05 - In the past

2.2K 124 12
                                    


Gimana kabar kalian?

Suka nggak sama cerita ini?

Kalau bagus bisa tag di instagram aku wgulla_ yaa

Love dulu buat part ini

Cerita ini agak kejam kejam banget cowoknya jadi siapin hati yaaa....

****

Serena berjalan dengan tertatih-tatih. Ia pikir keseleonya akan cepat sembuh. Namun tiba di rumah kakinya masih sakit. Ia takut kalau nanti tuannya itu datang lalu menyuruhnya aneh-aneh dengan keadaan kakinya yang seperti ini. Serena tahu pasti tuannya itu senang melihat ia tak berdaya seperti ini.

Selesai berganti baju, Serena pergi ke ruang tamu untuk mengambil gelas kotor. Tadi ada tamu bisnis Alvaska yang ke sini. Lalu ibunya menyuruhnya untuk membersihkan gelas-gelas kotor tersebut.

"Kaki kamu kenapa?" tanya Alvaska. Ia mengerutkan kening melihat sosok gadis itu berjalan dengan pincang. Mengingatkannya akan seekor kucing.

"Jatuh tadi di kelas tuan diselengkat temen."

Serena berharap dengan ia menceritakan hal ini Alvaska akan iba. Lalu menyuruhkan untuk istirahat. Meski ia tahu hal itu tidak mungkin. Iblis kejam seperti Alvaska tidak akan mungkin melakukan hal itu.

"Ah, jadi begitu. Saya jadi teringat kejadian 6 tahun lalu, ada kucing yang jalan seperti itu."

Deg!

Serena kalau mengingat itu rasanya mau marah. Peristiwa di mana kucing kesayangannya harus kehilangan kakinya akibat manusia iblis satu ini. Alvaska dulu mematahkan kedua kakinya. Pria itu terlihat psikopat ketika melakukan itu. hal itu yang membuat Serena sampai menangis berbulan-bulan karena kucing kesayangannya harus menderita dan dua bulan kemudian kucingnya yang bernama Rayen itu meninggal.

Satu kata untuk Alvaska kejam!

"Kucing yang dulu saya patahkan kakinya kamu ingat?"

'Sialan!' ingin rasanya Serena mengumpat namun ia hanya bisa menyimpan hal itu dalam hati. Ia tidak suka hal ini, bisa-bisanya pria itu tertawa setelah mengatakan itu, memang tidak punya hati. Padahal kucing adalah hewan yang lugu dan lucu tapi pria itu dengan kejam mematahkan kaki kucing itu. Memang tidak berperikemanusiaan.

"Kamu sedih?"

'Pake nanya?' siapa yang tidak sedih kalau hewan peliharaan kita dipatahkan kakinya. Apalagi kucing itu hanyalah hewan tidak berdaya. Disiksa demikian rupa. Memang tuannya satu ini aneh dan rasanya Serena ingin sekali mematahkan kaki pria ini.

Hanya saja Serena sadar kalau ia tidak bisa melakukan hal itu pada tuannya. Serena hanya bisa tersenyum kecil. Lebih baik ia mengalah dari pada harus bertengkar dengan iblis satu ini.

"Kenapa diamm saja? Kamu rindu sama kucing kamu yang mati itu?"

"Iya," jawab Serena.

"Kalau kamu menggoda saya seperti semalam, maka nasib kamu akan sama seperti kucing kamu." Mendengar hal itu membuat bulu kuduk Serena merinding. Ia menatap kakinya yang masih sakit, kalau dipatahkan oleh Alvaska ia tidak akan bisa berjalan. Membayangkan itu saja membuatnya sedih.

"Enggak tuan, saya nggak akan pakai baju seperti semalam." Serena menjawab dengan cepat. Ia tidak mau hal seperti semalam terjadi. Terlebih lagi ia sampai memimpikan diciumi oleh Alvaska. Tanpa sadar pipi Serena memerah membayangkan apa yang terjadi di mimpinya. Mana Alvaska terlihat begitu gagah di mimpinya. Jantung Serena berdebar.

"Kenapa pipi kamu merah?" tanya Alvaska.

"Enggak kenapa-napa tuan."

"Saya mau bawa ini ke dapur." Tak ingin berbicara lebih lama dengan Alvaska. Serena dengan cepat mengemasi gelas kotor yang berada di atas meja. Jangan sampai Alvaska sadar kalau pipinya memerah karena mengingat mimpi erotisnya semalam. Serena malu sekali jika mengingat mimpi itu. Kemudian Serena pergi ke dapur untuk membawa gelas-gelas kotor tersebut.

***

Alvaska terdiam melihat kepergian Serena yang berjalan tertatih-tatih ke dapur. Ada-ada saja jatuh di sekolah sampai bisa seperti itu atau mungkin ada yang membullynya di sekolah. Memikirkan hal itu membuat Alvaska kesal. Meski ia ingin membuat Serena menderita, tapi ia tak suka jika ada orang lain yang menyiksa Serena selain dirinya. Hanya dia saja yang boleh menyiksa Serena orang lain tidak boleh. Jika itu benar terjadi tentu saja Alvaska akan membuat perhitungan pada orang itu karena sudah berani menyentuh mainannya.

Semenjak kematian mamanya, hati Alvaska jadi mati. Ia tidak peduli dengan orang-orang. Tidak ada rasa kasihan, yang ada justru sebaliknya ia jadi kejam dan suka menyiksa orang-orang. Bahkan di kantor ia terkenal dengan bos yang kejam. Ia kejam karena ia tak ingin harta miliknya dikuasai oleh adiknya. Ayahnya menikah lagi hal itu membuat hati Alvaska tambah hancur. Ia bersumpah tidak akan membiarkan istri baru dan anak itu mendapatkan sepersenpun harta ayah. Hanya ia yang boleh memilikinya. Ia egois dan ia tak suka berbagi.

Hal tergila yang dilakukan Alvaska adalah masuk ke dalam kamar Serena. Ketika gadis itu tertidur. Karena kejadian semalam ia jadi bergairah. Ia sudah mencoba menuntaskan dengan mandi air dingin, tapi pikirannya terus tertuju pada gadis itu. membuatnya nekat masuk ke kamar Serena. Ia mencium dan menyentuh tubuh gadis itu meski tak sampai ke hal yang lebih. Untungnya gadis itu mengira kalau itu hanya mimpi.

"Pasti pipi Serena merona tadi karena memikirkan hal semalam."

Alvaska kemduian menggelengkan kepala. Ia tidak boleh terlena. Ia takut nanti rencananya balas dendam jadi kacau. Ia tidak akan melakukan hal itu lagi. Cukup semalam saja disaat ia kehilangan kendali. Tidak untuk lain kali.

***

Serena bersyukur ia kira Alvaska akan menyuruhnya aneh-aneh. Ternyata tidak, ia sedang mencuci gelas bekas tammu-tamu Alvaska tadi.

"Sudah selesai?" sebuah suara membuat Serena menoleh. Ia terkejut mendapati sosok Alvaska di belakangnya. Hampir saja Serena memecahkan piring di gengamannya.

Serena menarik napas sebentar, lalu mencuci tangannya. Ia membalikkan badan hingga berhadapan dengan sosok pria arogan itu. Ia merasa tidak nyaman dengan tatapan pria itu.

"Sudah mau selesai, ada yang bisa saya bantu tuan?" tanya Serena. Ia yakin pasti ada hal yang ingin Alvaska lakukan. Padahal Serena sudah senang karena Alvaska tidak akan menganggunya ternyata salah. Pria itu pasti akan mencari-cari hal agar bisa membuatnya kesusahan. Ia hanya bisa bersabar.

"Tolong ganti seprei di kamar saya." Mendengar itu membuat Serena merinding. Ia jadi takut. Kenapa harus ia yang mengganti seprei pria itu. lagipula baru dua hari yang lalu ia ganti. Serena menelan ludah. Tiba-tiba bayangan Alvaska menyentuhnya di kamar pria itu tergambar. Gila! Ia malah berhalusinasi berciuman di kasur bersama pria itu. Tidak boleh! Hapus semua pikiran mesum kamu Serena.

"Iya tuan, saya akan ganti."

"Saya tuunggu di kamar." Serena menelan ludah, mendengar hal itu. Kenapa pria itu bilang seperti itu? kenapa juga Alvaska harus menunggunya di kamar. Bukankah biasanya jika ia bersih-bersih di kamar tidak ada pria itu. Mana bisa ia membersihkan kamar pria itu sambil diliatin. Justru yang ada ia merasa terintimidasi bahkan seperti kucing yang dimangsa harimau.

"Gini amat cobaan." Serena mengeluh, semoga saja ia bisa melewati cobaan yang penuh rintangan ini. Dan semoga Alvaska tidak memangsanya di dalam kamar pria itu. Lagipula Alvaska mana berani melakukan hal itu padanya.

****

Gimana cerita ini?

Lanjut or no?

Spam 1 buat lanjutt

100 komen baru lanjut yaaa

follow instagram aku wgulla_

gulla

istri sahnya jaehyun

Trapped With The Boss | Alvaska (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang