A.Y.O__Part 15

10.1K 1.2K 126
                                    

Jangan lupa vote sebelum baca

*

*

Happy reading
*

*

*

Berita tentang Griselda dan kedua temannya telah menyebar, baik di kalangan siswa maupun guru. Hal itu berimbas pada cara mereka memandang triplets dan Griselda.

Mereka yang sebelumnya selalu membela gadis itu bahkan tak jarang ikut memusuhi triplets, kini terlihat melakukan kebalikannya. Selama beberapa hari terakhir, selalu ada siswa yang mulai berusaha mendekati si kembar atau sekedar curi-curi pandang ke arah mereka.

"Ini menjengkelkan," gumam Arga dengan raut wajah datar. Ia menatap dingin kumpulan siswa yang tengah menatap ke arah mereka. Beberapa melayangkan sapaan yang hanya mendapat respon dari Erga.

"Abang kenapa?" tanya Erga yang berjalan di samping Arga.

"Tidak. Hanya risih mendapat tatapan seperti itu," jawab Arga yang dibalas anggukan kecil Erga.

Erga ganti menatap sang adik yang berjalan riang di depan mereka. Rega begitu antusias saat beberapa siswa menawarinya makanan manis ataupun sekedar menyapa. Selain ramah, kini si bungsu itu sepertinya terkenal dengan sifat narsisnya.

"Triplets!"

Teriakan itu menghentikan langkah Erga dan Arga. Keduanya sama-sama melihat ke arah lapangan basket, di mana Jiro dan para anggota tim sedang berlatih. Remaja yang memakai jersey itu berlari mendekat. Ia dengan ramah tersenyum, menyapa Arga.

"Ikut klub kita, yok. Lagi kurang anggota, nih," ajak Jiro sambil menatap Arga dan Erga bergantian.

"Tidak. Terima kasih," tolak Arga.

"Kalo lo, Er?" tanya Jiro pada Erga dengan penuh harap.

"Sejujurnya gue nggak bisa main basket," jawab Erga sambil menggaruk tengkuknya.

"Ya nggak papa. Nanti gue ajarin, kok. Mau, ya?" bujuk Jiro.

Erga menoleh pada Arga meminta izin. Sang kakak tersenyum tipis sambil mengangguk. "Bersenang-senanglah. Aku akan mengawasi Rega."

Erga tersenyum kemudian mengangguk semangat. Jiro yang melihat hal itu tak urung ikut tersenyum lebar. Ia segera mengajak Erga ke tengah lapangan untuk diperkenalkan pada teman-temannya.

Arga tersenyum tipis melihat Erga yang begitu fokus mempelajari basket dari Jiro. Kini ia kembali berjalan menyusuri lorong, guna mencari keberadaan Rega yang tanpa disadarinya telah terlepas dari pengawasan.

"Eh, Er. Lo nggak dimarahin Arga waktu itu?" tanya Jiro begitu melihat Arga telah menjauh. Kalau boleh jujur, aura adik kelasnya itu agak sedikit menyeramkan. Maka dari itu Jiro agak sungkan pada si sulung triplets.

"Nggak. Bang Arga cuma nasehatin gue aja. Biar nggak salah pergaulan sama lo." Erga mencoba mendribble bola kemudian melemparkannya ke arah ring. Ia besorak ketika bolanya bisa masuk hanya dalam sekali lemparan.

A.Y.O Transmigrasi!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang