Happy Reading
❀
❀
❀
❀
Hari semakin gelap, langit telah berubah sepenuhnya menjadi gelap. Namun, Bulan belum kunjung terbangun dari istirahatnya. Kedua orangtuanya telah pulang 30 menit yang lalu.
Suara dari ponsel milik Bulan terdengar begitu nyaring, memecah keheningan yang melanda di kamar berwarna biru langit. Seakan tidak mendengar suara yang di timbulkan dari ponsel miliknya, Bulan malah menarik selimut miliknya semakin atas, membuat badannya hangat.
Elora, sang Bunda dari Bulan yang mendengar suara yang cukup nyaring dari kamar sang Anak buru—buru berjalan menuju kamar milik sang Anak.
Begitu tiba di depan kamar milik sang Anak, Elora mengetuk pintu kamar milik Bulan. Beberapa kali Elora mengetuk pintu kamar Bulan, namun tidak ada tanda—tanda kemunculan Bulan.
“Ini Bulan lagi tidur atau lagi mandi ya, itu ko suara dari ponselnya ga di matiin sih, biasanya kalo mandi juga dia bakalan buru—buru buat angkat,” gumam Elora pada dirinya sendiri, karena mendengar suara dari ponsel sang Anak yang tidak kunjung di matikan.
Elora membuka pintu kamar milik Bulan, yang ternyata memang sedang tidak di kunci. Pemandangan pertama kali yang menarik perhatian Elora adalah putrinya yang sedang tertidur pulas dengan selimut yang menutupi hampir seluruh badannya.
Elora berjalan ke arah nakas yang berada di sebelah kiri sang Anak, dia ingin mematikan ponsel milik anaknya yang ternyata itu adalah suara dari alarm yang di pasang oleh sang Anak.
Setelah mematikan alarm yang di pasang oleh Bulan, Elora berjalan ke arah kursi panjang yang ada di kamar Bulan, ia melihat beberapa barang yang berceceran.
Kamera, tas dan juga baju yang telah di kenakan oleh dirinya hari ini. Mungkin akibat kelelahan, membuat Bulan melupakan semuanya dan memilih untuk tertidur pulas.
“Cantik sekali, foto alam yang membuat mata yang tengah lelah menjadi kembali segar, memang pandai anakku ini kalau tentang memotret sesuatu hal,” bangga Elora pada sang Anak, kala melihat beberapa foto yang Bulan tempel di dinding khusus yang ia buat.
Sibuk dengan membereskan barang—barang milik Bulan, hingga membuat Elora melupakan sang Suami–Lorenzo Damian. Ia melupakan bahwa suaminya mengajak mereka makan bersama malam ini.
❀❀❀
Lorenzo yang bingung kemana hilangnya sang Istri memilih untuk mencarinya di lantai 2. Namun, fokusnya malah kepada kamar sang Putrinya yang terbuka sedikit.
Langkah Lorenzo melambat, kala melihat sang Istri yang sedang membereskan beberapa barang sang Anak. Senyum manis terlihat indah menghiasi muka milik Lorenzo.
Lorenzo membuka pintu secara perlahan supaya sang Istri tidak terkejut. “Bun,” panggil Lorent dengan pelan—pelan. Elora yang sedang membereskan meja belajar sang Anak menengok ke arah sumber suara.
Terlihat di sana seorang Lorenzo sedang menampilkan sebuah senyum indah. “Ada apa Yah, Bunda lagi beresin barang Bulan,” jawab Elora sambil melanjutkan kegiatannya.
“Bangunin dulu Bulan nya Bun, kita makan malem dulu, takutnya Bulan juga belum makan,” titah sang Ayah.
“Pelan—pelan aja bangunin Bulan nya Yah,” peringat Elora.
Belum sempat Lorenzo membangunkan Bulan, malah Bulan yang terbangun lebih dulu, karena suara bising yang di timbul kan oleh kedua orangtuanya.
Eungh
“Loh, kok ada Ayah sama Bunda,” tanya Bulan bingung dengan suara khas bangun tidurnya.
“Kita berdua mau bangunin kamu sayang, ayo kita makan,”
❀❀❀
Haii semua, selamat membaca
cerita ke tiga ku, semoga kalian
menyukai ceritaku yang ini yaa!!Jangan lupa untuk vote, komen dan follow.
Karena dukungan kalianlah yang mampu
membuat aku semangat untuk menulis.Informasi terkait updatenya ada
di ig aku ya, @mymoochies_
Jangan lupa mampir ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Photographer's Love [ END ]
RomanceWinter's Victory School, merupakan sekolah ternama di kota A, sekolah yang di dalamnya merupakan sekumpulan orang-orang pintar dan cerdas. Sekolah ini tidak pernah memandang dari kalangan mana siswa-siswi nya, ketika dia cerdas dan pintar maka siap...