Senyum puas Langga terlukis ketika penggemar Authorblue makin membludak berdatangan. Acara penandatangan buku digelar juga hari itu. Makin banyak penggemar datang, maka makin sukses usaha Langga untuk membuktikan prestasi Star Media kepada sang papa. Bahkan Star Media sengaja meminta media pemberitaan di sosial media agar aktivitas mereka dijadikan bahan pembicaraan pula.Penerbit kecil seperti Star Media sukses melakukan event signing book untuk penulis ternama mereka, Authorblue. Banyak yang bersimpati kepada Siska, gadis yang bersembunyi di balik nama pena Authorblue, sebab masih menghargai 'rumah' penerbitan pertama bukunya. Bahkan setelah menjadi cukup terkenal, Siska tidak meninggalkan Star Media. Ia masih di sana menerbitkan buku-bukunya.
Sore setelah acara penandatangan buku, Langga kembali ke kantor penerbitan. Pasca rapat dua hari lalu, dalam rangka hari jadi sebuah platform menulis daring, Star Media diajak menjadi partner untuk menerbitkan buku. Langga tidak butuh waktu lama untuk meninjau kerjasama mereka dengan pihak platform, selama tidak merugikan pihak Star Media maka ia setuju setelah direktur utama Star Media menanyakan pendapatnya.
"Sejauh ini saya setuju dengan kerjasama dengan pihak Bookland, tapi saya butuh saran dari Pak Langga," kata si direktur dua hari lalu.
Entahlah, Langga juga tidak tahu mengapa pendapatnya amat penting. Namun, bukti nyata selalu ada, bahwa Langga mengedepankan keuntungan besar antara dua belah pihak saat bekerja. Menjadi partner Bookland-salah satu aplikasi novel daring-adalah satu langkah hebat. Langga memang memiliki ambisi untuk membuat Star Media bisa bersaing dengan Bahtiar Pustaka, tetapi dengan cara yang tentunya tidak merugikan pihak manapun, bahkan termasuk Bahtiar Pustaka. Sebab, ia masih waras untuk tidak menghancurkan mata pencaharian ayahnya sendiri.
"Permisi, Pak Langga." Terdengar suara Raki menyelamatkan Langga dari layar komputer.
"Silakan masuk!" Langga yang sedang melihat berita di sosial media tentang acara book signing Authorblue, langsung mengalihkan atensi. Rupanya si penulis kesayangan baru saja datang bersama Raki.
"Saya mampir sebentar untuk membicarakan event," kata Siska seraya duduk di sofa depan meja kerja Langga, tanpa diberikan perintah terlebih dahulu.
Sang pimpinan redaksi bangkit dari kursi setelah Raki meninggalkan ruangan. Ia duduk tidak jauh dari Siska, lalu memamerkan senyum ramah yang jarang sekali diperlihatkan. Hanya Siska yang lebih sering mendapatkannya.
"Selamat atas suksesnya book signing kamu. Antusias mereka luar biasa sekali," kata Langga.
"Mas Langga pasti senang juga. Saya yakin."
Langga tergelak sesaat. "Sepertinya orang-orang di sini tau apa yang saya suka."
"Uang memang membahagiakan, Mas."
Lelucon yang dibuat Siska membuat Langga sedikit tersenyum. Walaupun bagi Langga itu bukanlah sepenuhnya lelucon. Benar, memang benar bahwa Langga menyukai uang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Editoromance√
RomanceSea bermimpi menjadi editor profesional. Namun, di usia ke 24, ibunya mendesak agar Sea ikut kencan buta. Demi menghindari kencan buta, ia meminta seseorang menggantikannya. Ternyata itu tidak berjalan lancar karena rencana tersebut gagal total. Ke...