BAB 18

652 73 8
                                    

Beberapa bulan kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa bulan kemudian...

"Sae? Kamu lelah? Istirahat dulu" ucap (Name) sambil memberikan selimut kepada suaminya

Saat ini, mereka berada di penginapan Shizuoka. Sae dari tadi hanya bekerja di depan laptopnya. Memang akhir-akhir ini ia lebih lelah, soalnya (Name) kali ini sudah delapan bulan. Perutnya yang terlalu besar membuat Sae tidak tega melihat (Name) yang harus mengerjakan pekerjaan rumah .

Alhasil, ia sendiri yang mengerjakan semuanya dengan pekerjaan kantor sekaligus. Sae pun juga akhir-akhir ini menyicil membeli barang bayi untuk di pulangkan ke Tokyo.

(Name) tak sanggup berjalan banyak, pinggangnya terlalu sakit. Anak kembar di dalam kandungan (Name) sehat, lalu mereka berkelamin laki-laki. Mereka selalu berpindah-pindah,tak pernah lama tinggal di Tokyo.

Bulan depan sudah bisa ia tinggal di Tokyo dengan menunggu kelahiran anak pertamanya. Gilang pun kadang-kadang ikut ke tempat Sae untuk cek rutin.

Gilang banyak duit, jadi ia bisa kapan saja menyusul ke tempat Sae.

"Aku baik-baik saja" ucap Sae

"Serius? Kamu aja sampai lupa makan lho"

"Iya tak apa"

"Kamu jangan gitu dong, aku kan merasa menjadi bersalah"

"Kenapa begitu?"

"Aku selalu memintamu untuk menemaniku, lalu aku juga membiarkan kamu menyuci, mengepel lantai, dan-"

"Sayang, itu semua aku lakukan untuk kamu. Jadi, kamu tak perlu tak enak padaku. Anything for you, apapun akan ku lakukan untukmu" ucap Sae sambil mengecup punggung tangan istrinya

"Aku jadi tak enak"

"Jangan jadi orang yang gak enakan, percayalah pada suami mu"

(Name) hanya mengangkat bahunya lalu mengecup kening Sae. Akhir-akhir ini (Name) sudah terbiasa tidur awal daripada Sae, biasanya si kembar akan aktif saat jam tiga pagi daripada jam sepuluh malam.

"Kau mau tidur?" tanya Sae

"Iya, kenapa?"

"Tidak.."

"Wajahmu mengatakan ada apa-apanya"

"Nadia..."

"KENAPA LAGI ANAK BABI TU?!"

Sae menutup telinganya sesaat, lalu ia menarik nafas dalam-dalam. Menatap istrinya yang selalu tiba-tiba berteriak, apa anaknya akan seperti itu juga? Sae mengelus dada dengan tangan kanannya.

"OI, AKU TANYA KENAPA DENGAN ANAK BABI TU"

"Bisakah kau jangan berteriak seperti itu"

"TIDAK BISA, KALO BERSANGKUTAN SAMA NADIA AKAN AKU TERIAK"

𝐂𝚰𝐍𝐓𝐀 𝐊𝚰𝐓𝐀 : Sae Itoshi ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang