9. That Time [Revisi]

602 30 2
                                        

Catatan penulis

Tiati ya readers ku yang budiman, gw harap lu pada ngerti. Gw buat ini regresi dan ingatan yang muncul itu gw letakin di bab acak. Bukan di awal bab atau di ujung Doang. Jadi pas gw bilang kata kunci "Flashback" otomatis tokoh ingat kejadian di masa lalu, dan "back" kembali ke situasi sekarang.  Ok readers, makasih dah mampir, selamat membaca jan lupa tinggalin jejak nya ya, biar bikin semangat😘

.
.
.
.
.
.

Flashback
.
.
.
Hari itu meskipun hujan, Noemi dan Liam datang ke butik yang biasa menjadi tempat keluarga Liam untuk berbelanja pakaian.

Lain halnya dengan Liam yang nampak tidak peduli bahkan malah jengkel dengan usulan ayahnya untuk menemani Noemi memilih baju.

Terus terang saja, ayah sangat menyukai  Noemi.  Selama beberapa hari ia tinggal di kediaman keluarga Liam. Noemi sangat cekatan,  bahkan sering membantu pembantu memasak di dapur.

Dan para pelayan sangat menyayanginya.

Begitu pula ayahnya Liam yang mengingat tingkah laku Noemi mirip dngan mendiang istrinya.

Noemi, gadis polos berusia 18 tahun itu malah merasa bahagia dan exited.

Meskipun beberapa hari lalu kakeknya sempat menelpon dengan terbatuk-batuk.

Noemi sempat khawatir dan ingin mengunjungi kakeknya. Namun kakek membantah.

"Tidak perlu, kakek baik-,baik saja... bukankah cucuku sangat menantikan memilih pakaian baju pengantin... bersama dengan orang yang paling dia sukai".

Segera setelah tiba, dengan tingkah acuhnya Liam langsung mengeluarkan sebatang rokoknya. Dan berkata...

"Pilih saja dressnya yang menurutmu bagus. Aku akan menunggu di luar."

Melihat wajah liam yang acuh dan tak peduli itu, Noemi hanya bisa menelan ludah pahitnya.

Meskipun ia sudah tau Liam tidak senang. Rasa cinta dan obsesi nya pada Liam menutupi rasa sedihnya.

Ia hanya mengangguk, sembari berterimakasih ia langsung pergi ke arah pelayan.

Lalu pelayan itu merekomendasikan beberapa dress melalui katalog.

Benar-benar tak tahu malu. ...

Batin Liam saat melihat gadis polos itu dengan gembira memilih dress.

Melihat raut wajah Liam yang sekilas lalu pergi ke luar ruangan.

Benar... aku memang tidak tahu malu, tapi aku masih berharap suatu hari nanti saat kita sudah bersama....

Kau bisa sedikit menganggap ku berharga liam... bahkan  ketika kita tidak terikat oleh tali apapun lagi...

Batin Noemi 

30 menit waktu berlalu

Sambil memikirkan waktu kedepan, tiba-tiba saja mobil sedan familiar berwarna putih itu datang ke depan perkiran yang di sediakan butik itu.

Sweet BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang