changbin melayangkan tembakan begitu saja.

A Big Secret  [Hyunlix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang