BAB 19

663 73 2
                                    

Satu bulan kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu bulan kemudian...

"(Name)?" gelisah Sae

"..."

"(Name)? Tanganmu... dingin..."

Jantung Sae berdegup kencang dengan keringat dingin membasahinya. Pikirannya tak bisa jernih sama sekali. Takut. Itulah yang dirasakan Sae.

"Sayang?"

"..."

"Sayangku?"

Tiba-tiba datang suster dengan berpakaian putih di lapisi plastik di bagian tubuh, tangan, beserta kepalanya. Suster itu pun memakai masker untuk menutup hidung berserta mulut.

"Tuan, saya sarankan Nyonya melahirkan dengan caesar. Darahnya semakin banyak keluar, ia membutuhkan seseorang yang bisa donor darah untuknya. Lalu, robekan punya Nyonya tidak lebar. Jadi, ia harus jalur caesar" ucap suster itu sambil memegang tangan (Name)

"Donor...darah?"

"Benar, Tuan. Nyonya membutuhkan darah itu segera saat setelah melahirkan. Bisa menghubungi pihak keluarga? Saya lihat dari biodatanya, sang Ibu dari Nyonya memiliki golongan darah yang sama"

"Saya akan menghubunginya segera"

"Baik, sekarang Nyonya akan dibawa ke ruang operasi. Tuan hanya bisa duduk di luar"

Suster itu memanggil suster lainnya untuk membawakan ranjang (Name) dari ruang pasien ke ruang operasi. Sae memegang tangan suster itu dengan wajah yang penuh khawatir.

"Bisakah saya ikut?" tanya Sae dengan tangan gemetar

"Maaf, Tuan. Peraturan rumah sakit tidak bisa di ubah. Hanya pasien yang bisa di dalam, Tuan segera hubungi pihak keluarga dan suruh seseorang yang akan donor darah ke pihak administrasi "

Suster itu pergi membawa ranjang yang sedang ditiduri oleh (Name). Para suster segera menghubungi pihak rumah sakit untuk menyediakan alat-alat operasi caesar.

Sae mengambil handphonenya dan segera mencari nomor sang ibu mertua. Ditekan nomor tersebut dan ia menunggu jawaban dari ibu mertua.

"Halo nak Sae, ada apa? (Name) sakit?"

"Datang ke rumah sakit Buah Hati, ibu butuh mendonorkan darah ibu ke (Name)"

"Astaga! Dia sakit apa? Aduh.. baiklah akan kesana. Mama akan datang bersama Papa ya, kenapa tiba-tiba harus donor darah?"

"Di kamar 20, lantai 3. Tunggulah Papa disitu, dan Mama tunggu di meja administrasi "

"Baiklah, kami akan bersiap-siap. Ngomong-ngomong, kenapa harus donor darah? Bukankah (Name) sehat saja tentang darah? Atau dia kecelakaan?"

"Dia butuh untuk dirinya setelah operasi"

"EH? OPERASI? ADUH, ANAKKU NGAPAIN LAGI? MANJAT POHON KELAPA? ATAU DIA LONCAT DARI GEDUNG IH (ItosHi) LANTAI ATAS KE LANTAI BAWAH?"

𝐂𝚰𝐍𝐓𝐀 𝐊𝚰𝐓𝐀 : Sae Itoshi ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang