Happy reading
*
*
*
Erga mengedarkan pandangan ke sekeliling kantin, mencari keberadaan kakaknya. Setelah mencari beberapa saat, ia akhirnya menemukan keberadaan Arga yang sedang duduk dengan tiga orang gadis mengelilinginya. Salah satunya adalah Griselda, gadis itu nampak sedang membujuk Arga. Sementara kedua temannya sesekali ikut menyahut."Ish, ish, nggak liat muka asemnya Bang Arga apa, ya? Matanya udah kek ngeluarin laser aja tuh," gumam Erga sambil berjalan menghampiri meja Arga. Ia sempat melewati gerobak bakso dimana Taijo tengah mengapeli sesosok wanita yang juga tembus pandang.
"Anjir si Tejo. Pacaran sama Mbak Kun!" Erga bergidik ngeri melihat wajah pucat entitas itu.
Kembali pada tujuannya untuk menghampiri Arga. Ia berdehem, membuat ketiga siswi itu menoleh.
"Hai, cantik. Ngapain?" tanya Erga sambil tersenyum manis.
"Eh, Erga! Cepet bilangin si Arga buat bujukin Rega biar minta maaf sama Kak Brian. Kasihan tau, El, ngomong dari tadi nggak ditanggepin," sewot siswi berambut kuncir kuda.
Erga mendudukkan diri di samping Arga yang fokus pada makanannya. Masih dengan senyum manisnya, ia menatap ketiga siswi yang berdiri di depan mereka.
"Bang, menurut lo gimana?" tanya Erga santai.
Arga batuk sejenak kemudian berucap dengan nada santai juga, "jangan membebani diri dengan sesuatu yang tak penting."
"Nah, udah denger 'kan, cantik? Kita nggak bisa paksa Rega buat minta maaf. Dia emang salah, tapi Rega bukan anak kecil yang harus dikasih tau dulu. Dia bakal minta maaf, kok, kalau dia ngerasa bersalah. Lagian bukan cuma Brian-Brian itu yang rugi, adek gue bahkan lebih rugi. Buktinya giginya ilang satu, tuh," ujar Erga dengan santai.
"Dan satu lagi ..." Tatapan Erga terfokus pada Griselda yang berdiri di tengah. "harusnya ini cuma masalah sepele 'kan? Kayaknya perdebatan lo sama Rega tadi pagi aja udah cukup. Tapi lo masih ungkit lagi?"
Griselda meneguk ludah. Erga menyeringai. "Gue ragu, lo sebenarnya beneran pengen diterima nggak sih, di keluarga kami? Atau lo suka sama Brian itu? Kenapa lo ngebet banget belain si Brian? Lo nggak mikir perdebatan lo sama Rega tadi pagi bisa ngerubah pandangan daddy, ya?"
"Kenapa lo jadi mojokin El, sih?! Dia 'kan cuma mau belain orang yang selama ini nolong dia," protes teman Griselda yang lain.
"Kia, Gina, udah. Kita pergi aja, yuk. Nanti biar aku aja yang minta maaf ke Kak Brian," ajak Griselda dengan perasaan gugup. Wajah menyeramkan Erga tadi pagi masih terngiang di benaknya. Sepertinya gadis itu masih percaya akan bualan Erga.
"Lo jangan terlalu baik, El. Rega harus minta maaf sendiri. Dia yang buat kesalahan, jadi dia yang harus minta maaf," bantah Kia tak terima.
"Wow, gimana tuh, Bang?" tanya Erga dengan nada remeh.
"Terserah. Lagi pula mereka bukan orang yang penting bagi kita," jawab Arga seraya mengelap bibirnya dengan tisu.
"Nah, karena sekarang jam istirahat, gimana kalau lo bertiga nemenin gue makan? Gue laper." Erga kembali membuat pose seperti tadi pagi ditambah sebuah cutter yang ia dapat entah darimana. Melihat itu, Griselda segera menarik kedua temannya pergi.
Erga tertawa puas melihat tiga siswi itu pergi begitu saja. Arga menggeleng pelan sambil menyentil dahi Erga. "Nakal."
"Nggak papa, Bang. Sekali-kali," ucap Erga sambil mengusap dahinya. "Cuma bercanda, kok. Tapi kalo mereka masih mau main-main, gue ladenin beneran juga boleh. Sekalian pengen liat, skill pisau gue masih bagus apa nggak." Erga memutar cutter di tangannya dengan santai dan lincah.
KAMU SEDANG MEMBACA
A.Y.O Transmigrasi!
FantasiNOT BXB!! NOH UDAH PAKE CAPSLOCK, BIAR KELIATAN. Ardi si CEO, Yudha si remaja narsis, dan Ozan si pencuri, tiga orang yang mengalami kejadian di luar nalar Berawal dari aksi kejar-kejaran, ketiganya justru berakhir di tubuh kembar tiga atau triplets...