31 -He's so sweet

1.2K 72 5
                                    

Pintu kamar yang ditiduri oleh Serena terbuka. Lalu muncul sosok Alvaska sambil membawa nampan makanan. Serena terdiam melihat Alvaska yang perhatian padanya. Ia tak menyangka kalau Alvaska akan benar-benar membawa makanan untuknya. Ia pikir pria itu hanya bercanda saja tadi.

Bagaimana ia tidak heran? Pria angkuh itu rela menurunkan ego untuk melayani dirinya. Entahlah kadang ia aneh, ketika tuannnya itu memperlakukannya seperti seoorang kekasih mengantar jemput, membelikannya banyak barang dan juga melayaninya seperti ini. Padahal di sini ia yang pembantunya. Namun tuannya itu jika ia tanya untuk apa Alvaska melakukan semua itu pasti pria itu malah akan balik merendahkannya.

"Maaf tuan merepotkan," ujar Serena sambil menundukkan kepala. Ia merasa perlakuan Alvaska pada dirinya berlebihan.

"Kamu mau makan atau kamu yang saya makan," balas Alvaska. ia tidak menghiraukan perkataan Serena.

Serena langsung merinding mendengar kata-kata terakhir Alvaska. Ia tidak polos untuk tahu arti dari kamu yang saya makan, kalimat itu pasti ditunjukan kalau Alvaska mau menyentuhnya seperti hari-hari kemarin.

"Saya mau makan." Serena dengan cepat menjawab.

Alvaska kemudian duduk di samping ranjang. Pria itu memangku nampan yang dibawanya, lalu tangan kanannya menyuapi Serena dengan bubur ayam yang dipesan Alvaska tadi. Ia bisa memasak tapi ia malas. Karena ia punya uang banyak lebih baik ia beli saja.

Suapan sendok bubur ayam Alvaska masuk ke dalam mulut Serena. Pria itu terlihat sangat lembut dan perhatian menyuapinya. Ternyata pria sekejam Alvaska bisa selembut ini. Diam-diam Serena terpesona dengan perlakuan lembut Alvaska. ia diperlakukan seperti bayi saja oleh Alvaska.

Tiba-tiba jemari Alvaska mengusap bibir Serena. hal itu membuat Serena terkejut merasakan tangan besar itu mengelap bibirnya. Ia bahkan sampai tak bisa bernapas, jantungnya berdebar dengan kencang dan matanya tak henti menatap Alvaska. sedangkan pria itu fokus membersihkan noda itu.

"Kamu itu seperti bayi saja makan belepotan," ucap Alvaska.

"Kan tuan yang suapin."

"Malah menyalahkan saya. Seharusnya kamu bangga disuapin sama saya. Cari coba, mana ada majikan yang mau menyuapi pembantunya."

"Terima kasih tuan sudah perhatian sama saya." Serena mengatakan itu sambil tersenyum manis. Ia menatap mata Alvaska dengan penuh binar. Seperti anak kecil yang diberikan hadiah. Hal itu membuat Alvaska terpesona. Serena benar-benar memiliki daya tarik sendiri.

"Makan lagi, saya perhatian begini, bukan karena peduli."

"Iya tuan, Saya boleh mengatakan sesuatu?" Serena ingin mengatakan hal ini pada Alvaska.

"Apa?"

"Saya minta maaf kalau ayah saya salah, jujur apa yang ayah saya lakukan saya tidak tahu. Waktu itu saya masih kecil. Jika benar ayah saya yang membunuh mama tuan, saya minta maaf, itu kesalahan ayah saya bukan saya. Saya tidak pernah tahu kalau hal buruk itu terjadi. Saya dan ibu saya tidak pernah memiliki niat jahat pada tuan, bahkan ibu saya sayang dan selalu mengabdi pada keluarga tuan sampai sekarang. Saya mohon kepada tuan untuk berhenti menyakiti saya, saya tidak bisa memilih untuk terlahir menjadi anak dari ayah saya dan menanggung dosa dia." Serena mengatakan itu dengan sedih. Ia tidak mau membela ayahnya, jujur ketika Alvaska bilang kalau ayahnya diam-diam selingkuh dan berjudi membuat Serena sedih, apa benar ayahnya itu melakukan itu. kalau benar ia akan sangat kecewa. Parahnya lagi semua kesalahan yang diperbuat ayahnya dilimpahkan pada dirinya.

Trapped With The Boss | Alvaska (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang