Gimana kabar kalian?
Suka nggak sama cerita ini?
Kalau bagus bisa tag di instagram aku @wgulla_
Love dulu buat part ini
cerita ini terinpirasi dari mathias dan layla
***
"Jadi Serena itu cuma pembantu?" ujar Marsha dengan emosi. Ia marah ketika tahu wanita yang diakuin oleh Alvaska itu hanya seorang pembantu. Pasti Serena selama di rumah Alvaska kerjaannya hanya menggoda calon suaminya itu. Memikirkan hal itu membuat Marsha geram.
Memang ya yang cantik dan baik sepertinya pasti akan kalah dengan yang gatel dan murah. Padahal masih berumur delapan belas tahun tapi sudah pandai menggoda calon suami orang. Ia marah sekali.
Marsha dan Mila mereka bertemu di sebuah café amour, mereka berdiskusi perihal Serena yang merebut pria yang mereka cintai. Mereka masih tidak terima dengan hal itu dan berniat untuk membuat perhitungan pada Serena. Café yang mereka kunjungi adalah salah satu café mewah, bahkan harga makanannya sangatlah malam.
"Iya, kak tapi dia gayanya selangit, parah banget dia aja juga ngerebut Alvin cowok yang paling kaya di sekolah. Dia pasti ngegoda tunangan kakak juga biar berpaling sama dia. Dia pasti tidur sama tunangan kakak." Mila tahu kalau kakak sepupunya itu dijodohkan oleh Alvaska, orang yang megaku sebagai pacar Serena. Ia geram dengan tingkah Serena.
Serena semenjak diakuin pacar oleh pria Bernama Alvaska. Jadi gadis yang sombong dan angkuh. Bahkan seolah-olah memiliki segalanya. Guru-guru berubah jadi hormat dengan gadis itu. Mila sudah greget ingin sekali memberikan gadis itu Pelajaran. Agar Serena sadar seharusnya tempat gadis itu di mana, gadis itu hanya gadis miskin rendahan yang tidak layak bersama Alvin atau Alvaska.
"Kita gak boleh tinggal diam, atau gadis itu akan semakin melunjak. Memang pelacur kecil itu murahan sekali pasti sudah banyak pria yang dia goda dengan tubuhnya itu." Marsha tidak mau Serena semakin menguasai Alvaska. Ia harus mencari cara agar tunangannya itu kembali padanya.
"Kakak bener, kita harus kasih pelajaran pelacur itu. Memang semurah itu, bahkan nasi kfc lebih mahal dari pada dia."
Tak lama kemudian makanan yang mereka pesan datang. Marsha merasa perutnya lapar karena membicarakan Serena sangat menguras energi dengan anggun ia mulai memakan steak yang ia pesan tadi. Begitu juga dengan Mila.
****
"Suka?" tanya Alvaska tiba-tiba.
Serena yang sedang membersihkan halaman terkejut. Ia bahkan sampai terlonjak kaget. Kapan majikannya itu berada di sini? Ia tidak menyadari sama sekali kehadiran Alvaska.
"Suka apa tuan?"
"Es krim yang saya berikan."
Ah! Serena ingat tentang es krim itu. Ia rasa Alvaska terlalu berlebihan membelikan es krim segitu banyaknya. Mana bisa ia habiskan seorang diri.
"Em, itu...."
"Es krim yang saya kasih kurang ya? Apa perlu besok saya tambah satu truck lagi?" Serena langsung panik. Kemarin saja belum habis, ini mau ditambah lagi, bisa gila Serena. Bagaimana cara ia menghabiskan es krim-es krim itu.
"Gak usah tuan, saya suka kok," balas Serena sambil menahan napas.
Alvaska menyeringai melihat wajah panik Serena. Ia suka sekali melihat Serena yang panik. Seperti hiburan tersendiri untuknya. Rasanya Alvaska mau gila, kenapa akhir-akhir ini ia sering memikirkan gadis itu. anehnya ia juga memanjakan gadis itu dalam berapa hal, ia membelikan gadis itu banyak makanan, pakaian, memberikan uang, bahkan mengantar jempur gadis itu ke sekolah. Seolah-olah ia sedang menge-treat Serena layaknya seorang kekasih. Padahal gadis itu hanyalah anak pembantu yang membunuh ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped With The Boss | Alvaska (21+)
Romansawarning ada konten dewasanya !!! ada beberapa adegan kekerasan dan bahasa kasar!! Alvaska suka sekali membuat Serena menangis. Di mata Alvaska semakin cantik Serena semakin ia ingin membuat Serena menangis. Ia ingin membuat gadis itu hancur di gengg...