A.Y.O__Part 21

7.1K 721 42
                                    

Jangan lupa vote sebelum baca
Happy reading

*

*

*

"Selamat pagi!" sapa Rega sambil tersenyum cerah pada seluruh anggota keluarganya yang telah menunggu di meja makan.

"Pagi juga, Re," balas kelima orang di meja serempak.

Rega segera mengambil tempat di samping Sera. Sang kakak dengan senang hati mulai mengambilkan makanan untuk adiknya itu. Vano tersenyum geli melihat keantusiasan Rega yang hari ini memulai kembali aktivitasnya. Ada rasa syukur dan bahagia melihat keadaan putra bungsunya yang lebih energik serta terlihat sehat.

Pipi yang kemarin sempat tirus, kini perlahan mulai kembali terisi. Wajah Rega yang sebelumnya sering terlihat pucat, kini nampak berseri dan memiliki sedikit rona di kedua pipinya.

Suasana sarapan pagi itu terasa begitu hangat. Obrolan ringan dengan candaan kecil mengiringi kebersamaan yang mengawali hari mereka.

"Daddy nanti datang 'kan?" tanya Erga agak ragu.

Vano menatap Erga sambil tersenyum. "Tentu. Daddy tak sabar melihat permainan hebatmu nanti."

"Abang juga akan datang. Jadi, bermainlah dengan semangat," sahut Azkiel, membuat senyum Erga semakin terkembang. Erga ganti melirik Sera yang menikmati makanannya.

"Gue pasti dateng, Er. Jangan khawatir. Nanti gue usahain bolos kelas buat nonton pertandingan lo," ujar Sera sambil mengangkat jempolnya.

"Aku bakal main dengan sungguh-sungguh dan bikin kalian bangga," ucap Erga bersemangat.

Kekehan ringan menyambut ucapan Erga itu. Seusai sarapan, satu persatu anggota keluarga mulai meninggalkan ruang makan, untuk memulai aktivitas masing-masing.

"Udah nggak ada yang ketinggalan lagi?" tanya Erga. Hanya ada dia dan Rega yang masih menghabiskan susunya.

"Udah, kok. Ayo berangkat," ajak Rega masih dengan senyum lebarnya. Ia menarik tangan Erga untuk menyusul Arga yang telah duduk di dalam mobil.

"Sepertinya kau sedang dalam mood yang baik. Ku lihat kau terus tersenyum sedari tadi," ucap Arga saat Rega baru duduk di kursi belakang.

"Hehe, nggak tau. Tiba-tiba pengen senyum aja," balas Rega sambil menatap pemandangan di luar jendela.

Mobil melaju meninggalkan mansion. Musik mengalun mengisi keheningan di dalam mobil. Arga fokus mengemudi, sedangkan Erga tengah bertukar pesan dengan teman satu timnya. Rega sendiri asik memandangi jalanan yang mereka lalui. Senyum penuh makna terulas apik di wajahnya yang terbias cahaya matahari.

"Abang," panggil Rega.

"Ya?" sahut Erga dan Arga bersamaan.

"Abis Bang Erga tanding, kita jalan-jalan, yuk," ajak Rega.

"Boleh saja. Apa ada tempat yang ingin kau kunjungi?" tanya Arga.

"Adek mau ke pantai," jawab Rega dengan binar keantusiasan di matanya.

Arga mengangguk mengerti. Erga menoleh ke belakang, dahinya mengernyit melihat Rega yang sedang mengusap ujung mata. Padahal baru beberapa detik yang lalu ia mendengar nada ceria dari sang adik.

Hendak bertanya, namun Erga urungkan. Ia pikir, Rega mungkin teringat kehidupannya sebagai Yudha. Erga kembali menatap ke depan sambil sesekali memeriksa ponselnya. Pikiran ia biarkan melayang, memikirkan beratnya kehidupan yang dulu ia alami. Tapi jika Erga pikir kembali, mungkin dirinya lebih beruntung dibanding Rega.

A.Y.O Transmigrasi!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang