End: pov's chika

5.2K 365 9
                                    

Happy Reading

Aku terbangun dari tidurku sedikit lebih siang dari biasanya. Lalu menggerakkan kedua kaki ku ke kamar mandi untuk membasuh wajah yang masih setengah sadar.

Hari ini prosesi wisuda Zee, tak terasa anak itu sudah hendak ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Tentu saja, aku masih mengingat sosok seseorang yang dahulu tinggal di rumah ini.

Umur kami kian tahun terus bertambah di umurnya yang terhenti di 17 tahun.

Sudah satu tahun sepeninggalan Christy, dan kasus tentang pembunuhannya pun sudah di tutup satu bulan yang lalu.

Pelaku sudah di tangkap, mereka adalah segerombolan geng motor yang entah dengan motivasi apa mereka ingin menghilangkan nyawa seseorang.

Dan yang paling tak bisa ku terima adalah, Christy menjadi korban salah sasaran dari berandalan-berandalan itu.

Aku sempat menolak dan menuntut bahwa ini adalah pembunuhan berencana, namun aku kalah di meja hijau.

Yang bisa kulakukan adalah berdoa semoga mereka mendapat balasan yang setimpal.

Aku melakukan rutinitas pagi pada umumnya, mandi sarapan lalu bersiap untuk kegiatan.

Hari ini aku ada kelas, namun aku ingin menyempatkan untuk datang ke sekolah Zee.

Untuk melihat anak itu mendapat gelar alumni secara resmi.

•••

Hari ini sekolah ramai sekali, aku kesulitan menemukan ayah bunda dan Zee.

Ditengah lautan manusia aku melihat Zee naik ke atas podium untuk menerima penghargaan prestasi.

Lalu menyampaikan satu atau dua patah kata mengucapkan terimakasih.

Anak itu cantik sekali mengenakan baju kebaya yang terasa menyatu dengan kulitnya.

Christy, andai kamu bisa melihat ini, kamu pasti senang, andai kamu ada disini, mungkin kamu ikut pentas bersama temanmu yang lain.

Lalu aku berjalan di tengah kerumunan manusia menghampiri Zee.

"Selamat ya... Cie udah gede..." Kataku sambil merangkulnya.

"Kak Chika? Akhirnya Dateng juga"

"Ayah, bunda" aku melihat kedua orang tuaku menghampiri kami.

"Selamat ya... Maaf ayah ga bisa lama ayah juga mau nganter bunda pulang"

Aku hanya menganggukkan kepala lalu tersenyum untuk menjawab.

"Yaudah sekali lagi selamat ya sayang..."

Bunda mengecup dahi Zee, lalu mereka berdua mulai melangkahkan kakinya.

"Kak..."

Aku merasa terpanggil lalu menoleh pada orang di sebelahku.

"Aku mau ketemu Christy, abis ini kita kesana ya?"

"Boleh... Tapi jangan lama-lama ya kakak ada kelas" kataku menyetujui permintaan Zee.

Sesuai janji, setelah acara selesai kami berdua pergi ke rumah baru Christy.

Terakhir kali aku kesana adalah satu bulan yang lalu.

Untuk mencurahkan isi hatiku, mengucapkan rasa kecewaku pada dunia yang selalu saja tak berpihak pada Christy.

Namun aku ingat, anak itu pasti akan menghadapi ini dengan tabah, maka dari itu ku hentikan umpatan dan rasa kecewaku.

Karena Christy lah yang seharusnya lebih kecewa.

"Christy... Liat nih... Aku dapet piagam sebagai siswi berprestasi... Kamu bangga kan" Zee menceritakan apa saja yang terjadi hari ini, senangnya, sedihnya, apapun yang dirasakan diceritakannya.

"Aku nanti kesini lagi ya... Kasian kak Chika dari tadi nungguin"

Zee beranjak lalu tersenyum padaku.

"Makasih..." Ujarnya.

"Iya... Besok kita beli cat... Buat menghias kamar Christy" kataku mengingatkan.

"Ohhh iya, nanti aku tanyain dulu ayah sama bunda mau warna apa"

Begitulah hari-hari yang kujalani tanpanya, sama seperti kebanyakan orang pada umumnya.

Karena yang hidup harus melanjutkan hidup.

Apa yang telah hilang tak akan pernah kembali.

Begitulah yang terjadi.

Perhatikan kami dari alam sana ya?
Malaikat kecil, Christy!

Akhirnya end juga Jagan lupa vote ya.
Gimana? Sesuai keinginan kah endingnya.

Kalo boleh minta tolong kasih rate sama kekurangan dan kelebihan di wp ini ya untuk bahan evaluasi.

Sekali lagi terimakasih buat temen-temen yang udah nunggu dan ikutin cerita ini dengan antusias.

See you

Malaikat Kecil,Christy! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang