A.Y.O__Part 5

10.9K 1.1K 22
                                    

Double up kan?
Votenya banyakin lah sama komen
Biar seneng hati kuuuhhh~

Happy reading
*

*

*

*

Tak terasa sudah empat hari Ardi, Ozan, dan Yudha menempati raga triplets. Selama empat hari itu, mereka belum pernah sekalipun bertemu dengan sang female lead. Kata salah satu bodyguard, Griselda dan ibunya sedang berada di rumah lama mereka. Mungkin gadis itu masih takut pada triplets yang membullynya di sekolah.

Ardi maupun kedua tuyulnya sih tak masalah. Selama tiga hari, mereka sibuk mempelajari alur dari novel My Sweet family dengan Taijo yang selalu mendampingi. Mereka bahkan jarang berinteraksi dengan para penghuni mansion ini. Baik itu para pekerjanya maupun keluarga triplets sendiri. Meskipun terkadang, Azkiel atau Vano akan bertanya pada mereka saat berkumpul seusai makan.

Beda lagi dengan Sera, kakak perempuan triplets yang malah lebih sering menjadi bahan olokan dua tuyul. Ketiga orang itu tak pernah akur jika bertemu, terlebih Sera dan Rega. Selalu ada saja yang menjadi bahan perdebatan mereka.

Hari ini, triplets akan kembali bersekolah setelah masa skorsing mereka selesai. Karena pembullyan atas Griselda itu, triplets mendapat sanksi berupa skorsing selama tiga hari.

Rega menjadi yang paling bersemangat ketika bersiap. Ia bangun paling pagi dan sudah siap ketika Arga dan Erga terbangun. Arga --yang jiwanya seorang CEO 24 tahun itu-- terlihat malas bersiap. Kalau bisa dia tak ingin sekolah saja. Tapi, mengingat bahwa dua tuyulnya tak bisa dibiarkan hanya berdua, maka mau tak mau ia harus bersekolah kembali.

"Em ... gue nggak usah aja kali, ya. Gue dulu cuma lulusan sekolah dasar doang. Nanti gue takut nggak bisa ngapa-ngapain di sekolah," ungkap Erga sambil memilin ujung handuknya.

Arga yang baru keluar dari walk in closed seketika menghentikan kegiatan memasang dasinya. Mendengar ungkapan Erga itu, entah kenapa membuat Arga merasa sedikit tersentuh. Ia menoleh dan mendapati Rega tengah berusaha menghibur Erga.

"Nggak papa, Er. Lo nggak sendiri, kok. Ada gue sama Bang Arga nanti yang bakal bantuin lo. Jadi lo tenang aja," hibur Rega.

"Ta-tapi---"

"Ini kesempatan untukmu. Jangan sia-siakan," potong Arga. Erga menatap Arga sejenak lalu kembali menunduk. Ia berpikir kembali. Arga benar, ini kesempatan baginya. Ia belum tentu bisa merasakan rasanya bersekolah di SMA saat kembali menjadi Ozan. Mau sekolah bagaimana? Untuk makan saja Ozan harus mencuri dulu.

Erga mengangkat wajahnya lalu tersenyum manis ke arah Arga yang sudah berdiri di depannya. "Makasih ya, Bang. Gue mohon bantuannya."

Arga membalas dengan senyum tipis. Tangan kanannya terulur untuk mengusap rambut Erga. Remaja itu memejamkan mata menikmati usapan Arga. Ekspresinya itu membuat Arga seketika teringat pada kucing kecil yang dulu selalu menemaninya saat menjadi Ardi.

Arga menoleh saat merasa tangan kirinya diangkat. Rega, sang pelaku mengangkat tangan Arga lalu ia letakkan di kepalanya sendiri. Bibirnya mencebik dengan tatapan cemburu yang begitu kentara.

"Gue juga mau diusap-usap," rengek Rega sambil menggosok tangan Arga ke kepalanya. Arga tekekeh kecil lalu mengacak-acak rambut itu kasar. Rega yang sempat tersenyum kini malah memasang wajah kesal lantaran tatanan rambutnya yang dirusak.

"Abang!! Jadi berantakan lagi 'kan?!!" seru Rega kesal sambil menepis tangan Arga.

Arga tersenyum tipis. Ia menoleh pada Erga yang juga sedang tertawa. "Mandi, jangan sampai kita terlambat."

A.Y.O Transmigrasi!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang