17

537 52 12
                                    

"Apa ayah yakin akan disini seterusnya?"

"Ayah yakin felix. Ayah juga sudah membeli rumah lagi disini."

Sebulan setelah kematian bunda felix sang ayah memutuskan untuk menetap di korea. Ia juga harus mengurus perusahaannya yang dikorea. Ia akan tetap pergi ke Australia jika perusahaan yang disana benar-benar membutuhkan nya. Ayah felix juga memiliki orang terpercaya nya untuk mengatur semua yang ada disana. Nenek felix juga akan menetap di korea karena mengetahui menantunya tiada membuat ia ingin sering mengunjungi tempat peristirahatan menantunya untuk setiap waktu tanpa harus bolak-balik dari Australia ke Korea.

Menjalani aktivitas kembali meski hati masih terasa sangat kehilangan. Ayolah semua akan mengalaminya jika orang yang kita cintai pergi untuk selamanya. Felix memulai hari-harinya seperti biasa. Melangkahkan kakinya untuk berjalan menuju ruangan dimana sabahat nya dirawat tetapi ia melupakan satu kenyataan dimana dirinya dilarang masuk oleh ayah sahabatnya itu.

"Aku ingin masuk." Felix mencoba bertanya pada para penjaga yang ada di depan ruangan jisung.

"Maaf tetapi tuan Han melarang anda untuk masuk."

"Tapi ak-

"Biarkan dia masuk."

Felix menoleh kearah dimana disana ada ayah Jisung yang mengizinkannya untuk masuk menemui jisung.

"Terimakasih paman. Saya permisi."

Para penjaga itu mempersilahkan felix untuk masuk keruangan jisung.

"Kalau bukan atas perintahnya tidak akan aku biarkan dia masuk. Semua usahaku akan sia-sia." Gumam ayah jisung.

Felix sudah duduk di samping ranjang sahabatnya. Menatap lekat tubuh yang semakin kurus sahabatnya membuat dirinya merasa gagal menjadi sahabat jisung selama ini. Ia sudah berjanji untuk selalu menjaga dan merawatnya sampai dia benar-benar sembuh tetapi apa yang terjadi. Semua ini membuatnya lelah dan ingin menyerah tapi ia harus memperjuangkan keadilan untuk kakak dan sahabatnya.

Pemuda manis itu teringat dengan rencananya dengan hyunjin untuk membawa pergi jisung dari rumah sakit tetapi apakah semua ini jalan yang tepat untuk menyelamatkan nyawa jisung? Felix harus membicarakan kembali pada hyunjin nanti.

"Apa kamu tau aku sangat lelah dengan semua ini. Bunda baru saja meninggalkan kita semua, aku butuh kamu untuk menghibur ku. Jadi cepat sembuh, aku sangat merindukanmu."

"Apa kamu tau semua ini membuatku semakin gila. Aku mohon cepat sembuh." Felix menangis dihadapan jisung, meski jisung tidak dapat merespon yang pemuda manis itu katakan setidaknya semua beban yang ia pikul terasa lebih ringan dengan mencurahkan semua pada sahabatnya.

Pemuda manis itu mengusak jejak air matanya yang mengalir di pipinya, ia tidak boleh terlihat lemah di hadapan sahabatnya ia harus memecahkan semua misteri yang terjadi. Demi keadilan sang kakak, sahabatnya dan juga untuk bundanya ia harus membangkitkan kembali niatnya agar semuanya berakhir.

"Aku pergi dulu ya besok aku akan menemui lagi. Cepat sembuh aku merindukan mu."

Felix meninggalkan ruangan jisung hingga ia berpapasan dengan seseorang yang sudah merebut kekasihnya. Mereka saling bertatapan hingga tanpa felix sadari ponselnya berdering ia segera mengambil ponselnya yang ada di saku bajunya ia melihat bahwa nama seseorang yang selalu ada untuknya telah menelponnya.

"Aku sudah di rumsh sakit kamu dimana?"

"Aku masih di dalam, kakak tunggu sebentar aku mau membereskan mejaku."

"Baiklah."

Felix mematikan sambungan telfonnya. Saat ia akan pergi tiba-tiba seseorang yang berpapasan dengannya kini menahan jalannya membuat felix kebingungan dengan sikap rekan satu kerjanya ini.

"Kenapa menghalangi jalanku?" Tanya felix.

"Aku ingin meminta maaf padamu atas semua yang aku lakukan."

"Setelah semua yang terjadi kamu baru meminta maaf padaku?"

"Maafkan aku. Kamu bisa kembali pada kak changbin."

"Aku tidak akan mengambil apa yang sudah aku buang. Permisi dokter jeongin."

Felix meninggalkan jeongin yang masih terdiam disana. Tangan jeongin terkepal kuat menahan emosi saat mendengar ucapan pemuda manis itu. Dia harus bersabar demi keselamatan dirinya untuk saat ini.







-

"Lepas ikatan ini."

"Tidak akan aku biarkan kamu membongkar semua yang sudah aku lakukan. Jangan macam-macam denganku."

"Aku menyesal telah mempercayai mu dasar moster."

"Oh ya? Benarkah aku moster? Terus orang tua ini apa?"

Pemuda itu kini mengikat tubuh seseorang yang mempunyai jabatan tinggi di dunia hukum. Tidak peduli dengan tua atau muda dia akan melampiaskan apa yang sudah membuatnya murka.

"LEPAS ANAK BODOH."

Pemuda itu berjalan dengan santai dengan sebuah pisau lipas di tangannya.

"Akan aku ukir lenganmu agar kamu sedikit merendahkan suaramu padaku."

Arkkk

"APA YANG KAMU LAKUKAN BODOH."

"DIAM LEE." Pemuda itu kini menancapkan pisau lipat itu dipaha paman felix.

Ya pemuda itu telah menculik Jendral Lee Dong-wook. Pemuda itu sudah tidak tahan melihat kesedihan yang terpancar di mata seseorang yang sangat ia cintai. Begitu besar rasa cintanya membuat dirinya gila dan melakukan segala cara agar bisa menjadikan seseorang itu miliknya. Kesalahan paman felix membuatnya murka, ia sudah memperingati agar paman felix mengatakan semua kesalahannya tetapi dengan tidak sabar pemuda itu melakukan semua ini agar paman felix segera mengatakan bahwa penyebab kematian ibu dari seseorang yang ia cintai adalah dirinya.

"Sudah aku katakan bahwa rendahkan suaramu jika berbicara padaku."

"Tidak akan aku biarakan kamu mati sebelum kamu mengakui kebodohan mu. "Lanjut pemuda itu.

"Ck aku yakin kamu akan melakukan hal yang sama dengan ku jika anak itu menolakmu."

"Dia tidak akan menolak ku. Dia akan menyadari perasaan ku." Pemuda itu mengeluarkan air matanya, ia tidak sanggup membayangkan jika usahanya selama ini akan sia-sia.

"Cukup percaya diri sekali. Dengarkan aku baik-baik dia akan menerima cinta orang lain."

"Bajingan keparat."

Arkkkk

Pemuda itu mencabut pisau lipat yang masih menancap di paha Jendral Lee pemuda itu akan menacapkan kembali pisau lipatnya. Ia mengulanginya beberapa kali membuat darah bercucuran hingga wajah Jendral lee sangat pucat.

"Cukup sampai disini saja aku tidak ingin kamu mati secepatnya."

Pemuda itu meninggalkan paman felix begitu saja diruangan yang begitu gelap dan lembab. Dia tidak peduli dengan yang terjadi pada orang tua itu tetapi ia harus memastikan bahwa paman felix tidak mati sebelum ia mengakui kesalahannya pada keluarga seseorang yang ia cintai. Dia harus memastikan kebahagiaan pujaan hatinya meski ia sendiri sudah menjadi milik seseorang yang sudah mengikatnya dengan janji suci.











Tbc.



Hay apa kabar..... Giman dengan CB anak-anak kemarin? Kalian oleng ke siapa nih😫.

Nih dalang dari kasus ini udah aku spil tipis-tipis. Semoga dugaan kalian benar dehhhh biar gk kecewa😅😅😅

Dichapter selanjutnya akan aku spil kenapa jisung jadi korban juga 👻👋👋👋👋








A Big Secret  [Hyunlix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang