BAB 17

791 80 2
                                    

Waktu pun terus berjalan hingga saat ini dengan tenangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu pun terus berjalan hingga saat ini dengan tenangnya. Dinginnya malam menusuk kulit manusia dan hewan. Malam yang dingin menenangkan pikiran dan tubuh kita.

Bulan yang ada di atas selalu saja tetap cantik dan ada di setiap malam kita. Orang-orang yang ada di bawahnya selalu saja berbuat keji dan bermaksiat . Mungkin, di zaman sekarang malam itu menjadi suatu hal yang tidak ingin kita rasakan. Lihatlah, wanita yang berselingkuh di malam hari dengan menjual dirinya.

Laki-laki mabuk yang sudah pasti itu tak boleh di agamanya. Alkohol itu memabukkan, tapi.. tidak sebanyak itu meminumnya kan?

Sebulan pun berlalu, (Name) dan Sae sama sekali belum memberitahukan kehamilannya kepada kedua orangtuanya mereka. Mereka sengaja tidak memberitahu agar Nadia ataupun lainnya tidak datang membunuh (Name).

(Name) di hubungi oleh Ness jika Nadia tau jika ia hamil, ia pun mengamuk dan Ness memberitahukan semua hal kepada (Name).

(Name) sempat syok dan sakit hati karena perbuatan Nadia. Anak yang di hamili oleh Nadia itu anaknya dan Sae bukan anak Nadia dan Rin.

Saat itu, (Name) sempat pingsan setelah menerima telepon dari Ness. Ness hanya mengirimkan beberapa uang untuk (Name), katanya itu permintaan maafnya karena ayahnya telah bekerjasama dengan Nadia.

Ness juga mengirim beberapa makanan yang bagus untuk kesehatan ibu hamil berserta asam folat. Ness juga memberitahukan jika Rin tau bahwa (Name) hamil. Tetapi, Rin tak memberitahu kepada orangtuanya.

Sebulan berlalu, Sae pun sedang membereskan semua barangnya kedalam koper. Sudah saatnya kembali ke Tokyo dari Sapporo ini. Pekerjaannya telah selesai, semua masalah yang ada di pabrik telah ia selesai dengan rapi dan dengan solusi terbaik.

Perut (Name) mulai terlihat sedikit lebih bulat, tetapi tidak terlalu besar. Mungkin karena (Name) hamil anak kembar, makanya lebih terlihat membesar.

(Name) pun memikirkan jika ia kembali ke Tokyo apa ia akan baik-baik saja? Anak mereka baru saja satu bulan, bahkan belum sampai dua bulan.

Entahlah, Sae katanya akan tinggal lama di Sapporo. Tetapi, ia tak menyangka rupanya satu bulan. (Name) rasanya tak ingin kembali ke Tokyo dikarenakan takut adanya Nadia.

Apa ia minta Sae untuk tinggal di daerah lain? Seperti Sendai, Shizuoka, atau lainnya.

"Serius nih, Sae? Bisakah kita ke Sendai?" tanya (Name) sambil memegang tangan suaminya

Saat ini mereka sedang di dalam kamar dengan tumpukan pakaian di atas kasur. Sae sedang menyusun laporan-laporan itu kedalam map setelah ia menyelesaikan menyusun pakaiannya kedalam koper.

"Tapi aku harus rapat di Tokyo, banyak juga klien yang akan datang mau menjumpai ku di Tokyo" jawab Sae sambil mengelus lutut istrinya sendiri

Sae tersenyum manis dan mengecup tangan istrinya. Tangannya mengelus lutut (Name) dengan lembut sambil terus tersenyum untuk menenangkan istrinya. Matanya menatap bola mata indah milik istrinya, mata itu selalu saja membuat Sae salah tingkah.

𝐂𝚰𝐍𝐓𝐀 𝐊𝚰𝐓𝐀 : Sae Itoshi ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang