- Bab 14 -

17 15 1
                                    

Happy Reading

Bulan dan Ayudisa berhasil membujuk Raya untuk kembali ke dalam kelas. Sepanjang perjalanan, mereka ber tiga saling diam tanpa ada yang mau memulai untuk membuka obrolan.

Dasar Ravi, awas aja gue getok pala lo yang udah berani ngomong gitu ke sahabat gue.

Ayudisa akan maju ketika salah satu sahabatnya ada yang menyakiti. Entah orang terdekat atau orang jauh sekalipun. Jika sahabatnya tersakiti maka dengan berani ia akan memasang tameng.

“Buruan jalannya, guru bentar lagi mau masuk ke kelas kita. ” Bulan berjalan mendahului ke dua temannya, ia berjalan dengan cepat seperti sedang di kejar oleh zombie.

“Bul, tungguin kita napa sih, ” ujar Ayudisa kepada Bulan, yang sudah berjalan lebih dulu dari dia dan Raya.

Tanpa pikir panjang, Ayudisa menarik tangan kiri milik Raya. Raya yang di tarik begitu saja merasa terkejut, dan hampir saja terjatuh karena tarikan yang cukup kencang dari Ayudisa.

"Woi kunyuk! Pelan-pelan dong, ini tangan gue sakit mana mau jatoh pula. ” Raya memukul tangan Ayudisa yang sedang menarik tangan kiri miliknya.

Ayudisa yang merasakan pukulan di tangan miliknya segera menoleh ke arah belakang. “Maaf Ray, soalnya kalo jalan lama, makanya gue tarik aja, lagipula tuh liat di depan, si Bulan udah jauh. ” Ayudisa menghentikan langkahnya, dan meminta maaf kepada Raya.

“Ya tapi ga perlu di tarik juga tangan gue nya Disa, nih liat nih sama lo jadi merah tangan gue, ” ujar Raya dengan kesal, pasalnya kini lengan kiri miliknya menjadi sakit dan nampak bekas berwarna merah.

Ayudisa hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal, lalu tertawa. Raya yang kesal dengan respon dari temannya ini memilih untuk pergi meninggalkan nya seorang diri saja. Raya berjalan dengan raut wajah kesal, sudah di buat kesal oleh omongan Ravi kini ia juga di hadapkan oleh Ayudisa, yang menarik lengannya supaya bisa masuk kelas dengan cepat.

“Dasar kunyuk, kalo bukan sahabat gue udah gue buang lo ke sungai amazon, ” gerutu Raya sambil menggosok tangannya yang berwarna merah.

Kini tinggallah Ayudisa seorang diri, ia sama-sama menggerutu, lantaran di tinggalkan seorang diri oleh Bulan dan Raya. “Anjur ya lo berdua, ninggalin gue sendirian, ” kesal Ayudisa.

Ayudisa berjalan dengan menghentakkan kakinya, seolah menyalurkan rasa kesal kepada kedua sahabatnya yang meninggalkan dirinya seorang diri.

Saat Ayudisa baru saja sampai di depan kelas, tidak lama guru datang memasuki kelas. Tandanya, pembelajaran akan segera di mulai.

“Males banget gue, ngantuk pengen tidur, ” gumam Ayudisa yang dapat di dengar oleh Bulan.

“Disa ga boleh bolos, kalo ngantuk cuci muka dulu, tapi inget engga boleh mampir kemana-mana, apalagi ke UKS, ” peringat dari Bulan.

Di antara ke tiganya, hanya Bulan yang selalu mematuhi aturan. Ia tidak bolos, selalu mengerjakan tugas, dan menggunakan atribut lengkap. Berbeda dengan dua temannya, yang sedikit nakal, seperti sering bolos, tugas kadang telat mengerjakan, dan beberapa hal lain-lainnya.

❀❀❀

Haii semua, selamat membaca
cerita ke tiga ku, semoga kalian
menyukai ceritaku yang ini yaa!!

Jangan lupa untuk vote, komen dan follow.
Karena dukungan kalianlah yang mampu
membuat aku semangat untuk menulis.

Informasi terkait updatenya ada
di ig aku ya, @mymoochies_
Jangan lupa mampir ya.

A Photographer's Love [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang