BAB 13

974 99 27
                                    

Malam menjelang, langit segera berubah warnanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam menjelang, langit segera berubah warnanya. Orang-orang kantor segera pulang ke rumah masing-masing dengan menaiki transportasi milik sendiri ataupun umum. Malam ini juga adalah perkumpulan alumni SMA Blue lock, semua orang berusaha datang untuk kali ini. Sebab, saat kemarin itu banyak sekali yang tak bisa berkumpul.

Dan dari semua alumni itu, hanya (Name) dan Rin yang sudah menikah. Itupun, Rin duluan yang berhasil dapat momongan. Yang lainnya jelas belum hamil dan menikah, baik laki-laki ataupun perempuan. Apa mungkin mereka memilih child free?

"Apa (Name) akan datang?" tanya Isagi

"Aku sudah lama tidak berjumpa dengannya, semenjak perpisahan itu. Seru tau bercanda dengannya" jawab Bachira dengan nada mengeluh

Tangannya ia lipat di dada dengan menatap langit malam yang memang sejuk sekali jika diliat. Rasa lelah ini seketika menghilang ketika memandang langit, kenapa ya?

Langit penuh dengan hiasan yang berkilau, bintang namanya. Bulan yang selalu menyinari bumi dengan cahayanya. Cahaya bulan yang lembut dan tenang membuat semua orang merasa nyaman ketika malam hari. Suasananya seketika berubah saat datangnya bulan.

Menurutmu, bulan dan matahari, siapakah yang membuatmu lebih nyaman? Apa kau suka teriknya matahari apa gelapnya bulan dengan cahaya lembutnya?

"Aku rasa... dia tersinggung" ucap Isagi

"Tersinggung kenapa?"

"Rin kan sudah menikah, dan aku dengar-dengar istrinya hamil. Sedangkan (Name) yang langsung nikah saat perpisahan sekolah belum dapat kabar ia hamil"

"Lantas? rezeki hamil itu beda-beda "

"Iya benar, tetapi dia kan menikah dengan abangnya Rin. Kalau kesini pun rasanya Rin membawa seluruh keluarganya. Rin melihat Sae, dan Sae melihat Rin"

"Aku tak peduli sih, asalkan aku bertemu dengannya dan bercanda lagi"

"Ada dua kemungkinan Sae tidak mengizinkan (Name) pergi"

Isagi mengeluarkan satu batang rokok dan menyalakan api dari korek. Menghisapnya dan mulai menghembuskan asap rokok itu. Entah sejak kapan Isagi menjadi anak yang seperti itu.

"Kemungkinan Sae tidak mengizinkannya karena ada Kaiser, lalu Sae tidak mengizinkannya karena takut tersinggung perkataan anak kelas. Misal, kamu kapan hamil, kamu kan sudah nikah masa sih ga hamil "

"..."

"Sekecil perkataan akan menusuk ke dalam hati perempuan. Jadi, kita harus berjaga omongan di depan perempuan. Soalnya perempuan lebih memakai perasaan daripada akal"

"Yah... Aku tidak bisa melihatnya lagi"

"Kau jangan menjadi Kaiser"

"Aku tak menjadi Kaiser, aku sudah lama bercanda dan bermain dengannya. Dia emang se seru itu"

𝐂𝚰𝐍𝐓𝐀 𝐊𝚰𝐓𝐀 : Sae Itoshi ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang