Chapter 9

33 14 1
                                    

Baru saja berjalan beberapa langkah, Aluna menoleh ke arah segerombolan siswi yang berjalan sambil berbisik-bisik menatapnya.

Benar saja, saat mereka berpapasan salah seorang siswi di anatara gerombolan itu dengan sengaja menabrakkan bahunya dengan bahu gadis itu kasar.

Aluna berdecak kesal sambil memegang bahunya, gadis itu menatap tajam ke arah siswi yang baru saja menabraknya. Segerombolan yang terdiri kurang lebih tujuh orang itu berhenti dan menatap remeh ke arah Aluna.

"Apa lihat-lihat?" Ketus salah seorang dari segerombolan siswi tadi dengan name tag'Aurel' di baju seragamnya.

Aluna mengambil napas dalam-dalam, tidak mau terlibat masalah. Ia kemudian kembali membalikkan badan kemudian melangkahkan kakinya pergi, mengabaikan perkataan orang-orang itu.

Namun, tarikan di rambutnya membuat langkah gadis itu terhenti, di susul sebuah tendangan di kakinya membuat keseimbangan gadis itu hilang dan akhirnya terjatuh ke lantai yang keras.

Pandangan mata Aluna naik menatap tajam orang-orang yang berani mencari masalah dengannya. Mata gadis itu seketika melebar ketika Aurel melangkah ke arahnya sambil membawa sebotol air mineral di tangannya.

Pyuur!

"Upsss, sorry," seringai jahat tercetak di wajah Aurel. "Ga sengaja."

Dengan segera, Aluna berdiri dari lantai kemudian langsung merebut botol air yang ada di gengaman tangan Aurel. Aluna menyemprotkan air yang tersisa di dalam botol ke arah gerombolan siswi itu.

"Shit!" Berbagai macam makian keluar dari mulut mereka.

"Lo berani-beraninya sama kita?" Tanya siswi dengan name tag'Sisil', ia melangkahkan kakinya mendekat kemudian mendengkus geli.

Aurel merotasikan bola matanya malas."Harusnya lo harus sopan sama kita-"

"Bacot lo!" Potong Aluna. "Gue ada salah apa sama lo semua?" Tanya gadis itu langsung ke intinya tanpa panjang lebar. Masalahnya yang sekarang sudah banyak, apalagi dengan Jihan yang mengganggunya akhir-akhir ini.

"Jauhin Ryano!" Pinta Aurel dengan nada mengancam.

"Emang Ryano itu pacar lo?" Tanya Aluna dengan ekspresi datar.

"Hm, soon."

Seketika Aluna menutup mulutnya, menahan tawanya.

"Ngapain ketawa?" Tanya Aurel geram.

"Lucu aja, lo bukan siapa-siapanya Ryan tapi ngelarang-ngelarang." Ucap Aluna.

Emosi Aurel semakin terpancing, tangan gadis itu naik menampar wajah gadis itu. Mata Aluna seketika melebar, rasa sakit di wajahnya terasa begitu nyata.

Aluna menatap tajam Aurel. "Nggak waras lo, ya?" Aluna hendak melangkah mendekat meraih wajah Aurel. Namun, Sisil dan beberapa temannya yang lain sigap menahan tubuh Aluna.

"Biar adil, satu lawan satu, bego!" Geram Aluna, gadis itu berusaha sekuat tenaga melepaskan diri dari segerombolan itu.

"Kalau satu lawan satu buat apa bawa temen?" Aurel mendengkus geli.

Gadis itu dengan segera mengmbil sebuah lipstik dari kantong baju seragamnya, lipstik berwarna merah terlihat mencuat dari ganggang lipstik itu.

Aurel melangkahkan kakinya mendekat, tidak lama kemudian, wajah Aluna kini penuh coretan merah lipstik. Aluna menahan emosinya mati-matian.

"Inget posisi lo, lo anak baru, ya? Jangan kegatelan sama Ryano, sini gue garukin yang gatel," ucapnya sambil menghempaskan dagu Aluna ke samping.

Pandangan Aluna kembali naik menatap manik mata Aurel. "Gue nggak takut sama curut kayak lo semua!" Ujar Aluna dengan nada yang di tinggikan.

FAKE SMILE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang