Chapter 3

64 20 0
                                    

"Gue suka sama lo."

Ryano tertegun mendapat pengakuan yang begitu tiba-tiba, terlebih pengakuan itu datang dari seorang gadis yang baru ia temui sebanyak dua kali.

"Kok lo diem? Bales dong!" Tanya Aluna ketika Ryano tak kunjung merespon ucapannya.

Ryano yang sadar dari keterkejutannya menghela napas pelan. Ia sebenarnya sudah lumayan sering mendapatkan pernyataan cinta dari lawan jenis, hanya saja... yang satu ini agak sedikit lebih... agresif?

Kali ini gantian tangan Ryano yang naik menggapai bahu Aluna, lelaki itu mendekatkan wajahnya dengan wajah gadis di hadapannya itu.

"Lo tau? Gue bisa nyium lo dari jarak sedekat ini," ucap Ryano pelan, lelaki itu berniat memberi gertakan pada Aluna. Namun bukannya takut, Ryano malah mendapati gadis itu tengah tertawa pelan.

"Ya udah,cium," tantang Aluna membuat Ryano kembali mematung untuk kesekian kalinya.

Aluna menarik tubuh Ryano lalu memojokkan cowok itu ke dinding di sebelahnya.

Bruk.....

Gadis itu mengurung tubuh besar Ryano dia antara dua lengan kecilnya.

WHAT THE HELL....

Ryano takut sekarang, kedua tangan cowok itu spontan naik melindungi dadanya. Tuhan,dia masih suci.

Aluna tersenyum tipis melihat wajah syok Ryano. "Gini doang masa takut sih?"

Ekspresi Ryano yang tadinya keget seketika berubah kembali datar, tangannya naik mendorong bahu gadis itu agar memberinya jalan.

"Lo ngerelain bibir lo untuk orang yang baru pertama kali lo temuin?" Tanya Ryano sembari merapikan seragamnya yang berantakan akibat ulah gadis itu.

Aluna hanya diam tidak menjawab pertanyaan Ryano. Tidak kunjung mendapat jawaban, Ryano akhirnya memutuskan untuk kembali melangkahkan kakinya ke kelas.

Aluna terdiam sejenak sambil memandangi punggung Ryano yang kian mengecil di pengelihatannya. "Hmm, ga sih."

Gadis itu mengejar Ryano, kemudian berjalan mengekor di belakang cowok itu.
"Baru bibir lo doang yang mau gue cium."

Bruk!!

Aluna memegang dahinya yang sakit karena tertabrak punggung Ryano, cowok itu berhenti tiba-tiba tanpa aba-aba.

"Lain kali lo ga boleh kayak gitu ke orang lain." Peringat Ryano tanpa menoleh seidkit pun.

"Ke lo boleh?" Tanya Aluna langsung, entah gadis itu terlewat polos atau terlewat bodoh.

Untuk kesekian kalinya Ryano kembali dibuat terdiam dengan Aluna. Laki-laki itu memutar tubuhnya dan langsung berhadapan dengan sosok kecil itu.

"Nggak," ucap Ryano singkat, pandangan matanya turun menatap bibir Aluna.

Sebelah alis Aluna naik. "Kenapa?" Tanyanya heran.

Ryano menghela napas pelan, bisa-bisanya gadis ini masih bertanya 'kenapa'. Jari-jemari Ryano perlahan bergerak naik menyentuh bibir Aluna.

Aluna membeku seketika begitu merasakan hangat jari-jemari Ryano di bibirnya.

"Ini..." Pandangannya kemudian naik menatap lekat mata Aluna.

"Berharga," sambungnya.

Aluna masih membeku dengan jari-jemari Ryano di bibirnya. Jantungnya terasa berdetak lebih cepat dibanding biasanya.

"Oke?" Tanya Ryano memastikan.

Aluna mengangguk pelan, ia sedari tadi sudah terhipnotis dengan mata indah milik Ryano, lelaki dengan pemilik sorot mata menenangkan.

FAKE SMILE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang