19

11 3 0
                                    

Yuna dan bu Jiwon masih ada di rumah sakit dan lagi di kamar Hanna, Taehoon juga masih di rumah sakit tapi tadi dia ke toilet sebentar dan akan menunggu di luar rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yuna dan bu Jiwon masih ada di rumah sakit dan lagi di kamar Hanna, Taehoon juga masih di rumah sakit tapi tadi dia ke toilet sebentar dan akan menunggu di luar rumah sakit.

Wajah Hanna sudah tidak ada lebam lagi.. Kondisinya semakin membaik, pikirannya juga tidak boleh stress apalagi dia sedang hamil.

"Hanna, yang terpenting itu sekarang pikirin kondisimu ya? Jangan mikirin hal lain" ucap Yuna pada Hanna.

Hanna mendengarkan perkataan Yuna dan mengangguk pelan, ekspresinya bercampur antara cemas dan pengertian.

"Aku tau, aku tau," jawab Hanna lembut, suaranya diwarnai kelelahan.  "Aku cuman... aku khawatirin bayi di kandungan aku, apalagi situasi sama om aku... Aku takut."

Namun yang membuat Yuna bingung adalah kenapa paman tirinya bisa datang kesini?  Bukankah polisi bilang mereka telah menangkapnya?  Dan apakah dia melarikan diri dari polisi?  Tapi apapun itu, dia harus mengatakan pada Hanna kata-kata yang bisa membuatnya tenang.

"Gapapa Hanna, Bu Jiwon udah laporin hal ini ke polisi, jadi kamu gak perlu takut."

Hanna mengangguk, merasa terhibur dengan kata-kata Yuna.  Pandangannya beralih ke bu Jiwon, diam-diam mencari kepastian dari teman dan gurunya.  Pikiran bahwa polisi terlibat memberinya sedikit rasa tenang, dan dia mencoba untuk fokus pada aspek positifnya.

"Makasih banyak ya," bisik Hanna, suaranya dipenuhi rasa terima kasih dan kerentanan.  "Aku senang kalian mau bantu aku, dukung aku melewati semua ini."

Bu Jiwon, Yuna ada di luar kamar.. Yuna terus menggigit ibu jarinya karena khawatir.

“Bu, bukannya kemarin malem ibu bilang polisi udah tangkap om itu? Kenapa dia tadi bisa ke rumah sakit?”  Yuna bertanya dengan ekspresi serius.

Bu Jiwon merenungkan pertanyaan Yuna, secercah kekhawatiran melintas di wajahnya.

"Kamu benar," Dia mengakui, suaranya dipenuhi campuran keterkejutan dan kekhawatiran.  "Ibu pikir juga udah ditangkap. Ini benar-benar buat bingung dia muncul di rumah sakit walaupun ada intervensi polisi."

Tatapan bu Jiwon berubah menjadi kontemplatif saat dia mempertimbangkan situasinya, alisnya sedikit berkerut.

"Mungkin aja dia lolos dari tahanan polisi," dia berspekulasi, suaranya diwarnai dengan kecurigaan.  "Kita tetep harus waspada dan pastiin dia gak lukain Hanna atau siapa pun itu."

Selama berjalan, Taehoon tidak bisa tidak menyadari kekhawatiran di wajah Yuna.

Meskipun dia berusaha menyembunyikannya, kekhawatirannya masih terlihat jelas.  Dia berhenti sejenak dan dengan lembut mencubit pipi Yuna, menariknya keluar dari pikirannya.

"Hei," katanya lembut, suaranya dipenuhi kehangatan dan pengertian.  "Kamu mikirin apa? Ada masalah?."

Tatapan Yuna bertemu dengan tatapan Taehoon, dan untuk sesaat, dia merasakan sedikit kerentanan.  Beban kekhawatirannya terhadap situasi Hanna sangat tergantung di pundaknya.  Namun, dalam sentuhan lembut dan kehangatan kehadirannya, dia merasakan rasa tenang.

Lovey Dovey : Wolfiebear [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang