- Bab 9 -

22 22 1
                                    

Happy Reading

Seperti tidak mendengarkan apa yang Elora katakan, Bulan tetap tertidur dengan pulas di temani oleh selimut kesayangannya. Selimut bergambar kan sebuah pemandangan langit senja.

Kamar bulan ini sangat indah, benar-benar membuat siapa saja nyaman jika sedang tertidur di kamar milik Bulan. Bulan memiliki 2 orang sahabat, mereka selalu menginap kala ada waktu senggang satu sama lain.

“Bulan sayang, ayo nak bangun dulu,” ucap Elora dengan menarik selimut milik Bulan perlahan.

"Uengh, apa Bunda, Bulan ngantuk banget,” keluh Bulan kepada Elora.

Selimut yang sudah Elora tarik hingga se perut kini sudah kembali di tempat semula, yaitu hampir seluruhnya menutupi badan Bulan. Pelakunya adalah pemilik selimut itu.

“Lihat, udah jam berapa ini,” ujar Elora dengan nada yang sedikit tinggi karena kesal akibat ulah Bulan.

Benar-benar menguji kesabaran, kini Elora membiarkan Bulan tertidur sendiri, biasanya setelah ia pergi, Bulan akan terbangun. Pikirnya adalah Bulan akan terbangun, dan mencuci mukanya.

❀❀❀

Di sebuah taman kota yang indah, di temani oleh bunga-bunga yang mekar dengan cantik dan indah. Banyak orang yang berlalu lalang, membuat suasana taman menjadi hangat.

Seorang gadis cantik tengah duduk di salah satu kursi taman kota, dirinya terbalut dress berwarna putih dengan di temani sebuah kamera di sisinya.

Dari awal ia datang dan duduk, tidak ada hentinya ia berdecak kagum dengan keindahan yang taman ini miliki. Tidak hanya ada sebuah bunga, tapi juga pemandangan langit yang begitu indah.

Bulan memandangi setiap orang yang berjalan di depannya. Dia sedang menikmati hamparan langit indah yang berwarna oranye. Sebuah lukisan alam yang sangat di sayangkan jika tidak di lihat.

“Selalu cantik, walaupun hanya datang sebentar, senja selalu mengajarkan sebuah kesetiaan, tidak seperti pelangi.” Bulan mengambil kameranya, lalu berjalan ke arah banyaknya bunga yang menghiasi taman.

“Kamu dan langit itu sama-sama cantik dan indah, memiliki ciri khas tersendiri. Membuat siapapun teringat oleh kalian berdua,” ujar Bulan ketika membandingkan bunga yang terhampar di taman dengan indah bersama langit senja.

Keduanya memiliki keistimewaan tersendiri di hadapan Bulan. Sama-sama cantik dan memiliki kesan, langit senja membawa pembelajaran mengenai kesetiaan, sedangkan bunga membawa pembelajaran tentang kepribadian.

"Jadilah seperti langit senja, ketika ia telah pergi, ia berjanji akan datang kembali esok hari dan menyinari bumi dengan paras dan pancaran sinar yang indah. Sedangkan bunga, cantik dan harum belum tentu aman, tetapi yang memiliki durilah yang mampu dijadikan sebagai panutan. Dapat melukai musuh yang akan mendekati dan menjahati nya,” gumam Bulan ketika melihat langit indah.

Bulan membuka lensa kamera miliknya seorang, ia akan memotret dan mengabadikan bunga dan juga langit yang indah. Senyum indah dan manis terlihat di mulut miliknya.

Pemandangan yang cukup langka, langit senja di padukan dengan bunga-bunga yang indah. Tenang, itulah yang akan Bulan ucapkan kepada siapapun yang melihat dan merasakan suasana yang sama dengan dirinya kini.

❀❀❀

Haii semua, selamat membaca
cerita ke tiga ku, semoga kalian
menyukai ceritaku yang ini yaa!!

Jangan lupa untuk vote, komen dan follow.
Karena dukungan kalianlah yang mampu
membuat aku semangat untuk menulis.

Informasi terkait updatenya ada
di ig aku ya, @mymoochies_
Jangan lupa mampir ya.

A Photographer's Love [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang