Chapter 14

30 12 0
                                    

Aluna mengusap pelan punggung Ryano, sementara lelaki itu melingkarkan lengannya ke pinggang ramping Aluna.

"Ini rahasia kita berdua, jangan sampai ada yang tau kalau gue nangis," gumamnya tidak melepaskan pelukannya kepada Aluna.

Aluna tersenyum tipis. "Dengan satu syarat," gadis itu terkekeh pelan.

Ryano melepas pelukannya perlahan. "Jadi pacar lo?" Tebak Ryano dan langsung mendapat anggukan kepala semangat dari gadis itu.

"Ogah," ucapnya, lelaki itu berbalik badan menatap laut.

Aluna berdecak sebal, ia kemudian berdiri di sebelah lelaki itu. "Kenapa sih? Padahal aku udah suka sama kamu lama." Tanyanya.

"Gampang loh jadi pacarku, Yan. Cukup di beliin bunga pas ulang tahun, di beliin boneka tiap ngambek, di ajak ke taman bunga tiap minggu, dinyanyiin tiap malam, dipeluk waktu sedih-"

Ryano menempelkan jarinya di bibir gadis itu. "Iya," balasnya singkat. Setelahnya lelaki itu kembali menatap laut.

Aluna menatap tajam Ryano. Apanya coba yang iya????? Iya jadi pacar Una atau gimana?????

Namun, helaan napas panjang Ryano membuat Aluna paham kalau lelaki itu masih sedih.

"Ah! I know!" Seru Aluna membuat Ryano menoleh.

Gadis itu melepas gelang berliontin bintang kemudian segera menyodorkannya ke hadapan Ryano.

Ryano mengerutkan kening setelah menerima gelang itu. Gelang ini...bintang...

Sedetik setelahnya, lelaki itu langsung tersadar dan pandangannya naik tidak percaya ke gadis di hadapannya.

-

"Ini sebagai simbol perhabatan kita, aku yang bintang dan kamu yang bulan."

-

"Una?" Tanya Ryano masih sangat terkejut dengan apa yang ada di hadapannya.

Aluna tersenyum tipis, ia kemudian melangkah maju mempertipis jarak keduanya. Jari-jemarinya naik menyisir rambut Ryano yang berantakan.

"Iya Ian, ini Una."

To be continue....

FAKE SMILE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang