"Pinjem jaket yang lo pake," pinta Ryano dengan raut wajah yang tidak bersahabat.
Aluna menaikkan sebelah alisnya. "Kamu kenapa, Yan? Kamu sakit?" Tanya gadis itu khawatir, ia segera berdiri dari kursinya kemudian meraih wajah Ryano, memeriksa suhu tubuh lelaki itu.
Aluna terdiam, tubuh Ryano tidak terasa panas.
"Mau ke UKS?" Tanya gadis itu. Ryano menggeleng pelan.
Aluna semakin bingung, Ryano saat ini terlihat seperti anak kecil yang sedang mengerut.
"Ryano sudah mulai bergerak everybody!" Ucap Nio tiba-tiba dengan hebohnya dari depan papan tulis dengan nada yang tinggi, membuat Aluna dan si empu yang punya nama menoleh bersamaan.
"Yan, jangan diapa-apain temen gue," goda Lyla. Ryano memutar bola matanya malas begitu melihat Nio serta Lyla kini menatapnya dengan tatapan geli tercetak di wajah mereka.
Ryano kembali menatap Aluna, sebelum akhirnya menghela napas pelan.
"Lupain aja," ucap lelaki itu kemudian beranjak pergi dari hadapan Aluna. Namun, Aluna dengan segera menahan tangannya.
"Tunggu, Yan!" Aluna melepas jaket milik Atlas dari tubuhnya.
"Nih, Yan. Kamu jangan sampe sakit lagi, ya?" Ucap Aluna sembari menyodorkan jaket hitam itu ke arah Ryano.
"Wooooooo, minjem jakeeeet nihhh. Yan, gue ada jaket kalau lo mau pijam," goda Nio saat mengenal jaket yang berada di dalam genggaman Aluna. Jaket Atlas.
Ryano menoleh ke arah Nio sinis. 'Diem nggak lo!'
"Eyaakkk, tajam amat Mas tatapan you!" Ucap Nio lebay, sementara Lyla tertawa pelan melihat tingkah teman-temannya itu.
"Thanks," ucap Ryano setelah mengambil jaket hitam jahanam milik Atlas dari tangan Aluna. Namun noda merah di baju Aluna membuat Ryano terdiam sebelun akhirnya mengumpat kepada dirinya sendiri.
Lelaki itu lupa kalau tadi Aluna di siram air dan dicoret dengan lipstik oleh Aurel. Dengan gerakan cepat Ryano mengamankan jaket Atlas dengan memakai jaket itu.
"Bentar," pinta Ryano, membuat Aluna mengerutkan dahinya.
Lelaki itu segera melangkahkan kakinya ke arah loker yang berada di belakang kelas, ia kemudian mengambil hoodie berwarna navy dari dalam lokernya kemudian kembali berjalan menghampiri Aluna yang masih setia terlihat kebingungan dengan apa yang dilakukan Ryano.
"Pakai!" Pintanya sembari menyodorkan hoodie kesayangannya kepada Aluna dengan ekspresi datar.
"Hah?"
"Gue baru ingat, gue ada hoodie di loker," jelas Ryano. Aluna terdiam sebentar sebelum akhirnya tersenyum tipis, ia kemudian mengambil hoodie itu.
"Maaf, gue nggak tau kalau baju lo-"
"Makasih, Ryan." Aluna tersenyum tipis lalu dengan segera memakai hoodie itu.
Ryano mati-matian menahan ekspresinya, jujur saja wajah kebingungan Aluna terlihat menggemaskan di pandangan mata Ryano.
"KIW! KIW!" Nio serta Lyla kompak menggoda keduanya, "CUIT BANGET, DEH!"
Ryano kembali menoleh sinis. 'Awas aja! Nggak bakal gue kasih contekan lagi!'
Pasangan itu seolah mengerti dengan arti tatapan Ryano, mereka langsung terdiam. Namun, tatapan menggoda masih tercetak jelas di wajah mereka.
Tanpa berbicara, Ryano kembali duduk di kursinya dan mulai berpikir, jaket Atlas enaknya diapakan, ya? Di kembalikan? Di bakar? Di gunting? Di buang di tempat sampah?
To be continue....
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE SMILE
Jugendliteratur"Di peluk oleh luka, dikuatkan oleh rasa dan tawa untuk berpura-pura." ••• Jika banyak remaja ingin menjadi kaya, tapi tidak dengan Ryano Aldevaro. Cita-citanya hanya satu, "Mau disayang dan di peluk papa, Ryan pengen bunda sama papa nggak bertengka...