"Enak?" Tanya Lyla sesaat setelah Nio dan Tio memakan kue brownis buatannya, uji coba untuk ulang tahun Aluna minggu depan.
"B aja, nggak ada yang sepesial," jawab Nio sembari kembali menyuapkan kue brownis ke dalam mulutnya.
Sementara Tio, lelaki itu memilih untuk diam tidak menjawab, ia menikmati keberkahan yang datang di siang bolong itu.
Lyla terlihat memutar bola matanya malas. "Sabar Ly, orang cerewet nan jahanam emang gitu," ucap gadis itu pada dirinya sendiri sambil mengusap-usap dada. "Awas aja lo, Nio! Nggak bakal gue bagi kalau buat lagi!" Lanjutnya.
"Dih, ayang bebeb Lyla kok ngancem?" Ucap Nio tidak terima.
"Bodo amat!" Balas Lyla lalu menjauh beberapa langkah dari Nio.
"Napa jauh-jauh? Sini dong, deket-deket cowo ganteng. Kapan lagi coba di deketin cowo ganteng?" Goda Nio, lelaki itu menarik tangan Lyla agar kembali mendekat ke arahnya.
"Najeesss!" Lyla berusaha melepaskan diri dari Nio. Namun, lelaki itu menggenggam tangannya begitu erat.
Nio terkekeh pelan. "Iya, iya, enak banget! Kapan sih ayang bebeb Lyla Novelina masak terus rasanya nggak enak?" Goda Nio kembali.
Lyla memberi Nio tatapan jijik. "Diem nggak lo?!" Ujar gadis itu, tidak tahan dengan tingkah Nio.
"Gue tau lo lagi salting, salting aja gapapa, gue iklas." Ucap Nio.
"Kepedean lo tuyul!" Jawab Lyla.
Satu tangan Nio naik mengacak-acak rambut Lyla gemas. "Kalau nggak sepede ini gue nggak bakal bisa dapetin hati lo, Ly."
Tio menghela napas pelan, ia tidak ingin menjadi nyamuk di sana. Lelaki itu memilih pergi keluar setelah menghabiskan kue brownis-nya.
Tio berjalan di koridor kelas sendirian dengan ekspresi cool seperti biasa. Walau ia kembar dengan Nio, sifat hangat dan tengil sama sekali tidak ada padanya.
Terkadang Tio merasa iri dengan kakaknya itu. Entah kenapa, setiap hal yang Nio lakukan selalu membuat keadaan ramai dan menghangat.
Bahkan, sekeras apapun usahanya untuk melampaui Nio, ia tidak pernah berhasil. Nio yang selalu santai dan bermain-main akan selalu lebih unggul darinya yang setiap malam bekerja keras untuk mendapatkan nilai terbaik.
To be continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE SMILE
Teen Fiction"Di peluk oleh luka, dikuatkan oleh rasa dan tawa untuk berpura-pura." ••• Jika banyak remaja ingin menjadi kaya, tapi tidak dengan Ryano Aldevaro. Cita-citanya hanya satu, "Mau disayang dan di peluk papa, Ryan pengen bunda sama papa nggak bertengka...