43 - I am fallin in love with Serena

789 76 30
                                    



Serena merasa asing dengan tempat ini. Ia menatap sekeliling ia berada di sebuah kamar yang tidak ia ketahui siapa pemiliknya dengan tangan terikat. Terakhir kali ia ingat kalau ia sedang berada di halte bersama seorang ibu-ibu yang mengingatkannya akan mamanya. Lalu semuanya gelap. Ia bingung sekali kenapa ia di sini? Apa ia diculik? Tapi siapa? Untuk apa menculiknya?

Pikiran Serena tiba-tiba teringat satu nama yaitu Marsha. Gadis itu sempat membencinya karena ia dekat dengan Alvaska. Apa Marsha tahu ia hamil anak Alvaska jadi menculiknya? Memikirkan hal itu membuat Serena merinding, tapi bukankah Marsha sudah dihukum oleh Alvaska jadi tidak akan berani mendekatinya lagi. Lalu kalau bukan Marsha siapa?

"Sudah bangun?" suara seorang wanita membuat Serena menoleh.

"Anda siapa? Kenapa saya di sini?" tanya Serena pada wanita asing itu. Jujur ia tak mengenali wanita itu.

Lea tertawa kecil, sudah ia duga kalau Serena tak mengenalinya. Ia jarang sekali ke rumah Alvaska, hingga Serena tak tahu kalau ia adalah tante dari Alvaska. Adik tiri dari ibu Alvaska.

"Saya Lea, tante dari Alvaska." Mendengar itu membuat Serena terkejut, ia mengerjapkan matanya. Ia jadi takut, kenapa tantenya Alvaska malah menyekapnya? Apa salahnya? Apa dia tak suka ia berhubungan dengan Alvaska?

"Kamu tau saya adalah orang yang membunuh ibu dan ayah kamu." Detik itu juga Serena tambah terkejut. Ia membuka mulutnya, ia kehabisan kata-kata. Fakta itu menampar hatinya, menyayat luka lamanya. Tanpa ia sadari air matanya turun membasahi pipi. Ia menggelengkan kepala tak percaya. Kalau selama ini ia kehilangan keluarganya karena wanita itu. tapi kenapa?

"Kenapa anda setega itu pada saya? Apa salah saya pada anda? Kenapa anda membunuh orangtua saya?" dengan bergetar dan suara yang serak menahan tangis Serena mengatakan itu.

"Karena ibu dan ayahmu tahu kalau saya yang membunuh ibu dari Alvaska. Saya tidak akan membiarkan siapapun yang tahu tentang hal ini hidup, begitu juga kamu dan anak kamu." Serena langsung panik, ia menatap kea rah perutnya. Bagaimana bisa wanita itu tahu kalau ia hamil? Ia tidak mau anaknya yang tidak bersalah ini ikut dalam hal ini.

Ternyata dalang di balik pembunuhan ibu Alvaska adalah tantenya sendiri. Padahal Alvaska selama ini melampiaskan amarahnya itu padanya. Rasanya dunianya tak adil. Ia harus kehilangan keluarganya dan ia harus masih jadi pelampiasan dari pria itu. ia tak bersalah dan tak tahu apa-apa. Kenapa dunia kejam sekali padanya?

"Kamu pasti terkejut bukan saat tahu ini, ayahmu dulu terlibat hutang judi yang sangat banyak bahkan sampai ratusan juta, lalu saya menawarkan diri untuk membantunya dengan syarat ayahmu itu mau membunuh ibu Alvaska. lihat sendiri keserakahan ayahmu, demi uang dia bisa melakukan apapun. Ayahmu pikir semua masalahnya selesai setelah membunuh, aku tak akan membiarkan dia mengancamku dan menyebut namaku di kantor polisi maka dari itu aku membunuhnya." Lea tertawa ketika mengatakan itu. Sedangkan Serena menangis, ia tak menyangka kalau apa yang Alvaska katakan benar, ayahnya suka bermain judi, apa benar juga kalau ayahnya selingkuh? Padahal ayahnya terlihat baik.

"Dan kematian ibumu tentu saja aku yang melakukannya, karena ibumu sudah tahu kalau aku dalang dibalik kematian ayahmu itu. Sekarang giliran kamu dan bayi kamu yang akan menyusul keluargamu itu."

"Asal kamu tau tak ada yang bisa menyelamatkanmu selain Alvaska sekarang? Kamu tau apa yang dia bilang tadi disaat aku mengatakan padanya kalau aku akan membunuhmu dan anaknya yang berada di kandungamu. Dia bilang bunuh saja Serena. Benar-benar iblis yang kejam tidak peduli dengan nyawa anaknya sendiri."

Tangis Serena semakin kencang, ia tak menyangka kalau Alvaska mengatakan itu. Padahal akhir-akhir ini pria itu sangat bersikap baik padanya. Ia selalu dimanjakan dan diratukan oleh pria itu. Namun kenapa tiba-tiba pria itu berubah? Apa Alvaska kecewa karena tahu ia hamil? Pria itu pasti marah karena ia mengandung anaknya? Apa yang harus Serena lakukan? Jujur hatinya sudah jatuh cinta pada Alvaska. mendengar kalau Alvaska tak mau menyelamatkannya dan anaknya membuat hatinya sangat sakit. Jadi selama ini ia hanya cinta sendiriann? Pria itu hanya menganggapnya sebagai pemuas nafus?

Serena mendesah, lantas apa lagi yang ia harapkan dari iblis kejam itu? Iblis itu tak punya hati, tentu saja.

****

Alvaska dan Rangga berada di sebuah bar. Alvaska frustasi karena tidak tahu di mana keberadaan Serena. terlebih lagi saat ia tahu kalau gadis itu hamil anaknya. Sekarang nyawanya terancam, ia tahu Lea. Wanita itu nekat, tidak pernah sayang nyawa, siapapun yang menghalanginya akan dibunuh.

"Gue gak pernah liat lo selemah ini."

"Katanya lo cuma manfaatin Serena aja buat jadi pemuas nafsu lo, karena dia udah bunuh mama lo. Sekarang lo tahu Serena ilang aja udah galau begini. Jangan bilang kalau lo udah mulai suka sama Serena?"

Alvaska mengambil gelas lalu menuangkan botol berisi alkohol ke gelasnya dan meminumnya. Ia tertawa mendengar itu, apa yang Rangga bilang benar. Ia tak hanya suka pada Serena tapi sudah cinta. Cinta sampai gila. Seharusnya ia biasa saja disaat Lea mengancamnya mau membunuh Serena. ia harus memilih antara ibunya atau Serena. Hanya saja hati kecilnya memberontak, tak mau kehilangan Serena.

"Dia hamil anak gue."

"Bangsat lo! Gue gak ngira kalau lo bakal sebejat ini."

"Trus gue harus lakuin apa? Gue gak bisa ngelakuin apa-apa. Lea bilang dia mau bebasin Serena dan anak gue, dengan syaarat gue harus nyabut tuntutan dia di polisi. Gue gak bisa biarian itu terjadi. Gue bingung."

"Lemah? Seorang Alvaska nyerah? Kalau lo bisa milih mereka semua kenapa harus ngorbanin salah satu? Pasti ada cara, gue juga yakin kalau lo sampai kehilangan Serena dan anak lo, pasti lo makin menderita."

Apa yang Rangga katakan benar, kalau ia membiarkan Lea melenyapkan Serena maka ia akan menyesal seumur hidup.

"Lo itu udah jatuh cinta sama Serena. Lo sanggup kehilangan dia selama-lamanya?" Alvaska menggelengkan kepala. Membayangkan ia tak hidup bersama Serena membuat dirinya frustasi. Apa ia bisa hidup tanpa memeluk tubuh gadis itu?

BUGH!!!

Tiba-tiba seorang pria datang memukul Alvaska hingga jatuh. Semua mata menoleh, ke arah pria itu. Alvin marah mendengar semua itu. Ia tak menyangka kalau Serena harus menghadapi semua ini sendirian. Ia menarik kearah kemeja Alvaska lalu memukul pria itu lagi, tapi dengan cepat Alvaska menangkisnya.

"BAJINGAN!! TEGA ANDA MELAKUKAN ITU PADA SERENA! DIA CUMA CEWEK LEMAH. KALAU DARI AWAL SAYA TAHU SERENA DIPERLAKUKAN SEPERTI INI. SAYA AKAN BAWA SERENA MENJAUH DARI ANDA."

Alvaska terkejut melihat Alvin. Ia tahu Alvin adalah orang yang menyukai Serena. Jadi anak itu mendengar semuanya.

Rangga yang melihat itu tak tinggal diam. Ia mencoba melerai. Ia juga memanggil pihak keamanan.

"Kalau sampai Serena kenapa-napa, saya pastikan saya akan merebut Serena dari anda."

Perkataan itu membuat Alvaska marah. membayangkan Serena menjadi milik Alvin ia tidak akan membiarkan itu. Ia hendak menyerang Alvin, tapi untungnya ada pihak keamaanan. Mereka berdua dipisahkan. Terutama Alvaska dibawa keluar klub begitu juga Alvin.

Rangga membawa Alvaska masuk ke dalam mobil. Ia tak ingin ada kericuhan lagi. Jangan sampai Alvaska mengamuk dan menghancurkan

"Rangga, gue bakal nyelamatin Serena dan anak gue. Gue sadar gue udah cinta sama Serena. gue gak bisa kehilangan dia."



**

Mau lanjut?

Spam next di sini!!!

Love you

Gulla
. Istrinya Jeno.


Trapped With The Boss | Alvaska (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang