Gimana kabar kalian?
Suka nggak sama cerita ini?
Kalau bagus bisa tag di instagram aku wgulla_ yaa
Love dulu buat part ini
Cerita ini agak kejam kejam banget cowoknya jadi siapin hati yaaa....
****
"Kok Alvin mau sih deket sama anak pembantu," ujar Lexi salah satu teman sekelas Serena.
Di kelas ada beberapa anak yang memang tidak menyukai Serena. Mereka tidak suka Serena karena mereka berpikir Serena itu kampungan, anak pembantu, miskin dan nggak level. Terlebih barang yang di miliki Serena bukanlah barang bermerek. Mengingat Serena sekolah di SMA swasta elit.
"Gue yang jelas lebih cantik dan berkelas dari pada Serena aja, dicuekin sama Alvin. Nggak adil banget. Gue kurangnya apa?" Mila seakan tak terima kalau ia kalah saing dengan Serena.
"Biasa cewek high value kayak kit amah jarang di lirik cowok, cowok lebih suka modelan cewek matre dan ani-ani." Ashila tak mau kalah menimpali ucapan Mila.
"Iya, kamu bener shila, liat aja banyak cewek tulus full effort pasti selalu disia-siain cowok, dan cowok lebih milih cewek matre. Tau sendiri, si Alvin suka nerakir Serena kalau makan di kantin." Lexi ingat kalau Alvin sering membayari Serena, walau Serena menolak tapi akhirnya di terima juga.
"Gimana coba nyadarin ke Alvin kalau Serena itu matre." Mila kesal, ia ingin Alvin sadar kalau Serena itu tidak tulus. Serena hanya mau uang dari Alvin. Ia kasihan melihat Alvin yang diporotin oleh Serena.
"Satu-satunya cara kalau ngak bisa bikin Alvin sadar, kita bikin Serena sadar diri kalau dirinya itu cuma cewek rendahan yang nggak pantes buat Alvin. Dia itu cuma manfaatin Alvin. Kita labrak Serena."
"Kamu bener Ashila."
"Eh, itu anaknya dateng."
Serena orang yang mereka bicarakan datang. Melihat Serena membuat ke tiga anak itu kesal. Mila menatap sinis ke arah Serena, hal itu membuat Serena takut. Ia juga berpikir apa salahnya hingga di pandang sedemikian rupa. Perasaan ia tak berbuat apapun.
Serena menghembuskan napas, ia berusaha untuk berjalan santai. Ia merasa ada yang aneh dengan ketiga orang itu, padahal sebelumnya mereka tidak pernah menatapnya dengan tatapan intimidasi seperti itu.
Ketika Serena hendak ke bangkunya, tiba di depan ketiga orang itu. Lalu ia merasakan kakinya diselengkat hingga Serena terjatuh di lantai. Hal itu membuat anak-anak menatapnya.
Kaki Serena sakit terpelintir. Ia merintih kesakitan. Bukannya menolong Mila dan teman-teman malah mentertawakannya. Melihat itu membuat Serena menatap ke tiga orang itu. ia tahu kalau Mila sengaja melakukan itu padanya.
"Arghh sakit."
"Maaf, nggak sengaja." Serena tahu kalau Mila sengaja melakukan itu.
Tiba-tiba Alvin datang menghampiri Serena. Ia khawatir melihat Serena yang terjatuh. Ia dengan sigap membantu Serena.
"Kamu nggak papa?"
"Sakit kaki aku, kepelintir."
Mendengar itu Alvin langsung menggotong Serena. Ia mengangkat ala bridal style. Anak-anak di kelas yang melihat itu terkejut. Begitu juga dengan Mila yang awalnya hanya ingin mengerjai Serena. Ia ikut terkejut bahkan sampai membuka mulutnya. Ia tak terima kalau Alvin menggendong Serena seperti itu. ia jadi iri. Ia menyesal. Terlebih Serena diperlakukan seperti cewek-cewek di film yang sering ia tonton.
"Kok si babu jadi di gendong."
"Biasa caper itu, bilang sakit biar di gendong." Teman-teman Mila berusaha menenangkan Serena. Mereka juga tak habis pikir dengan Alvin yang mau menggendong Serena. Mereka tahu kalau Serena sengaja agar dikasihani oleh Alvin. Mereka kesal karena Serena tidak tahu diri.
Alvin membawa Serena dengan hati-hati ke UKS. Hal itu membuat pasang mata yang tak sengaja di lewati mereka menatap ke arah Alvin dan Serena. Banyak rombongan yang mereka lewati. Hal itu membuat Serena malu, ia sampai menutup wajahnya meski itu gagal. Ia baru kali ini menjadi pusat perhatian. Ia juga terkejut karena Alvin reflek menggendongnya.
Tiba di UKS. Alvin meminta petugas PMR untuk merawat Serena. Sedangkan Alvin menunggu Serena duduk tak jauh dari mereka.
***
"Makasih ya Alvin udah nolongin aku. Padahal aku cuma keseleo biasa tau."
Serena dan Alvin berada di kantin mereka makan siang berdua. Kaki Serena sudah membaik meski ia belum bisa berjalan dengan normal karena diselengkat tadi.
"Reflek tadi itu, soalnya takut kamu kenapa-napa. Kok bisa yak amu jatuh, emang kamu kenapa?" tanya Alvin ingin tahu. Ia penasaran dengan apa yang terjadi pada Serena.
Serena terdiam ia tidak mungkin menjawab kalau ia jatuh karena diselengkat oleh Mila. Ia juga tak punya bukti untuk menuduh. Takut nanti Alvin malah memarahi Mila. Ia tidak ingin masalahnya jadi panjang. Apalagi sampai menimbulkan pertengkaran.
"Nggak tau, mungkin aku kesandung sesuatu. Aku jaalan sambil melamun salah aku."
"Lain kali hati-hati," ujar Alvin.
"Iya."
"Kamu mau makan apa, biar aku traktir."
"Ih, kamu traktir mulu."
"Nggak apa-apa santai aja kayak sama siapa."
Serena terdiam, jujur ia tak enak karena Alvin sering kali mentraktirnya. Ia merasa berutang budi. Alvin terlalu baik untuknya bahkan sampai menolongnya ketika ia susah seperti tadi. tidak seperti bosnya, yang justru senang melihat ia sengsara. Serena jadi kesal kalau memikirkan perihal Alvaska.
Dan bisa-bisanya semalam ia bermimpi perihal pria itu. parahnya lagi mimpi dicium. Tapi ia merasa mimpi itu nyata. Ia bahkan masih bisa merasakan bibir Alvaska yang menciumi leher dan tubuhnya. Mengingat itu membuat tubuh Serena merinding. Lalu ia menggelengkan kepalanya, karena berpikiran mesum seperti itu. apalagi ini masih di sekolah.
"Mikirin apa?" tanya Alvin, merasa aneh karena Serena hanya diam saja dari tadi.
"Ah, itu bukan apa-apa."
"Beneran?"
"Iya," ujar Serena. Mana mungkin ia jujur, kalau ia memikirkan sedang dicium Alvaska. Itu adalah hal yang gila.
Serena kemudian melihat ke arah kakinya yang keseleo. Ia takut jika nanti sampai di rumah di suruh macam-macam oleh Alvaska. Sedangkan kakinya lagi sakit. Ia pasti bisa gila. Semoga saja ia tidak di siksa nanti di rumah.
"Hari sabtu beneran, kan kita nonton?" tanya Alvin memastikan.
"Iya bener kok, aku udah bilang sama ibu aku. katany boleh."
"Yes, akhirnya kita bisa nonton."
"Aku juga seneng kok, aku udah lama nggak keluar main."
"Kamu sibuk kerja."
"Namanya pembantu. Oh iya, Alvin pulangnya jangan malam-malam ya. Ibu aku bilang begitu."
Serena sebenarnya tidak ingin pulang malam juga karena tidak mau bertemu dengan pemilik rumah, alias Alvaska. Ia takut sesuatu yang buruk terjadi padanya. Entahlah sekarang ia harus waspada. Mengingat kejadian semalam di mana ia hampir di terkam oleh Alvaska. Salahnya juga yang memakai pakaian terbuka. Serena berjanji tidak akan memakai pakain seperti itu lagi. Demi menjaga dirinya.
"Okey, lagian nggak sampai malam. Aku kan udah bilang kita berangkat agak siangan aja. Biar bisa pulang cepet."
"Siap Kapten!!" mendengar itu tangan Alvin mengelus puncak kepala Serena. Entahlah meski Alvin sering melakukan itu padanya Serena tidak tersipu. Ia merasa apa yang dilakukan Alvin itu biasa saja. ia hanya menganggapnya sebagai teman sekelas tidak lebih.
****
Gimana cerita ini?
Lanjut or no?
Spam 1 buat lanjutt
100 komen baru lanjut yaaa
follow instagram aku wgulla_ yaaaa
gulla
istri sahnya jaehyun
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped With The Boss | Alvaska (21+)
Romancewarning ada konten dewasanya !!! ada beberapa adegan kekerasan dan bahasa kasar!! Alvaska suka sekali membuat Serena menangis. Di mata Alvaska semakin cantik Serena semakin ia ingin membuat Serena menangis. Ia ingin membuat gadis itu hancur di gengg...