- Bab 3 -

44 26 5
                                    

Happy Reading

Bulan menatap lelaki yang berada di hadapannya dengan tatapan rumit. Entah mengapa ia sangat membenci lelaki yang berada di depannya. Perasaan benci hinggap di hatinya semenjak ia memasuki ekskul.

Apasi ini orang, nyebelin banget, selalu seenaknya banget ke para anggotanya.

Bulan mengumpat di dalam hatinya, seakan Dirga melakukan hal yang mampu membuat dirinya sakit hati. Seakan-akan perlakuan yang di lakukan oleh Dirga adalah perlakuan buruk.

“Buruan kenapa si Kak, lama banget. Tadi suruh anggotanya cepet kerja, tapi sendirinya lambat, ” cerca Bulan dengan nada kesal. Dirga hanya melirik Bulan tanpa ingin mengeluarkan sepatah katapun.

Bukannya menjawab, Dirga malah berjalan ke arah tempat penyimpanan kamera. Bulan yang melihat itu di buat kesal oleh Dirga. Sudah di tunggu olehnya, malah meninggalkan tanpa berbicara apapun.

Bulan pergi keluar dengan menghentakkan sepatunya, berniat untuk memperlihatkan kepada Dirga bahwa ia sedang kesal oleh dirinya.

Apa pula itu bocah, Gue kan mau ambil kamera, malah main nyelonong begitu aja, mana kaga ngomong sama sekali, emangnya dia tau kalo kebagian tempat yang mana.

Dirga menggelengkan kepalanya, ia harus selalu mengelus dadanya ketika berhadapan dengan seorang Bulan Natasya. Bocah SMK yang pendek seperti anak SMP.

Seluruh anggota ekskul kembali berkumpul di tempat semula, mereka telah membawa kamera masing-masing. Beberapa anggota yang lupa atau belum memiliki kamera sudah membawa kamera dari  sekolah.

“Jadi gini, setelah Gue bagiin kelompok, kalian boleh ambil kelas mana aja, tapi Gue ambil lapangan sama taman bareng Bulan.” Dirga melangkahkan kakinya ke arah pintu, terlihat disana Bulan sedang memotret sekitar, lebih tepatnya adalah untuk men setting kamera.

Dari jarak kurang lebih 2 meter, Dirga bisa melihat sosok mungil seperti anak SMP di hadapannya. Tatapan mata teduh milik Dirga menatap lekat Bulan, ia memperhatikan tingkah laku dari seorang Bulan.

“Heuh dasar! Anak kecil mengganggu sekali, pendek pula, ”

Bulan melihat sekelilingnya lalu tersadar ketika Dirga sedang memperhatikan dirinya. Tidak mau terlalu geer, Bulan lebih memilih untuk pergi begitu saja ke arah lapangan.

“Eh itu anak, malah ninggalin Gue, dasar bocil.” Sambil menggenggam sebuah kamera di tangan kiri nya, Dirga berjalan mengikuti langkah kecil milik Bulan.

“Anak kecil itu harus jalan bareng orang dewasa, takut kesasar nanti," ujar Dirga bercanda.

❀❀❀

Haii semua, selamat membaca
cerita ke tiga ku, semoga kalian
menyukai ceritaku yang ini yaa!!

Jangan lupa untuk vote, komen dan follow.
Karena dukungan kalianlah yang mampu
membuat aku semangat untuk menulis.

Informasi terkait updatenya ada
di ig aku ya, @mymoochies_
Jangan lupa mampir ya.

A Photographer's Love [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang