15

30 3 0
                                    

Keesokan harinya mereka berangkat ke sekolah, Yuna memberi Sangbeom kupluk untuk menutupi benjolan di jidatnya, ada juga Taehoon disana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Keesokan harinya mereka berangkat ke sekolah, Yuna memberi Sangbeom kupluk untuk menutupi benjolan di jidatnya, ada juga Taehoon disana.

"Ini.. Gw ngerasa bersalah karena buat jidat lu benjol" ucap Yuna sambil memberikan kupluk-nya pada Sangbeom.

Sangbeom menerima kupluk itu dari Yuna, seringai nakal di wajahnya.

"Makasih ya, Yuna. Emang harusnya lu ngerasa bersalah," usulnya sambil menarik kupluk itu, sudah dalam suasana ceria seperti biasanya.

Taehoon memutar matanya pada Sangbeom tetapi tidak bisa menahan tawa, terhibur dengan kelakuan temannya.

Taehoon melirik Yuna dan dengan lembut menggenggam dagu Yuna, menaikan wajahnya ke atas untuk menatap Taehoon, lelaki itu mulai memberikan senyuman menggoda.

"Hei, cantik," katanya dengan suara rendah, matanya berbinar penuh kasih sayang.  "Apa kamu tidur nyenyak tadi malam? Aku tau aku tidur nyenyak. Apalagi ada kamu di samping aku," tambahnya sambil mengedipkan mata menggoda.

Pipi Yuna semakin merona karena pujian tak terduga dari Taehoon.  Dia mengalihkan pandangannya, merasa malu sekaligus tersanjung.  Dengan suara malu-malu, dia menggumamkan "ya" pelan.

Sementara itu, Sangbeom memperhatikan interaksi mereka sambil memutar matanya.  Dia menghela nafas main-main dan menyeringai.

"Ah, young love. Muak gw lama-lama."

Saat di kelas, hal ini sungguh membuat sangbeom sia-sia menutupi jidatnya, gurunya malah meminta untuk membuka kupluk, Taehoon hanya tertawa melihat ekspresi sangbeom.

"Buka kupluknya, Sangbeom. Sebelum aku akan menyita kupluk itu"

Saat guru bilang akan menyita kupluknya.

"Buka aja sih, nanti kupluk pacar gw malah disita" Taehoon langsung minta dibuka saja.. Agar kupluk Yuna tidak disita.

Sangbeom dengan enggan melepas kupluk, memperlihatkan dahinya yang bengkak.  Guru itu mengangkat alisnya, jelas terkejut melihat pemandangan itu.

Taehoon angkat bicara, mencoba menjelaskan penyebab pembengkakan itu.

“Dia itu kan atlet taekwondo bu, jadi hal kaya gini  udah biasa.”

Taehoon menatap Sangbeom dengan tatapan tajam, memperingatkannya untuk tidak menyebutkan apa yang sebenarnya terjadi.  Guru itu mengangguk, menerima penjelasannya, meski masih bingung.

Dan kini Yuna di kelas mengingat itu semua (bertemu om om tua) karena hari ini Hanna tidak masuk sekolah karena sakit, apakah semua itu ada hubungannya dengan itu?  Dia harus mencari tahu.

Pikiran Yuna memikirkan berbagai kemungkinan.  Identitas om-om tua itu, ketidakhadiran teman sekelasnya, pertemuan aneh itu... Mungkinkah semuanya ada hubungannya?

Sebuah kesadaran tiba-tiba muncul di benaknya, dan matanya membelalak karena terkejut.  Sekarang masuk akal.  Mungkin ayah teman sekelasnya pastilah lelaki tua itu.

Lovey Dovey : Wolfiebear [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang