- Bab 11 -

23 18 3
                                    

Happy Reading

B

el tanda istirahat sudah berbunyi, kini teman-teman sekelas Bulan sedang bersiap-siap untuk makan bersama. Mereka mambagi tugas satu sama lain, ada yang menggeser meja, kursi, mengambil sapu dan lain-lain.

“Bikin kotak aja, biar nanti kita makan di tengah-tengah gitu, gimana ?” tanya Ayudisa.

“Boleh tuh, biar nanti makannya enak gitu, atau nanti bikin lingkaran aja duduknya,” ujar Keandra sebagai ketua kelas Bulan.

Ayudisa Gistara, merupakan sahabat dari Bulan. Mereka bersahabat dari kelas 1 SMP hingga sekarang. Tidak hanya berdua, namun Ayudisa dan juga Bulan memiliki 1 sahabat lagi. Ia adalah, Raya Paradisa.

Ketiganya sudah bersahabat sejak 1 SMP, tidak pernah ada masalah besar di antara ketiganya. Dan berharap tidak pernah ada.

“Ndra, ini aku di bawain beberapa cemilan sama minum sama Bunda, nanti setelah makan kita ngobrol terus makan cemilannya,” ujar Bulan, Keandra tersenyum manis lalu menganggukkan kepala sebagai jawaban.

Tidak dapat di pungkiri, bahwa Bulan pernah menyukai sifat Keandra. Pandai dalam mempimpin, cerdas dalam berbagai hal, membuat siapa saja mampu jatuh terhadap pesona seorang Keandra Sadipta.

❀❀❀

“Shak, sebenernya lo suka kan sama 'dia' ?” tanya Zidan dengan nada selidik.

“Apaan si, kagak ada yang suka sama 'dia' itu mah lo kali yang suka,” elak Shaka kepada Zidan.

Zidan Arkatama, Keenan Arsenio dan Shaka Dirgantara adalah sahabat. Mereka sudah bersama-sama sejak SD kelas 3. Bukan waktu yang sebentar bagi mereka bertiga menjalani hubungan persahabatan.

Ketiganya memiliki kesan dan pesan tersendiri bagi hubungan persahabatan yang sudah terjalin. “Ga usah ngelak bro, di kira kita berdua temenan sama lo baru apa, kita tau kalo lo suka sama dia,” ujar Keenan dengan nada meledek.

“Ck, iya-iya gue suka sama 'dia', puas lo pada,” kesal Shaka dengan muka datar.

Zidan dan Keenan tertawa bersama ketika mendengar jawaban yang keluar dari mulut sahabatnya itu. Mereka senang, karna akhirnya sahabat mereka yang satu ini bisa menyukai seorang perempuan.

“Perjuangin bro, gue percaya kalian bisa bareng-bareng, kalo udah dapet jangan di sia-sia in,” ujar Keenan, yang di setujui oleh Zidan.

“Betul, lo harus inget perjuangan lo buat dapetin dia gimana, kalo lo lupa biar kita berdua yang rekam setiap perjuangan yang udah lo lakuin buat 'dia',” timpal Zidan dengan wajah serius.

Zidan memang tidak menyukai jika ada laki-laki yang melukai hati seorang perempuan. Menurutnya, jika tidak ada perempuan maka dia dan laki-laki lainnya tidak akan pernah ada di dunia.

“Iya, bawel amat lo pada heran gue,” kesal Shaka kepada kedua sahabatnya yang tidak berhenti berbicara. Itu membuat telinga seorang Shaka panas mendengar.

“Di kasih tau sama sahabatnya malah gitu lo, parah sih kata gue mah,” ujar Keenan dengan nada di imut-imut kan.

Mereka akhirnya tertawa bersama, Shaka dengan teman-temannya, Bulan juga dengan teman-temannya. Mereka berbahagia dengan kehidupan masing-masing.

❀❀❀

Haii semua, selamat membaca
cerita ke tiga ku, semoga kalian
menyukai ceritaku yang ini yaa!!

Jangan lupa untuk vote, komen dan follow.
Karena dukungan kalianlah yang mampu
membuat aku semangat untuk menulis.

Informasi terkait updatenya ada
di ig aku ya, @mymoochies_
Jangan lupa mampir ya.

A Photographer's Love [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang