12

671 73 6
                                    

Menjalin sebuah hubungan atas dasar cinta itu memang kebanyakan berakhir menyakitkan. Seperti halnya penghianat yang dilakukan salah satu dari dua orang yang menjalin hubungan tersebut. Kehilangan semangat saat putus cinta itu hal yang wajar tetapi jangan pernah menyesali kehidupan mu, karena masih ada waktu yang akan datang untuk menanti kebahagiaan mu.

Felix memulai pekerjaannya dengan hati yang tidak baik. Putus dengan sang kekasih membuatnya tidak berselera melakukan kegiatan apapun bahkan nafsu makannya menghilang.

Berjalan menuju ruangan pribadinya dengan langkah kaki tanpa minat. Pikiran dan hatinya tidak saling mendukung. Rasanya ia ingin segera pulang lalu mengurung diri di kamar dan menangis. Sesampainya di depan pintu ruangannya ia melihat dua orang yang tak asing untuknya.

"Nanti jemput aku ya?"

"Aku akan menjemput mu. Selamat bekerja." Ucap yang lebih tua.

Felix terdiam melihat interaksi dua orang itu sehingga mata mereka saling bertemu. Hatinya kembali sakit, kenapa setelah ia mengakhiri hubungan dengannya, pemuda itu tidak menunjukkan kesedihan sedikitpun sedangkan dirinya menangisi nasibnya semalaman. Benar-benar tidak adil.

Mendudukkan dirinya dikursi ruangannya dengan hati yang bergemuruh. Mengepalkan tangannya dengat kuat untuk melampiaskan seluru rasa sakit hatinya.

Tok tok

"Masuk." Jawab felix dengan mencoba menormalkan dirinya agar tidak terlihat buruk di depan semua orang nantinya.

Seorang dokter muda masuk kedalam ruangan felix, tanpa perintah ia dengan angkuh mendudukkan dirinya di kursi.

"Selamat pagi dokter lee."

"Untuk apa kesini?"

"Aku hanya ingin memperingati anda."

"Untuk?"

"Jangan usik kehidupan kak changbin lagi, dia sudah menjadi milikku."

"Ya dia memang milikmu. Video yang kamu berikan padaku sudah menjadi bukti. Sebegitu rendahkan kamu dokter Yang Jeongin?" Felix tersenyum remeh ke arah pemuda bermata rubah itu.

"Jaga ucapan mu." Setelah mengatakan itu jeongin pergi begitu saja dari ruangan felix.

Felix hanya terdiam meratapi kesedihannya, ia berdiri dan melangkahkan kakinya keluar dari ruangannya dan menuju ke ruangan dimana sahabat dirawat. Setelah mengetahui jisung sadar felix tidak ada informasi sedikitpun tentang perkembangan sahabatnya. Pemuda manis itu memasuki ruangan bercat putih dan melihat sahabatnya terbaring dengan mata terpejam.

"Selamat pagi kesayangan ku." Ucap felix lalu mendudukkan dirinya di kursi samping ranjang jisung.

"Apa kabar?"

"Kamu pasti sangat lelah ya? Aku ingin bercerita denganmu jisung."

Felix menggenggam tangan jisung dan mengusap punggung tangan sahabatnya dengan lembut. Sudah hampir 15 menit felix berceloteh tetapi jisung masih tidak membuka matanya, pemuda manis itu terus memberikan sentuhan kecil pada sahabatnya dan masih sama jisung tidak memberi respon sedikitpun.

"Apa kamu sangat lelah?" Felix terus menggoyangkan tubuh sahabatnya itu, setelah beberapa kali mencoba membangunkan dan memeriksa jisung akhirnya felix sadar bahwa sahabatnya tidak sadarkan diri.

"Ba-bagaimana bisa?" Gumam felix dan setelahnya ia memanggil dokter yang menangani jisung.

Jisung diperiksa, tidak ada satupun yang mencurigakan tapi bagaimana bisa ia tidak sadar. Felix terus melayangkan protes dan bagaimana ini bisa terjadi. Hingga.

A Big Secret  [Hyunlix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang