BAB 23

447 44 12
                                    

'Kayaknya ada yang ga beres deh' batin (Name)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Kayaknya ada yang ga beres deh' batin (Name)

Saat ini sudah tengah malam, tetapi tubuh Keita terus naik panasnya. Bahkan ini sudah hampir 38°. Keita sejak tadi tak mau apa-apa, menangis terus. Disusui juga tak mau, diberi mainan juga tak mau.

Disaat hari lain, kadang-kadang Keita menatap (Name) dengan tatapan kosong. (Name) mengira itu hanyalah tatapan biasa yang ia tujukan dengan penuh mata bulatnya. Tampaknya bukan.

(Name) pun menepuk-nepuk pelan punggung Keita yang ada di gendongannya, tetapi ada satu hal yang mengganjal.

(Name) kaget, dan ia memanggil sang suaminya.

"Sae-"

Sae hanya tertidur pulas dengan memeluk tubuh Keiya. Keiya sama sekali tak panas dan bereaksi aneh dengan Keita.

Duh, bagaimana ini? Ia sangat takut.

"Duh, kok aku merinding ya?"

Dan.. ia tiba-tiba-

"SAE! BANGUN!" teriak (Name)

Ya, si Keita kejang-kejang dengan muntah darah.

"SAEE!!! WOI PUKIM*K BANGUN" teriak (Name)

Sae yang merasa dirinya di teriakin, ia bangun dengan nyawa yang belum sama sekali terkumpul. Melihat Keita muntah darah dengan kejang-kejang menjadi kaget.

Matanya yang awalnya masih terpejam, malah membuka lebar-lebar melihat anaknya tiba-tiba saja sudah muntah darah.

"KENAPA?!" tanya Sae

"G-GATAU! Gimana nih Sae?!" panik (Name)

Keita terus memuntahkan darahnya dengan gumpalan-gumpalan aneh. Tanpa sadar, ia seperti bereaksi aneh lagi. Badan Keita itu bukannya membiru atau ungu, tetapi.. hijau? Eh, hijau kehitaman?

"SAE!!" panik (Name)

"Aku panggil Annie!"

Sae keluar dari kamarnya dengan tergesa-gesa. (Name) pun memeriksa kondisi Keita dengan menggendongnya. Keiya yang tadi tidur tiba-tiba saja bangun dengan batuk-batuk.

"Keiya?!"

Dari batuk-batuk nya itu, keluarlah satu paku payung yang terjatuh di atas sprei.

(Name) pun sadar...

Jantung (Name) menjadi berdetak cepat dengan rasa takut yang mulai menakuti dirinya sendiri. Rasa cemas berlebih mulai datang.

Keringat dingin bahkan sudah ada di tangan (Name). Lalu, rasa sakit perut mengelilingi usus-ususnya. Rasanya seperti sedang di ujung jurang yang siap jatuh dan tidaknya.

Padahal, malam ini sangat tenang. Ia bahkan bisa saja tidur dengan nyenyak jika si kembar baik-baik saja.

"Ness... INI PERBUATAN AYAH NESS KAN?!" teriak (Name)

𝐂𝚰𝐍𝐓𝐀 𝐊𝚰𝐓𝐀 : Sae Itoshi ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang