Happy reading
*
*
*
Ardi, seorang CEO muda berusia 24 tahun. Wajahnya tampan dengan postur tubuh yang ideal. Langkah tegapnya ia bawa menulusuri lorong kantor. Senyumnya hangat menyapa beberapa orang pegawainya. Beberapa pegawai juga membalas sapaan dari direktur mereka yang terkenal humble itu.
Ardi melanjutkan langkahnya menuju basemant. Ia menghembuskan nafas sambil meraup wajahnya di depan sebuh mobil berwarna hitam. Segera ia memasuki mobilnya kemudian melaju meninggalkan gedung bertingkat 10 itu.
Ardi menekan airpods di telinganya ketika mendapat panggilan masuk. "Halo? Ada apa?" tanyanya dengan wajah datar. Senyum hangatnya hilang begitu saja ketika mendapat kabar dari salah satu anak buahnya.
"Lapor tuan. Orang yang meretas data anda telah berhasil kami temukan."
Seringai muncul di wajah tampan itu. "Bagus. Dimana dia?"
"Area blok 3 tuan. Yudha, seorang remaja SMA. Perlukah kami mengejarnya sekarang?"
"Tidak. Biarkan aku sendiri yang melakukannya. Haha ... aku ingin sekali melihat tikus kecil yang berani mengusik privasiku." Ardi terkekeh membuat anak buah di seberang sana merinding seketika.
Setelah mendapat koordinat tempat Yudha berada, Ardi segera melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Dia ingin sekali melihat tampang orang yang dengan berani meretas data pribadinya.
Hal itulah yang mengusik Ardi sedari tadi. Dia paling tidak suka datanya disentuh. Kehidupan pribadinya sangat tertutup. Bahkan jarang dari anak buahnya yang mengetahui bagaimana sebenarnya kehidupan bos mereka itu.
********
Sementara itu, seorang remaja berjaket denim terlihat sedang duduk santai di depan sebuah toko. Ia menunduk menatap layar tabnya yang berwarna pelangi. Bibirnya mencebik kesal. Ini semua gara-gara kenekatannya meretas data pribadi Ardi, seorang CEO terkenal sekaligus idolanya. Ia begitu mengidolakan sosok berwajah datar itu, hingga membuatnya nekat meretas data pribadi Ardi. Dia adalah Yudha.
"Huh, semoga aja nggak ketahuan, deh. Nggak papa, yang penting gue udah dapet sedikit info," gumamnya sambil memasukkan kembali tabnya kedalam tas. Ia beranjak dari tempat duduknya. Dengan headphone yang bertengger apik di kepalanya, Yudha mulai berjalan meninggalkan area toko itu.
Langkahnya riang sambil sesekali menyapa para gadis muda yang ditemuinya. Yudha begitu menikmati lagu di telinganya hingga tak menyadari adanya bahaya yang mendekat.
Dari kejauhan, sepasang mata bulat tengah menatap lekat Yudha. Langkahnya ia bawa berlari ke arah remaja itu. Dengan gerakan gesit nan cepat, tangannya berhasil mengambil alih tas selempang Yudha.
"WOI! COPET!" teriak Yudha kaget. Sosok yang mengambil tasnya itu menoleh. Yudha semakin berwajah masam begitu mengenali sosok itu. Dengan sekuat tenaga, Yudha mengejar remaja itu.
"OZANNN!! BALIKIN TAS GUEE!!" teriak Yudha sambil memanggil nama orang itu. Ia terus memacu larinya agar bisa menangkap biang onar itu.
Ozan, si copet yang merasa di panggil pun menoleh. Senyum tengilnya begitu kentara mengejek remaja jompo di belakang sana. Ia kembali menghadap ke depan. Langkahnya gesit dan lincah. Julukan pencuri bayangan bukanlah sekedar rumor semata. Kemampuannya dalam mencuri berbagai macam benda berharga, sering kali membuat pihak kepolisian geram. Ozan begitu sukar untuk ditangkap. Bahkan tak ada yang mengetahui nama dibalik julukan itu. Kecuali satu orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
A.Y.O Transmigrasi!
ФэнтезиNOT BXB!! NOH UDAH PAKE CAPSLOCK, BIAR KELIATAN. Ardi si CEO, Yudha si remaja narsis, dan Ozan si pencuri, tiga orang yang mengalami kejadian di luar nalar Berawal dari aksi kejar-kejaran, ketiganya justru berakhir di tubuh kembar tiga atau triplets...