Ryano
Lun? Udah bangun?
Udaaaa
Kenapa, Yan?Ke danau, mau?
Sepagi ini?!
Hm
Aku udah di depan rumah kamu.Demi apa sih, Yan😭
Oke, aku siap-siap sekarang.Nggak pakai lama
Kita naik sepeda ke danau.-
Aluna yang rencananya ingin bersantai sambil menilis novel di minggu pagi itu buru-buru bangun dan bersiap saat mendapat pesan dari Ryano. Aluna dengan segera keluar dari rumaahnya setelah mencuci wajahnya dan mengganti pakaiannya.
Senyum lebar tercetak di wajah Aluna saat melihat Ryano duduk di atas sepeda dengan peluh di sekitar wajahnya.
"Tumben naik sepeda?" Ujar Aluna pelan sambil menghampiri lelaki itu.
Ryano tersenyum tipis. "Biar sehat," jawabnya singkat.
"Tapi jarak dari rumah kamu ke sini kan lumayan jauh."
Ryano menyugar rambutnya yang sedikit basah karena keringat. "Jadi ikut nggak?" Tanya lelaki itu.
"Tapi aku nggak ada sepeda," jawab Aluna.
Ryano menghela napas pelan, ia kemudian menepuk kursi penumpang yang sudah ia modifikasi di sepedanya khusus untuk Aluna.
"Kursi milik tuan putri."
Aluna tertawa geli di panggil tuan putri oleh Ryano. "Lagiiii!" Seru gadis itu.
Ryano menaikkan sebelah alisnya. "Apanya, hm?"
"Tuan putri!"
Ryano terkekeh pelan, tingkah aneh Aluna mulai kembali terlihat. "Khusus hari ini sama aku harus pakai 'Saya-kamu' biar romantis," pinta gadis itu semangat.
"Nggak mau," tolak Ryano yang langsung mendapat decakan kesal dari Aluna.
Ryano meraih sebelah tangan Aluna kemudian dengan cepat mengecup punggung tangannya singkat. "Ayo naik tuan putri, saya antar sampai tempat tujuan dengan selamat."
▪︎▪︎▪︎
Keduanya kini sampai di pinggiran danau setelah perjalanan yang cukup panjang. Ryano sesekali berhenti mengayuh sepedanya untuk beristirahat sejenak.
Aluna mendongakkan kepalanya sembari menutup mata menikmati udara pagi hari yang menyentuh kulit wajahnya.
"Disini sejuk banget, Yan." Ujar Aluna sambil memegang erat ujung baju Ryano. Ryano hanya tersenyum karena melihat senyuman tercetak di bibir gadis itu.
Aluna menarik Ryano untuk duduk di sebuah kursi yang terbuat dari susunan pohon besar yang telah tumbang.
"Lun?" Panggil Ryano pelan.
"Iya, Yan?"
"Kamu masih nulis cerita di wattpad, kan?" Tanya Ryano, gadis itu mengangguk sebagai jawaban.
"Kalau udah selesai... saya jadi pembaca pertama, boleh?"
Aluna yang saat itu menatap ke arah tengah danau kini menoleh ke arah Ryano. Lelaki itu terlihat memejamkan matanya membiarkan angin melewati seluk-beluk tubuhnya.
Gadis itu terdiam sejenak. Tangannya naik mengusap puncak kepala Ryano. "Boleh, kok, tenang aja."
"Kamu bawa kertas sama pulpen?" Tanya Ryano.
"Bawa, buat apa?" Sembari merogoh isi tas selempang yang ia sampirkan di atas bahunya.
Ryano tersenyum senang. Ia menerima kertas dan pulpen dari tangan Aluna.
"Mau ngapain, Yan?" Tanya Aluna. Namun, Ryano tidak menjawab. Lelaki itu memilih menyandarkan kepalanya di bahu kecil milik Aluna.
'List tempat yang ingin Luna kunjungi'
Aluna membaca sebait tulisan yang di tulis Ryano di atas kertas kosong itu.
"Dengan kemampuan yang saya punya sekarang, cuma bisa bawa kamu ke danau ini," ujar Ryano sembari menatap sendu kertas putih di genggaman.
"Saya tidak bisa berjanji, tapi saya ingin mencoba untuk buat kamu bahagia."
Aluna tidak menjawab, ia hanya diam mendengarkan perkataan Ryano.
Ryano menarik diri dari bahu Aluna, matanya menatap sendu gadis yang kini menatapnya dalam.
"Nanti saya ajak ke taman bunga yang sangat besar, mau?" Tanya Ryano.
Aluna terdiam sejenak. Ryano, mata lelaki itu memancarkan kesedihan meskipun bibirnya tersenyum manis.
"Ke Roma, Yan!"
"Roma? Taman bunga Rosti Municipale?" Tebak Ryano.
Mata Aluna seketika berbinar mendengar tebakan lelaki itu. "Kamu tau, Yan?!" Serunya.
Ryano mengganguk pelan. "Taman bunga terindah di Italy," tangan lelaki itu naik mengusap gemas puncak kepala Aluna." Mau ke sana?"
"Mau!! Ke sananya bareng, ya?!"
Ryano tersenyum tipis dan kembali menggangguk pelan. "Nanti kita kesana bareng."
To be continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE SMILE
Teen Fiction"Di peluk oleh luka, dikuatkan oleh rasa dan tawa untuk berpura-pura." ••• Jika banyak remaja ingin menjadi kaya, tapi tidak dengan Ryano Aldevaro. Cita-citanya hanya satu, "Mau disayang dan di peluk papa, Ryan pengen bunda sama papa nggak bertengka...