Saya membutuhkanmu dalam hal lain.
Iya, dalam hal apa? Kalimat Langga kemarin mengganggu Sea sepanjang hari. Bahkan saat hari sudah berganti lagi. Api semangatnya seperti terbakar kembali. Sehingga ia tidak sabar pagi ini untuk segera tiba di kantor penerbitan.
Surat pengunduran diri yang dibuatnya telah tenggelam di tong sampah, berbaur dengan kertas-kertas lain yang siap dibuang. Lupakan tentang resign. Kata-kata Vonny ada benarnya. Mencari pekerjaan tidaklah mudah, Sea setidaknya harus sedikit bersyukur.
Lingkungan pekerjaannya juga tidak buruk, sama sekali tidak. Rekan kerja pun tidak ada yang toxic, kecuali kadang omongan-omongan mereka yang meluncur sarkas dan kasar saat tertekan deadline. Oke, Sea memaklumi itu. Sebab, dia juga sama. Stres jika Raki atau Langga sudah menagih setoran naskah atau laporan dan sebagainya.
Akan tetapi, hei ... bukankah Sea sepatutnya bersyukur dan menikmati semua itu? Mana ada kerja yang mudah? Cukup dinikmati saja. Lagi pula, terlalu konyol jika Sea pergi hanya karena Langga membentaknya kala itu. C'mon, semua orang bukankah punya kesalahan?
"Kesalahan hadir, ya diperbaiki. Jangan kabur-kaburan." Begitulah pesan Tika ketika semalam berkunjung ke rumah Niken.
Tingkat kepercayaan diri Sea makin melonjak drastis menyentuh angka paling tinggi. Kobaran api semangatnya menjilat-jilat rasa percaya diri itu sehingga sekarang ia terdorong untuk maju. Bekerja sama lagi dengan penulis, membicarakan naskah, promosi, dan lainnya. Betapa menyenangkan hal itu.
Bukankah akan lebih menyenangkan jika membahas atau melakukan hal-hal yang kita sukai?
"Ma, aku nggak bisa menemani Mama sarapan pagi ini. Takut terlambat," kata Sea yang baru keluar dari kamar.
Seraya mengalungkan id card kepegawaiannya, ia bergegas menuju meja makan. Rambut ikalnya diikat agak tinggi, rapi, dan menyisakan poni tipis yang sedikit menutupi alis. Wanita itu tampil jauh lebih segar dari kemarin. Dengan setelan blazer peach, Sea siap untuk bertandang ke kantor.
Sejujurnya ia kangen suasana Star Media. Kangen Yessika dan teman-teman editor lain. Kangen si Managing Editor alias Mas Lesung Manis alias Raki yang pertama kali menarik perhatian. Kabar terbaru yang dia dengar dari Yessika, Raki sedang dekat kembali dengan mantan pacarnya. Syukurlah, Sea tidak susah-susah memupuk perasaannya dahulu untuk pria itu. Malas berhadapan dengan pria gagal move on.
"Kenapa muka Mama kelihatan kusut begitu? Aku biasanya kan emang nggak sarapan, Ma. Cuma makan roti saat berangkat, itu pun di bus," komentar Sea. Pasalnya pagi itu Niken terlihat aneh.
Bagaimana, ya? Sea sendiri bingung dengan ekspresi wajah mamanya. Niken-sejak kepulangan Langga dan Mbak Anjani kemarin-lebih banyak menghela napas. Lalu, pagi ini wajahnya tertekuk murung, menyimpan kekhawatiran serta kegalauan yang kentara.
"Ma, ada apa, sih? Ini aku nggak bisa lama-lama kalau Mama masih kayak gini." Sea melirik jarum jam. Padahal masih ada sisa tiga puluh menit sebelum jam kerjanya mulai. Namun, ia tidak mau repot karena harus berebutan naik bus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Editoromance√
RomanceSea bermimpi menjadi editor profesional. Namun, di usia ke 24, ibunya mendesak agar Sea ikut kencan buta. Demi menghindari kencan buta, ia meminta seseorang menggantikannya. Ternyata itu tidak berjalan lancar karena rencana tersebut gagal total. Ke...