2

89 5 0
                                    

Pukul 7 malam, dia pergi ke tempat latihan Taekwondo-nya, tapi dia satu-satunya yang datang, jadi Taehoon latihan sendirian sebelum teman-temannya datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pukul 7 malam, dia pergi ke tempat latihan Taekwondo-nya, tapi dia satu-satunya yang datang, jadi Taehoon latihan sendirian sebelum teman-temannya datang.

"Taehoon, kenapa lu gak bilang kalo udah sampe? Kenapa sih? Lagi galau karena Yuna lagi?"

Tanya Sangbeom, yang baru saja tiba dan mulai mengenakan seragam Taekwondo-nya.

Taehoon menggerutu, merasa jengkel. Taehoon tahu Sangbeom akan membawa Yuna lagi, dan dia lagi gak pengen membicarakan Yuna. Taehoon menghindari melihat Sangbeom dan terus meregangkan tubuhnya, tetapi Sangbeom tetap bertanya.

"Kenapa sih?"

Taehoon sigh berat, dia tahu dia gak bisa menghindari menjawab pertanyaan Sangbeom selamanya. Taehoon memutuskan untuk menceritakannya, melepaskan kekesalannya.

"Yuna berhenti ngikutin gw di aplikasi Lone," jelasnya, mencoba pura-pura biasa, tetapi Sangbeom cukup mengenalnya untuk melihat melalui akting santainya.

"Gw gak bisa lupain dia, ini bisa buat gw gila lama-lama" Taehoon akhirnya mengakui.

Sangbeom tertawa, menepuk punggung Taehoon.

"Lu cinta mati itu, keliatan banget."

Taehoon tahu dia mencintainya, tetapi mendengar Sangbeom mengatakannya dengan lantang membuat jantungnya berdebar.

"Ini beneran susah. Yuna terus ngehindar, gw udah coba bilang gimana perasaan gw, tapi dia bahkan gak mau liat gw."

Taehoon mengaku, suaranya dipenuhi dengan frustrasi dan kerinduan.

"Gimana kalo gw udah gak ada kesempatan lagi?" Lanjutnya, suaranya dipenuhi dengan keraguan. Sangbeom meletakkan tangan di bahunya, memberinya kecupan yang meyakinkan.

"Jangan terlalu keliatan jelas lu suka dia, gw yakin kok Yuna juga suka sama lu." kata Sangbeom saat dia mulai meregangkan tubuh sebelum latihan Taekwondo.

Taehoon mengangguk, mengambil nasihat Sangbeom ke hati. Dia ingin bersabar dan memberi Yuna sedikit ruang, tapi menunggu terasa seperti keabadian. Kerinduannya padanya seperti rasa sakit konstan di hatinya.

"Huh.. Lu bener, gw perlu sabar," akui Taehoon, berusaha menyusun dirinya kembali.

Taehoon mengambil nafas dalam, bertekad untuk fokus pada latihan Taekwondo mereka untuk saat ini, tapi pikirannya masih melayang pada Yuna.

Tiba-tiba, teman-teman lain juga datang, mereka membicarakan voucher baca gratis di perpustakaan selama setahun, dan Taehoon ingat bahwa Yuna sangat suka membaca di perpustakaan itu, jadi dia bertanya kepada salah satu temannya.

"Oh, voucher bakalan mulai besok, sekitar jam 9 pagi... Tapi itu juga bersamaan dengan waktu kelas," kata Hyunbin dengan nafas berat saat dia harus menerima kenyataan itu.

Taehoon memanfaatkan kesempatan itu. Jika dia pergi ke perpustakaan pagi-pagi, dia akan bisa mendapatkan voucher untuk Yuna dan kemudian memiliki kesempatan untuk berbicara dengannya.

Lovey Dovey : Wolfiebear [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang