- Bab 19 -

11 10 0
                                    

Happy Reading

Bulan berdiam diri di dalam ruangan, karena Dirga ingin mengatakan sesuatu kepadanya. Dirga yang melihat Bulan hanya berdiam diri tanpa ingin membuka topik obrolan akhirnya menyuruh Bulan untuk berdiri.

"Bul, bisa berdiri bentar ga, kakak mau ngomong sama kamu, ” perintah Dirga.

“bisa, mau ngomong apa memangnya ? ” tanya Bulan dengan wajah serius.

Dirga terlihat menarik nafasnya secara kasar, bulir-bulir keringat bercucuran. Bulan hanya diam, tidak ingin menanyakan kembali. Dengan perasaan yang lumayan deg-degan, akhirnya Dirga memutuskan untuk mengatakan yang sesungguhnya.

"Sya, gue sebenernya suka sama lo dari awal lo masuk ekskul ini, gue ga bisa kaya orang lain yang romantis tapi gue bakalan berusaha jadi kaya mereka, jadi lo mau jadi pacar gue?" sebuah ungkapan yang mampu membuat Bulan terkejut, tangan yang sedang di genggam oleh orang itu terlepas begitu saja ketika Bulan dengan gerakan cepat menarik tangannya.

"Kak, aku cukup senang ketika kakak berhasil mengutarakan perasaan kakak, tapi aku juga ga bisa untuk jawab sekarang, beri aku waktu untuk memikirkan semuanya kak," Bulan pergi tanpa mendengar jawaban pria tersebut.

Ya, Dirga ingin mengungkapkan perasaan yang ia miliki kepada Bulan. Seorang gadis cantik, dengan tubuh mungin yang mampu memikat hati seorang Shaka Dirgantara. Bulan, si gadis cantik dengan segudang pesona, yang kini akan menjadi ketua selanjutnya di ekskul fotografer.

❀❀❀

“Orang gila, udah tau tadi ada cewe yang nyamperin dia terus ngajakin ke gramedia, tapi malah suka sama aku, emang udah ga waras. ” Bulan berjalan dengan mengomel tidak ada habisnya.

Cowok brengsek akan tetap menjadi brengsek, apapun gelarnya mereka akan bangga. Dirga, salah satu cowok brengsek yang Bulan kenal setelah beberapa cowok yang ia temui di masa lalu.

Bulan kini telah sampai di kelasnya, ia memasuki kelas dengan tetap masih mengomel tidak ada hentinya. Teman-teman sekelasnya memandang Bulan dengan berbagai pandangan.

“Bul, kenapa dah lo, dateng-dateng udah gitu, ” tanya  salah satu anak kelasnya.

“Oh, gapapa ko aku. Cuma lagi kesel aja sama sikap cowo yang terkadang suka brengsek, ” ujar Bulan dengan menekan kata terakhirnya.

“Widih, siapa yang berani nyakitin anak kelas 11 IPA 2, ” ujar Keandra selaku ketua kelas di kelas 11 IPA 2.

“Udah, biarin aja. Orang gitu harus di do'ain, biar bisa tobat, ” canda Bulan.

Mereka semua tertawa dengan candaan Bulan. Memang sangat receh kelas 11 IPA 2 itu, walaupun dari luar nampak seperti kelas yang tidak per ah akur, tapi, sebenarnya mereka selalu akrab.

Pertemanan 11 IPA 2 benar-benar definisi teman setia itu yang menemani masa sulit dan bahagia menemani prosesnya dari awal. Banyak orang yang terkadang membicarakan mereka, karena terlihat seperti musuh.

Akan tetapi, kelas 11 IPA 2 dapat mematahkan perkataan yang di lontarkan orang-orang di sekitar mereka. Tidak ada lagi kata musuh di antara kelas 11 IPA 2. Mereka semua sudah memahami apa itu solidaritas dalam hidup dan pertemanan.

❀❀❀

Haii semua, selamat membaca
cerita ke tiga ku, semoga kalian
menyukai ceritaku yang ini yaa!!

Jangan lupa untuk vote, komen dan follow.
Karena dukungan kalianlah yang mampu
membuat aku semangat untuk menulis.

Informasi terkait updatenya ada
di ig aku ya, @mymoochies_
Jangan lupa mampir ya.

A Photographer's Love [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang