- Prolog -

128 49 37
                                    

Happy Reading



Menjadi seorang fotografer memang tidak mudah, banyak lika liku yang harus di lewati, terlebih ketika menjadi seorang fotografer dan juga menjadi seorang pelajar.

Menjadi seorang fotografer memang menyenangkan, dapat mengabadikan setiap moment, dan menyimpan sebuah kenangan dalam bentuk foto maupun video. Namun, ada kalanya menjadi seorang fotografer tidak lah menyenangkan.

Bulan Natasya, salah satu siswi berprestasi di Winter's Victory School, yang memiliki bakat di dalam dunia fotografi, dia juga menjadi fotografer di salah satu tempat. Bulan juga salah satu anak ekstrakurikuler Fotografer di Winter's Victory School.

Fotografer adalah hobi yang Bulan sukai sejak ia masih duduk di bangku sekolah dasar kelas 5, kakaknya yang dulunya bersekolah khusus tentang fotografer membuat Bulan menjadi suka dengan dunia fotografer.

❀❀❀

"Kak, tungguin Bulan ih, ini kameranya ga mau nyala," kesal Bulan terhadap pria yang berada cukup jauh di depannya.

"Kamu ini, katanya suka dunia fotografer, hal sepele kaya gini aja masa kamu ga paham," mendengar sindiran dari pria yang tadi berada di depannya, Bulan menatap sinis ke arah pria tersebut.

"Kalo kamu bukan kakak kelas ku udah ku jambak rambut mu kak," Bulan memilih meninggalkan pria tadi dengan wajah kesal, sebelum meninggalkan pria tadi Bulan sempat menyenggol tangannya.

"Dasar anak kecil, udah pendek nyebelin pula," gumam pria yang di senggol oleh Bulan, tinggi Bulan memang hanya sebatas telinganya saja, membuat ia memanggilnya anak kecil.

Bulan berjalan menjauhi pria itu dengan perasaan jengkel. Ia memajukan bibirnya, kalo di lihat-lihat seperti bebek mulutnya. "Dasar cowok nyebelin, mentang-mentang kakak kelas jadi belagu begitu, udah tau aku kesusahan bukannya di bantu malah main sindir, mau ku getok pake sapu apa ya dia tuh," sepanjang perjalanan menuju ruang ekskul fotografi Bulan mencibir pria tadi, yang menjadi kakak kelasnya sekaligus Ketua ekskul fotografi.

Pria tadi yang biasanya di panggil Kak Dirga mengikuti langkah kecil milik Bulan, daritadi Dirga mendengar cibiran yang keluar dari bibir milik Bulan tentang dirinya. Dirga hanya menatap datar ke arah Bulan, Dirga tidak berniat untuk membalas, ia hanya akan mendengarkan ocehan yang keluar dari mulut Bulan.

"Dasar anak kecil, bisanya ngomongin orang mulu. Bukannya jalan cepet-cepet malah ngeluh, untung sabar kalo engga udah gue lempar ke sungai Amazon," Dirga yang lama-lama di buat kesal oleh Bukan, sudah jalannya lama banyak omong pula.

Sret

Sebuah tarikan yang cukup kencang mampu membuat Bulan kaget, Dirga yang kesal dengan langkah kecil milik Bulan akhirnya memilih untuk menarik tangan milik Bulan, supaya cepat tiba.

Tidak membutuhkan waktu lama akhirnya mereka telah sampai di depan pintu yang bertuliskan 'Photographer's room'. Dirga membuka pintu dengan cepat, karena hari ini akan ada acara makanya seluruh anggota ekskul fotografer di kumpulkan oleh Dirga.

"Lepas kak, tangan Bulan sakit kakak tarik gitu," keluh Bulan, yang ternyata tarikan Dirga terlalu keras yang menimbulkan sebuah tanda merah di lengan milik Bulan.

❀❀❀

"Sya, gue sebenernya suka sama lo dari awal lo masuk ekskul ini, gue ga bisa kaya orang lain yang romantis tapi gue bakalan berusaha jadi kaya mereka, jadi lo mau jadi pacar gue?" sebuah ungkapan yang mampu membuat Bulan terkejut, tangan yang sedang di genggam oleh orang itu terlepas begitu saja ketika Bulan dengan gerakan cepat menarik tangannya.

"Kak, aku cukup senang ketika kakak berhasil mengutarakan perasaan kakak, tapi aku juga ga bisa untuk jawab sekarang, beri aku waktu untuk memikirkan semuanya kak," Bulan pergi tanpa mendengar jawaban pria tersebut.

A Photographer's Love [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang