Chapter 20

29 12 0
                                    

Hari jadian Skala Kamandaka Putra dan Aluna Anastasia yang ke-11...

Ryano

Yan
Tolong jemput aku, dong

Kemana?

Aku mau ke makamnya Kala.

Hm

▪︎▪︎▪︎

Siang ini, Aluna dan juga Ryano akhirnya sampai di pemakaman. Udaranya sangat sejuk, pepohonan besar nan tinggi ada di sekeliling mereka.

Aluna dan Ryano melangkahkan kakinya menuju pagar hitam, kemudian membukanya perlahan. Mereka berdua duduk berjongkok di hadapan makam Skala Kamandaka Putra.

Aluna mengusap lembut batu nisan bertuliskan nama mantan pacarnya, Skala. "Kala, Luna kangen."

Ryano yang berada di sebelah Aluna pun hanya bisa merangkul pundaknya.

Saat dulu, Skala seringkali melindungi Aluna dari gangguan anak nakal di sekolahnya. Bahkan ketika Skala meninggal, lelaki itu meninggal di pelukan Aluna. Lelaki itu meninggalkannya begitu saja dengan kondisi yang mengenaskan. Mengingat hal itu membuat hati Aluna begitu sakit.

-

"Happy birthday, baby."

"Aaaa, kamu inget, baby Kal?"

"Inget dong, masa iya ulang tahun pacar sendiri lupa."

-

"Kamu tau nggak? Bedanya bintang sama kamu?"

"Nggak, emang bedanya apa?"

"Kalau bintang kan menyinari jagat raya, kalau kamu itu menyinari hatiku."

"Ihhh, bisa aja dehh!"

-

"Baby Kallllll,"

"Shhhh, jangan panggil aku pake nama panggilan itu di depan umum."

"Kan lucu."

"Serah."

"Yahhh, ngambek."

"Nggak."

-

"Yahhh, gosong deh kue-nya."

"Nggak masalah, ayo buat lagi, kali ini yang beda."

"Baby Kal, Luna mau dong buat yang rasa stoberi."

"Yaudah, ayo buat rasa stoberi semua."

-

"Kamu nggak boleh kenapa-kenapa, Lun."

"Kok gitu? Aku nggak boleh terluka tapi kamu kok boleh?"

"Soalnya, kalau kamu sampai kayak gini lagi, aku bisa sekarat."

-

"Baby Kal, enaknya duduk dimana, ya?"

"Di hatimu."

"Ihhh, bisa nggak sih, nggak usah ngombal? Bikin salting aja."

-

"Lun?"

"Apa, baby?"

"Kamu tau nggak? Aku hari ini lagi bad mood."

"Kenapa, Kal?"

"Aku ngecas hp dari tadi nggak penuh-penuh, cape tau."

"Lah? Terus, hp kamu berati lagi rusak dong."

"Mungkin kali, hp nggak penuh-penuh, yang penuh malah cintaku kepadamu."

"Baby Kal!!!! Ihhhhh!!"

-

"Baby Kal, kamu kalau marah itu kaya singa tau, tapi kalau di depan aku kok kamu kayak bayi?"

"Maksudnya pengen aku jadi singa didepan kamu, nih?"

"Nggak gitu, cuma nanya doang,"

"Yaudah, aku punya pertanyaan. Ikan apa yang bisa bucin?"

"Hah? Emangnya ikan bisa ngomong, ya? Nggak tau ah, apaan jawabannya?"

"I can falling love with u."

"IHHHH!!! KALA!!!"

-

Aluna memejamkan mata ketika masa indahnya bersama Skala tiba-tiba terlintas di benaknya.

Aluna membuka matanya lagi kemudian mencium batu nisan berwarna abu-abu milik orang yang begitu berati, Skala Kamandaka Putra.

Meskipun Aluna sekarang telah memiliki pengganti Skala, gadis itu masih belum bisa menghapus seorang Skala dalam hidupnya.

"I Love You... baby Kal."

To be continue....

FAKE SMILE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang