SBD – 26
Hal terbodoh yang pernah Alvaska lakukan adalah mengikuti Serena seharian. Seperti saat ini, ia dari jauh mengamati apapun yang Serena lakukan dengan Alvin. Tadi Serena izin mau kerja kelompok di salah satu perpustakaan kota. Alvaska yang takut Serena berbohong, ia memutuskan untuk ikut. Meski ia menjadi orang bodoh menyamar hanya untuk mengawasi gadis itu.
Alvaska memakai topi dan masker. Sedangkan pakaiannya ia menggunakan pakaian ala anak muda. Berbeda dengan pakain biasanya. Ia jarang sekali memakai kaos pendek berwarna hitam dengan motif ala anak rock, dan juga celana jins pendek.
Lihat saja kalau Alvin berani macam-macam pada Serena. Ia tidak akan segan untuk membunuh anak ingusan itu.
"Kamu beneran pacaran sama majikan kamu?" tanya Alvin. Hal itu di dengar oleh Alvaska yang duduk tak jauh dari mereka.
"Enggak." Jawaban Serena membuat ALvaska marah. Lihat saja nanti kalau pulang sampai di rumah. Ia akan membungkam bibir gadis itu dengan mulutnya. Ia akan membuat gadis itu sulit untuk bicara. Alvaska berjanji pada dirinya sendiri.
"Terus kenapa kemarin Majikan kamu bilang kalau kamu pacar dia?" Alvin berharap kalau ia masih memiliki kesempatan untuk bersama Serena.
"Gak tau aku juga kaget. Lagipula aku beneran gak ada hubungan apa-apa sama majikan aku. Selain hubungan antara majikan sama pembantu. Kamu pernah liat sendirikan di mall waktu dia nyiram aku pakai es ke baju aku."
"Iya juga sih tapi aneh aja, apalagi bos kamu sering jemput kamu. Apa jangan-jangan bos kamu diam-diam suka sama kamu?"
"Gak mungkin sih, orang kayak bos aku suka sama aku. Dia itu berkelas banget, aku cuma pembantu. Liat aja apa ada yang bisa disukai dari aku?"
Alvin terdiam, ia lalu menatap Serena. Gadis iitu terlalu polos hingga tak menyadari betapa berharganya gadis itu. Serena itu cantik, baik dan pengertian. Bagaimana mungkin ada pria yang tidak jatuh cinta, meski wanita itu miskin tapi Serena itu adalah orang yang menarik dan siapapun yang dekat dengannya akan langsung merasakan nyaman.
"Oh, iya jangan ngomongin bos aku yang galak itu, mending kita fokus sama tugas kelompok kita, nanti gak selesai-selesai. Ngabisin energi juga, kurang kerjaan ngomongin iblis kayak dia."
"Iblis?"
"Iya dia lebih jahat dari iblis, masa dia mau blender kucing." Serena kesal ketika mengatakan itu.
Alvaska yang tak jauh di sana menyeringai. Jadi selama ini ia dianggap iblis oleh gadis itu. Lihat saja nanti pulang ia akan membuat gadis itu bagaimana rasanya neraka. Ia akan membakar gadis itu seperti di neraka. "Kucing kecil itu nakal itu perlu pelajaran. Berani sekali di belakang saya mengatakan seperti itu."
"Tapi dia gak kasarin kamu, kan?"
Serena terdiam, andai Alvin tahu kalau Alvaska pernah menidurinya dan sesuka hati menyentuh tubuhnya bahkan mengancam membunuh seekor kucing ketika ia tak menurut.
"Gak kok, ya biasa aja kayak majikan sama pembantu."
"Kalau dia ngasarin kamu bilang aja ke aku. Aku bakal bantu kamu sebisa aku."
"Cih, sok pahlawan."Alvaska berdecih mendengar itu. Ia merasa jijik mendengar Alvin yang berusaha menjadi sosok pahlawan untuk Serena. Menurutnya anak kecil itu lebih baik bermain game saja dari pada berurusan dengannya. Apa Alvin tidak tahu siapa dirinya? Ia bahkan bisa membuat keluarga Alvin bangkrut kalau ia mau.
"Makasih udah khawatir sama aku Alvin, tapi jujur majikan aku baik kok, meski kadang ngeselin juga."
"Kalau ada apapun yang terjadi sama kamu jangan lupa sama aku. Aku bakal selalu ada buat kamu." Alvin mengatakan itu sambil menggenggam tangan Serena. Seakan meyakinkan Serena kalau ia akan selalu ada kapanpun disaat Serena butuhkan.
Alvaska memutar bola matanya mendengar itu. Andai saja Alvin tahu kalau ia pernah tidur dengan Serena, apakah cowok tengil dan bau kencur itu masih berani mengatakan hal seperti itu. Hanya ia yang pernah tidur dan merasakan milik gadis itu. Sedangkan Alvin hanya bisa berandai saja.
Tanpa sadar Alvaska mengepalkan tangannya dengan erat. Ia marah dan kesal karena Alvin telah lancang melakukan hal itu. Terlebih lagi Alvin menggengam tangan Serena. Apakah gadis itu lupa, kalau hanya dirinya saja yang boleh menyentuh gadis itu. Tidak ada pria lain yang boleh menyentuh Serena meski itu hanya sentuhan tangan saja. Ia tidak terima dengan hal ini. Ia marah dan kesal. Rasanya ia ingin menghajar atau menghabisi seseorang.
"Habis ngerjain tugas mau gak mampir ke toko es krim. Udah lama kita gak beli es krim?" ajak Alvin pada Serena.
"Mau banget dong!!! habis pusing juga kalau makan es krim jadi adem otak aku"
Alvaska berdecih. Ia benar-benar kesal dengan modus yang dilakukan oleh Alvin. Bilang saja kalau Alvin mau ngajak kencan berdua makan es krim. Pakai alasan segala. Alvaska jadi sangat membenci Alvin . dan apa itu kata Serena sudah lama es krim. Padahal ia bisa membelikan sekaligus pabrik untuk gadis itu kalau mau. Setelah ini ia akan membeli es krim satu truck untuk gadis itu. Agar Serena tidak beli es krim lagi dengan Alvin. Ia tidak mengada-ada. Ia akan mencatat hal ini.
"Bos gak bosen ngawasin Serena?" Rangga entah dari mana muncul. Ia duduk di sebelah Alvaska. Ia menghembuskan napas. Baru kali ini ia merasa menjadi orang bodoh karena mengikuti bosnya itu mengawasi Serena. Ia yakin kalau Alvaska itu sangat menyukai Serena. Ia bisa melihat dari perilaku bosnya itu. Bukannya di kantor malah ke sini karena tahu Serena mau kerja kelompok dengan Alvin.
"Diam jangan berisik!!!" Alvaska melotot ke arah Rangga. Takut kalau nanti Serena menyadari kehadiran mereka. Padhaal ia sudah menyuruh Rnangga untuk pulang tapi pria itu memaksa untuk ikut.
"Awas nanti jatuh cinta...." Rangga mengatakan itu dengan nada lagu armada yang berjudul awas jatuh cinta.
"Jangan benci bilang cinta.." Rangga suka sekali menggoda bosnya itu. Namun dihiraukan dan dianggap angin lalu oleh Alvaska.
"Sekali lagi brisik saya pecat."Ancaman yang paling sering Rangga dengar. Hal itu membuat Rangga memilih untuk undur diri melihat buku-buku. Ia juga tertawa melihat kelakuan bosnya. Bilang saja kalau cemburu apa susahnya. Pakai acara alasan balas dendam. Padahal rasa benci itu sudah berubah jadi cinta. Bagaimana tidak, Alvaska itu sudah mengawasi Serena dari gadis itu berusia lima tahun. Hidupnya sudah dipenuhi oleh Serena saja. Hal itu yang membuat tanpa Alvaska sadari kalau hatinya sudah jatuh pada Serena. Meski pria itu belum menyadarinya.
****
Gimana kabar kalian?
Suka nggak sama cerita ini?
Kalau bagus bisa tag di instagram aku @wgulla_
Love dulu buat part ini
cerita ini terinpirasi dari mathias dan layla
***
***
Gimana cerita ini?
Lanjut or no?
Spam 1 buat lanjutt
100 komen baru lanjut yaaa
follow instagram aku wgulla_
gulla
istri sahnya jaehyun
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped With The Boss | Alvaska (21+)
Romancewarning ada konten dewasanya !!! ada beberapa adegan kekerasan dan bahasa kasar!! Alvaska suka sekali membuat Serena menangis. Di mata Alvaska semakin cantik Serena semakin ia ingin membuat Serena menangis. Ia ingin membuat gadis itu hancur di gengg...