Chapter 1

93 19 0
                                    

Seorang gadis cantik dengan rambut panjang yang dibiarkan tergerai indah sebatas punggung itu berdiri di atas bukit sembari mendongakkan kepala, menatap indahnya bulan yang seakan terbelah oleh awan.

Langit menghitam dengan udara yang terasa dingin mencekam. Hujan turun begitu deras, membuat beberapa daun layu jatuh berguguran menyentuh tanah.

Gadis cantik itu tersenyum miris dengan tatapan hancur penuh luka.

Tidak akan ada laki-laki yang akan menghapus air matanya ketika menangis. Tidak akan ada laki-laki yang akan memeluknya ketika sendiri. Tidak akan ada lagi laki-laki yang akan menangis ketika dirinya bersedih.

Tidak akan ada...

Semua berubah...

Hanya dalam satu malam. Tanpa bisa ditahan, air mata yang sedari tadi gadis itu tahan mengalir turun. Dia kehilangan seseorang yang begitu dicintainya pada malam hari, tepat di bulan purnama akibat kecelakaan mobil yang merenggut nyawa dari pacarnya. Di saat itu juga, kecelakaan kereta api merenggut nyawa kedua orang tuanya sekaligus. Tetapi, jasad ibunya menghilang entah kemana, sedangkan jasad ayahnya hancur dan tidak bisa di selamatkan.

Gadis itu bernama, Aluna Anastasia. Gadis cantik dengan seribu luka yang dimilikinya.

Luna memejamkan mata menikmati setiap tetesan air mata sang awan. Gadis itu tersenyum getir dengan air mata yang terus saja mengalir. "I Love You baby Kal..."

Skala Kamandaka Putra... Seseorang yang begitu berarti dalam hidup seorang Aluna Anastasia.

▪︎▪︎▪︎

Aluna berlari menuruni bukit dengan langkah tertarih. Beberapa kali ia itu terjatuh hingga membuat lututnya terluka oleh bebatuan kecil di atas bukit.

Aluna menghapus air matanya kasar yang bercampur dengan air hujan di wajahnya. Ia terus berlari turun hingga sampai di atas trotoar jalan yang nampak gelap dan sepi.

"Shh.."

Aluna memilih duduk di pinggir trotoar jalan untuk memeriksa luka di lututnya yang terasa perih. Pandangannya beralih ke seluruh penjuru area jalan.

Hening. Sepi.

Aluna menghela napas berat lalu memeluk tubuhnya yang terasa dingin menggigil. Udara malam seakan mampu membekukan seluruh tubuh Luna. Ia berdiri kemudian memilih kembali berlari menyusuri jalan dengan napas tersenggal.

Aluna terus melangkahkan kakinya hingga tanpa sadar, sebuah motor sport hitam melaju kencang ke arahnya. Ia memejamkan mata dengan tubuh yang bergetar kedinginan. Bibirnya pucat dan darah yang entah sejak kapan sudah mengalir dari dalam hidungnya.

Lelaki yang tengah mengendarai motor sport ke arah Aluna sontak mengerem motornya secara mendadak, menghindari tabrakan, membuat Roda depan motornya tergelincir aspal dan berakhir menghantam tiang lampu jalan begitu kuat.

Hening sepersekian detik,

Aluna menghentikan langkahnya saat mendengar suara hantaman keras di belakang tubuhnya. Karena penasaran, gadis itu berbalik dan langsung dikejutkan ketika melihat seorang pengendara motor terjatuh dengan kondisi mencium aspal.

Aluna menggigit bibir dalamnya lalu melangkah perlahan mendekati lelaki yang tengah meringis kesakitan akibat luka di lututnya yang tergores aspal.

"Lo nggak kenapa-kenapa?" Aluna bertanya dengan suara serak.

Laki-laki itu berdiri dan membuka helm full face yang di kenakannya lalu membanting helmnya di atas aspal dengan kesal.

Lelaki itu mengepalkan kedua tanganya di sisi tubuhnya geram. Jika saja yang berhadapan dengannya saat ini bukan seorang gadis, ia pasti sudah menghajarnya habis-habisan.

"Argh!" Lelaki itu memegang kepala bagian atasnya ketika merasakan ranting pohon yang jatuh mengenai kepalanya. "Shh..."

Aluna menutup mulutnya berusaha menahan tawa. Gadis itu menatap lelaki dihadapannya dengan tatapan mengejek.

"Gimana? Sakit nggak?"

"Diem lo," lelaki itu berdesis. "Bawel."

"Biarin. Daripada lo?" Aluna menghapus kasar darah yang mengalir di hidungnya. "Cowok nggak berperasaan. Nggak punya hati."

"Apa lo bilang? Nggak punya hati?"

Aluna mengabaikan perkataan lelaki itu kemudian melangkahkan kakinya pergi.

"Sialan!" Umpat lelaki itu, bukannya di tolong malah pergi begitu saja.

To be continue...

FAKE SMILE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang