37 - Alvin Jealous

1.1K 63 20
                                    


Halo masih ada yang baca??

Makasih udh baca 🤍🤍

Love dulu buat part ini 🤍🦋

****


Serena tiba di sekolah. Seperti biasa ia hendak menyapa Alvin yang baru tiba. Cowok itu masuk ke dalam kelas untuk duduk di kursinya. Melihat sosok Alvin membuat Serena senang.

"Alvin," panggil Serena dengan nada yang ceria.

Mendengar panggilan Serena, Alvin hanya menoleh sebentar, lalu melengos menganggap seakan tidak ada yang terjadi. Mendapati reaksi Alvin yang seperti itu membuat Serena terkejut. Ia sedih, apa yang terjadi pada Alvin? Kenapa pria itu seakan tak mau menatapnya?

Alvin seakan tak mau membalas sapaannya. Biasanya Alvin tidak seperti itu. Alvin tak pernah cuek padanya, Alvin setiap melihatnya akan berlari ke arahnya lalu tersenyum dan menyapannya penuh cinta. Namun sekarang berbeda. Ada apa? Apa ia membuat kesalahan?

Serena menunduk, ia sedang memikirkan apa kesalahannya. Ia merasa ketakutan. takut kalau Alvin akan meninggalkannya.

Tak ada perubahan, Alvin seolah melengos tak peduli dengan kehadirannya. Serena yang melihat itu menelan saliva. Ia menghampiri sosok Alvin yang duduk di meja. Cowok itu sibuk mengeluarkan buku dari dalam tas.

"Alvin," panggil Serena sekali lagi.

"Apa?"Alvin menjawabnya dengan ketus. Ia enggan menatap gadis di hadapanya itu.

Serena rasa Alvin berubah. Tidak pernah ketus seperti itu padanya. Cowok itu selalu ramah dan perhatian padanya, cowok itu juga antusias setiap melihatnya tapi sekarang. Semuanya seakan berubah. Alvin seakan tak mau dekat dengannya.

"Kamu marah sama aku?"tanya Serena. Ia sakit ketika tahu Alvin seakan tak mau berbicara padanya. Apa salahnya? Apa ia membuat kesalahan?

"Aku mau belajar dulu, nanti aja ngobrolnya." Alvin mengusir secara halus. Meski tidak menggunakan bahasa yang kasar tetap saja hal itu membuat Serena sakit. Ia merasa seperti dibuang dan dicampakkan begitu saja. Apa yang membuat Alvin marah padanya.

"Maaf kalau aku ada salah sama kamu."

"Pergi Serena, aku tidak sedang mood untuk berbicara."

Tak mau membuat Alvin semakin kesal, Serena memutuskan untuk pergi ke tempat duduknya semula. Ia sedih, matanya menatap sendu ke arah Alvin. Apa alvin marah karena semalam ia tidak bisa bertemu dan membatalkan janjinya semalam.

Alvin memang sengaja bersikap dingin. Ia marah karena semalam memlihat Serena jalan berdua bersama tuannya, padahal mereka ada janji. Serena lebih memilih bersama tuannya, dan membatalkan janji mereka. Alvin cemburu karena Serena lebih memilih Alvaska dibandingkan dirinya. ia rasa Serena sepertinya menyembunyikan sesuatu padanya.

Alvin takut kalau apa yang pernah Mila katakan benar, kalau Serena adalah simpanan tuannya. Hal yang tidak pernah ingin Alvin dengar.

****

Serena berada di dalam mobil Alvaska. Ia hanya menunduk sedari tadi. Ia masih kepikiran perihal ALvin yang tiba-tiba menjauh darinya. Sejak pagi hingga pulang Alvin sama sekali tak mau berbicara padanya.

"Kamu kenapa diam saja dari tadi?" tanya Alvaska menyadari tingkah aneh gadis yang berada di sebelahnya itu.

Lalu pemandangan di mana Alvin cemburu melihat ia dan Serena semalam tergambar di kepalanya. Hal itu membuat Alvaska tersenyum tanpa sadar. Jangan bilang kalau seharian ini Alvin menjauhi Serena.

Bagus! Itu artinya Alvin sadar kalau cowok itu pecundang yang tak tahu diri.

"Tidak kenapa-napa tuan."

"Memikirkan pria lain selain saya?"

"Tidak!!!" Serena menjawab dengan cepat, tak ingin kalau ia salah jawab, nanti ia bakal di cium di dalam mobil ini. Ingatkan dia kalau Alvaska adalah pria paling mesum yang pernah ada.

"Kalau saya sampai tahu kamu memikirkan pria selain saya, maka saya tak akan segan untuk mencium kamu di mobil ini."

"Engak tuan, lagi pula memang tuan bisa baca pikiran saya."Serena menantang Alvaska.

"Jangan remehkan saya, saya tahu apapun tentang kamu."

Mendengar itu membuat Serena terdiam. Ia jadi ngeri karena memang Alvaska itu seperti bisa membaca pikirannya, dan tahu apa saja yang ia lakukan. Kadang ia penasaran kenapa pria itu tahu segalanya tentangnya.

"Tuan kenapa posesif sekali sama saya, bukannya dulu tuan bilang kalau saya itu cuma pelampiasan balas dendam tuan terhadap ayah saya? Tapi tuan aneh sekali, bahkan semalam ketika kita melakukan itu tuan berkata mau menikahi saya." Serena teringat perkataan Alvaska yang mengajaknya menikah disaat mereka bercinta semalam.

Bayangkan tidak ada angin atau hujan tiba-tiba tuannya itu yang membencinya mengajaknya menikah?

"Em itu saya tidak mengatakan itu." Alvaska menyanggahnya, ia merasa bodoh, bisa-bisanya ia mengajak Serena menikah. Kalau mengingat itu ia jadi malu. Bukannya ia membenci Serena. Kenapa sekarang ia malah mau menikahi Serena? Kenapa ia malah menjilat lidahnya sendir?

Dasar bodoh!!

"Saya mendengar tuan dua kali mengucapkan kata mau menikahi saya semalam, saya tidak lupa."Serena bersikeras, entah kenapa ia menyukai raut wajah tuannya yang berubah jadi panik, seperti tertangkap melakukan kesalahan.

"Jangan bahas itu lagi, ingat kamu itu cuma wanita rendahan, dan saya tidak mungkin mau menikah dengan kamu, apalagi sampai mengatakan melamar kamu."

Dalam hati Serena tertawa. Kalau dulu ia akan sakit hati mendengar ucapan Alvaska sekarang tidak. Itu semua karena semalam Alvaska mengajaknya menikah bahkan memaksanya untuk menerima lamarannya. Dasar pria jaim. Mengatainya rendahan, tapi di lain sisi mau melamarnya.

"Iya tuan, lagi pula kita tidak akan menikah, saya juga punya orang yang saya suka."

Mobil yang dikendarai Alvaska tiba-tiba berhenti. Serena terkejut, ia hampir saja terjungkal mengenai dasbord mobil. Untung ia mengenakan sabuk pengaman.

Mata Alvaska memerah, ia menatap marah ke arah depan. Tangannya mencengkram kemudi dengan keras. Ia tak suka mendengar apa yang Serena katakan. Serena tidak boleh suka dengan pria manapun. Tidak boleh!! ia tidak mengiiznkannya.

"Coba bilang sekali lagi?"

Serena jadi takut melihat Alvaska yang berubah marah. Pria itu terlihat kesal. Serena menunduk ia tak berani melihat Alvaska yang merah. Ia menelan saliva takut kalau Alvaska akan menyakitinya. Pria itu memiliki emosi yang kurang bagus, suka berubah-ubah. Apalagi kalau emosi sangat menakutkan seperti seekor singa yang mau makan mangsanya.

Melihat Serena yang ketakutan membuat Alvaska tersadar. Ia menormalkan dirinya ia hampir saja tidak bisa mengendalikan diri. Ada apa dengan dirinya? Ia marah karena tahu Serena menyukai seorang pria selain dirinya? Apa ia cemburu? Ia merasa bodoh berada di posisi ini.

"Maaf." untuk pertama kalinya Serena mendengar kata maaf.

Wajah Serena terangkat untuk menatap ke arah Alvaska. Apa ia tidak salah dengar? Seorang Alvaska mengucapkan kata maaf. Ia sampai mengedipkan mata berulangkali untuk meyakini ini bukan mimpi.

"Kita pulang saja."

Lalu mobil kembali melegang di jalan raya. Serena masih tidak percaya dengan hal ini. Maaf? Adalah kata paling mahal yang keluar dari mulut Alvaska. Bahkan disaaat pria itu merengut kesuciannya, tidak pernah sekalipun mengatakan maaf. Ada apa dengan iblis yang kejam ini?




****

*****

Mau lanjut?

Spam next di sini!!!

Love you

Gulla
. Istrinya Jeno.


Trapped With The Boss | Alvaska (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang