Aena terlempar ke dinding tatkala Akira menendangnya. Aena memegang perutnya yang terasa perih bukan main. Dia spontan berdiri ketika sang pemuda bersiaga menginjak lehernya. Sekalipun dia sudah menghabisi sebagian centeng Zenshin, tetapi Akira masih berdiri tegap dengan senyuman pongahnya.
"Kau adalah orang paling bodoh yang pernah kutemui, Aena." Akira menyeringai.
"Dan kau adalah orang paling tercela yang pernah kutemui," balas Aena dengan roman membengis.
Aena mengernyitkan dahi. Dia sangatlah tidak menyukai tipe manusia seperti Akira yang sering merendahkan orang lain dan menganggap seolah dialah orang paling fundamental. Ketika berkencan pun, Akira melakukan gaslighting padanya. Pemuda jangkung itu selalu berujar dengan tata laras meyakinkan jika dirinya hanya membutuhkan Akira, bahkan berkata dia tidak bisa berbuat apa-apa tanpa adanya presensi sang tuan.
Zenshin Akira, dia memalsukan identitasnya dan menyamar sebagai nama Nishimura Akira ketika mengencani Shio Aena. Dia diperintahkan oleh ayahnya untuk pura-pura mengencani Aena agar arsip rahasia yang disembunyikan sang adiratna bisa didapatkan. Sayangnya, dia ketahuan berselingkuh dengan perempuan lain, yang pasti bukan Megumi, ketika Aena sedang menginvestigasi kasus pembunuhan. Rencananya gagal karena Aena mengakhiri hubungan dengannya. Anggap saja dia memang pemuda dengan gelar bendera merah mendekati bendera hitam.
Aena bersiaga untuk menyerang, tetapi dia tertahan oleh batuknya. Kepalanya mulai pusing, dia tidak bisa bertarung lagi. Apalagi kini batuknya mengeluarkan darah. Jangan sampai penyakit membunuhnya. Dia tak mau dikalahkan oleh deformitas tolol semacam ini.
Gelak Akira menerjang rungu. Aena jengkel, tetapi batuknya imbuh parah. Indikasi jika kebobrokan di raganya kian menguasai. Kalau tidak segera disembuhkan, mati bukankah perkara eksentrik lagi.
"Just give up, Aena. Apa kubilang? Kau tidak bisa hidup tanpa aku. Kau tidak bisa melakukan apa-apa tanpa aku." Akira mulai berpidato; mengakui diri sebagai orang paling esensial di hidup Aena.
Aena berdecak. "Aku pernah bodoh karena memercayaimu, tapi sekarang aku mempunyai Cobra. Sampai aku mati, kau tidak bisa memanipulasiku, Akira. Aku bukan Aena yang mudah diperdaya," balasnya dengan tegas.
"Cobra? Pemimpin Sannoh yang bodoh, ya? Tidak ada yang bisa diharapkan dari orang seperti Cobra. He's a loser," ujar Akira.
Aena menoleh, kemudian menendang leher Akira tanpa sebuah indikasi, membuat sang pemuda terantuk pada lantai. Akira mengangkat satu tangan; mengisyaratkan agar centeng-centeng ayahnya tidak menyerang Aena yang bersiap dengan ofensif.
"Menghina suamiku lagi, otakmu akan kuhancurkan." Aena mengembuskan napas tatkala intensi untuk batuk perlahan memudar. Dia memandang Akira dengan jemu.
"Aku ingin menghancurkan hidupmu."
"Dasar tolol. Kau sudah menghancurkan hidupku, Bangsat!"
Akira tersenyum. "Perintah ayahku adalah mutlak, Aena. Jadi, serahkan semua arsipnya!" Dia menyerukan dengan otokratis.
"Aku tidak dipertuan olehmu. Pergilah!" Aena mendorong bahu sang pemuda; mengusirnya.
Akira lantas menjambak rambut Aena dari belakang. "Serahkan arsipnya. Hidupmu menjadi celaka karena tidak menurut. Siapa yang membuatmu mengidap deformitasnya? Tentu aku, Aena! Setiap hari, ketika kita masih berkencan, aku selalu memberimu air minum yang kudapatkan dari air terkontaminasi Mumei Gai!" katanya; memberi Aena eksplikasi tentang alasan sang adiratna mengidapnya.
Aena menatap Akira dengan ekspresi tidak percaya. Dia tidak menyangka sang pemuda akan berbuat sejauh itu untuk menghancurkan hidupnya. Namun, kalau selama berkencan dengan Akira dia diberi air terkontaminasi, apakah itu artinya semua orang di Mumei Gai juga mengenyam penyakit sama?
![](https://img.wattpad.com/cover/364060880-288-k471261.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗗𝗔𝗠𝗡𝗔𝗧𝗜𝗢𝗡
FanfictionAena hanya seorang detektif di sebuah instansi kepolisian, tetapi entah mengapa dia terlibat konflik bersama Kuryu Group yang berusaha menguasai SWORD. Selain itu, Aena juga dihadapkan pada pernikahan pura-puranya dengan pemimpin Sannoh Rengokai, Co...