Dalam perjalanannya Adam menepikan mobilnya di sebuah caffe yang terlihat sepi pengunjung.. Setelah itu Adam memarkirkan mobilnya dan turun dari mobilnya.. Sejenak Adam berfikir, caffe ini terlihat sangat megah dengan bangunan yang mewah tapi kenapa caffe ini sangat sepi pengunjung?
Setelah Adam termenung dan mengamati, Adam mengambil beberapa kesimpulannya yaitu mengenai bangunan yang terlihat kuno dan ketinggalan zaman.. Kenapa Adam bisa mengatakan itu,karena pada era zaman sekarang seorang pemuda dan pemudi akan lebih tertarik dengan caffe yang terlihat lebih estetik dan kekinian.. Melihat kesan pertama kali Adam berkunjung di caffe ini Adam menilai caffe ini sangat kuno dan tertinggal zaman, apabila caffe ini seperti ini terus tidak menutup kemungkinan caffe ini akan gulung tikar tak akan lama lagi..
Setelah Adam selesai memikirkan apa yang ada dalam fikirannya mengenai caffe ini, Adam segera masuk kedalam.. Saat dia masuk terdapat seorang laki-laki tua yang menyambutnya dengan senyuman yang tidak luntur di muka tuanya..
"Selamat datang di caffe tua kami tuan... Mari silahkan duduk..",ujar sang lelaki tua yang menyambut Adam dengan ramah..
Adam lantas mengikuti perkataan lelaki tua tadi.. Setelah Adam duduk dimeja yang dipersiapkan lelaki tua tadi, Adam lantas berkata..
"Terimakasih atas pelayanannya Pak tua.. Saya kebetulan tertarik dengan caffe ini jadinya saya mampir untuk singgah sejenak..",ujar Adam dengan senyumannya..
"Oh benarkah itu tuan...? Hmm.. Sebelumnya panggil saya dengan kakek Rahmat saja Tuan.. Ngomong-ngomong Ada apa gerangan yang membuat Tuan ini tertarik dengan caffe ini? Karena sejujurnya caffe ini sudah sangat lama tidak memiliki pengunjung..",ujar sang lelaki tua itu dengan penuh kejujuran..
"Baiklah kakek Rahmat, panggil saya dengan Adam saja.. Saya tertarik dengan caffe ini yang memiliki halaman yang luas dan tempat yang sangat teduh dan rindang.. Caffe ini sangat nyaman dan menenangkan.. Namun kenapa caffe yang sangat nyaman dan menenangkan ini sangat sepi pengunjung kek?",ujar Adam pura-pura bertanya meskipun Adam mengetahui alasannya Adam tidak ingin langsung mengutarakannya karena Adam tidak ingin menyinggung perasaan kakek tua yang baru saja Adam kenal..
"Sebenarnya caffe ini banyak pesaingnya nak adam.. Di wilayah sekitar sini saja memiliki lima atau enam caffe besar yang sangat disukai beberapa pengunjung.. Tadinya caffe inilah yang berdiri pertama kalinya di daerah sini dan memiliki banyak pengunjung, namun seiring berkembangnya waktu banyak orang yang menggeluti usaha caffe yang sama seperti yang kakek kerjakan saat ini.. Tadinya caffe ini masih mampu bertahan,namun seiring berjalannya waktu usaha caffe ini mulai menurun.. Kakek bahkan sampai harus mengurangi banyak karyawan karena kakek tidak sanggup menggaji mereka melihat pendapatan caffe yang sangat turun,bahkan hampir bangkrut saat ini..",ujar kakek Rahmat dengan lesu.. Tadinya kakek Rahmat adalah seorang yang sangat kaya, kekayaannya dia dapatkan dari usaha caffenya saat ini.. Namun, karena pendapatannya yang sangat menurun bahkan, sering tidak memiliki pelanggan yang berkunjung di caffe ini membuat kakek Rahmat harus menjual rumah dan barang berharganya untuk menutupi biaya hutang caffe yang dirinya gunakan untuk menggaji karyawan dan kebutuhan yang lainnya.. Saat ini kakek Rahmat hanya memiliki harta berupa caffe yang saat ini hampir bangkrut dan tidak dapat dirinya pertahankan.. Adam yang melihat kakek Rahmat yang tengah lesu saat ini faham apa yang tengah difikirkan kakek Rahmat saat ini.. Untuk itu Adam berinisiatif untuk menawarkan kerjasama dengan kakek Rahmat yang Adam nilai adalah orang yang jujur dan bijaksana.. Tadinya Adam ingin mendirikan sebuah perusahaan dengan memulai dari nol, namun melihat peluang bisnis di depan matanya Adam tidak ingin menyia-nyiakannya.. Terlebih Adam berniat membantu kakek Rahmat yang saat ini sedang meratapi nasibnya..
"Hmm... Jadi begini kek... Adam berniat untuk membantu kakek Rahmat agar usaha yang kakek Rahmat jalani selama ini tidak sia-sia.. Dengan artian, Adam ingin membeli caffe kakek Rahmat beserta properti yang ada didalamnya.. Nantinya Adam ingin memasukkan caffe ini kedalam bagian perusahaan yang Adam kerjakan saat ini.. Apakah kakek bersedia menjual caffe ini kepada Adam kek...?", tanya Adam dengan lembut dan tegas.. Aura yang adam keluarkan saat ini adalah aura yang sangat berwibawa dan memancarkan aura kepemimpinan yang sangat kuat yang membuat kakek Rahmat yang tadinya meragukan ucapan Adam menjadi termenung dan berfikir.. Kakek Rahmat bingung harus menjawab apa.. Sejujurnya dalam hati kecilnya kakek Rahmat sangat tidak ingin menjual caffe ini mengingat caffe ini adalah caffe yang sangat bersejarah dalam kehidupannya.. Kakek Rahmat mampu membiayai pendidikan anak dan memberi nafkah istrinya semua berkat usaha yang dia dapatkan dari caffe ini.. Caffe inilah yang menghidupinya serta keluarganya selama ini.. Jadi kalau dirinya menjual caffe ini lantas usaha apa lagi yang bisa dirinya lakukan? Mengingat usianya yang saat ini terbilang sudah memasuki usia kepala tujuh.. Nantinya akan Sangat sulit jika dirinya harus mencari pekerjaan pengganti jika dirinya menjual sumber penghasilan keluarganya saat ini..
Namun,dirinya juga berfikir jika caffe ini terus seperti ini bagaimana dirinya akan mendapatkan penghasilan untuk menghidupi keluarganya dan juga menggaji karyawannya??? Sungguh dirinya saat ini sedang sangat dilema.. Apa yang harus dirinya lakukan???
Adam yang melihat kegelisahan di dalam raut kakek Rahmat segera menambahkan perkataanya untuk memberi keyakinan kakek Rahmat agar dirinya mau menjalin kerjasama dengannya.. Kalau itu benar terjadi,ini merupakan peluang besar bagi Adam untuk mendirikan perusahaannya..
"Ekhem.. Jadi begini kek.. Adam membeli caffe ini, nantinya tetap kakek yang mengatur sistem restoran caffe yang ada disini.. Bisa dikatakan,caffe ini merupakan cabang perusahaan pertama yang Adam dirikan untuk saat ini.. Adam akan mendirikan bidang-bidang lainnya nanti seiring berjalannya perusahaan yang Adam dirikan nantinya.. Hmm.. Bagaimana apakah kakek tertarik untuk bergabung dalam bisnis yang Adam tawarkan saat ini...?",tanya Adam setelah menyelesaikan perkataan menyakinkan untuk kakek Rahmat..
Saat ini kakek Rahmat sedang termenung dalam lamunannya.. Sejenak dia berfikir.. Tidak ada salahnya jika dirinya mengambil tawaran Adam saat ini terlebih setelah dia melakukan penjualan caffe,dirinya masih memiliki wewenang untuk mengurus caffe ini lagi.. Selain dia mendapatkan uang hasil penjualan caffe untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan menggaji karyawan, dirinya juga bisa bekerja di caffe ini nantinya.. Banyak keuntungan yang dia dapatkan dalam perjanjian kerjasamanya kali ini.. Jadi kakek Rahmat memutuskan untuk menyetujui permintaan tawaran kerjasama yang diberikan pemuda yang ada dihadapannya saat ini..
"Setelah kakek fikirkan.. Kakek bersedia untuk menjual caffe ini pada nak Adam.. Tapi apakah nak Adam sanggup untuk membeli caffe ini saat ini? Mengingat harga caffe ini saat ini memasuki harga 2 Triliun US Dollar..",ujar kakek Rahmat dengan jujur..
Kakek Rahmat berkata seperti ini bukannya berniat untuk menghina Adam yang ingin membeli dan menawarkan kerjasama dengannnya.. Akan tetapi dirinya tidak percaya dengan usia pemuda yang ada didepannya saat ini mampu mendirikan sebuah perusahaan, terlebih membeli caffenya.. Kenapa dia berfikir begitu? Karena kakek Rahmat sudah mengenal dan memahami pemuda zaman sekarang yang lebih memilih usaha yang diwariskan orang tuanya atau mengandalkan kekayaan orang tuanya dari pada bekerja dari nol seperti yang dilakukan pemuda yang baru dikenalnya saat ini.. Untuk itulah kakek Rahmat sedikit tidak percaya..
Adam yang melihat keraguan Dimata kakek Rahmat tanpa berfikir panjang segera menghubungi Tuan Santosa, seseorang yang menjadi tangan kanannya saat ini untuk mengurus sahamnya yang ada di PT. Admaja Group..
Adam mengambil ponsel dalam sakunya dan mencari kontak yang tertera nama "Tuan Santosa, wakil direktur PT. Admaja Group".. Setelah dirinya menemukan kontaknya,Adam segera menghubungi Tuan Santosa..
°Adam : Assalamualaikum Tuan Santosa..
°Tuan Santosa: Wa'alaikumsalam tuan, ada hal mendesak apa yang membuat tuan menghubungi saya?,tanya tuan Santosa..
° Adam : Jadi begini Tuan.. Mohon maaf jika saya mengganggu waktu kerja tuan saat ini.. Tuan, bisakah kita bertemu saat ini? Ada sesuatu hal yang mendesak yang harus aku bicarakan dengan Tuan sekarang..
°Tuan Santosa : Bisa Tuan,bisa.., ujar Tuan Santosa yang segera keluar dalam ruangan pekerjaannya dan bergegas menuju mobilnya.. Sebenernya dia saat ini sedang sibuk mengurus pekerjaan yang menumpuk di perusahaan tempat dia bekerja Saat ini.. Akan tetapi dia juga tidak ingin menyia-nyiakan orang yang mampu berinvestasi saham yang ada di perusahan tempat bekerjanya saat ini..
Coba kalian bayangkan saja, 1% saham saja bernilai satu sampai dengan dua triliun US DOLLAR.. Yah US DOLLAR Amerika yang merupakan harga fantastis menurutnya.. Dan orang ini mampu berinvestasi sebanyak 30% saham saat ini, seberapakah kekayaannya sebenarnya??? Dia bukanlah orang yang tampak akan kekayaan, tetapi dirinya sangat kagum akan kehebatan seseorang yang memiliki kehebatan dalam berbisnis..
Hei, bagaimanapun dia tidak ingin melewatkan kesempatan yang berharga dari orang yang sangat hebat saat ini.. Bukankah akan sangat menguntungkan jika dirinya menjalin hubungan pertemanan dengan seseorang yang memiliki latar belakang yang sangat kuat seperti Tuan barunya?
Untuk itulah dirinya berusaha sebaik mungkin untuk menjalin kerjasama dengan tuan barunya.. Selain untuk menjalin relasi, dirinya juga akan diuntungkan apabila menjalin hubungan dengan seseorang yang hebat dan berkuasa seperti tuannya, Adam Sagara..
Setelah Tuan Santosa sampai di halaman parkiran mobilnya, Tuan Santosa segera masuk kedalam mobilnya dan bergegas menuju alamat yang dikirimkan melalui pesan oleh tuan barunya tersebut..