A.Y.O__Part 17

8.4K 1K 77
                                    

Aku publish ulang, ada notif nggak?
Tadi nggak ada soalnya

Happy reading
Jangan lupa vote sebelum baca
Absen pake emot triplets favorit kamu yuk
🦁🐯🐱

*

*

*

Setiap detik yang terlewati terasa begitu lama. Atmosfer tegang melingkupi semua anggota keluarga Dewangga. Semua menggumamkan do'a dan harapan yang sama demi kesembuhan si bungsu. Di saat inilah mereka semua saling menguatkan satu sama lain.

"Bang, yang donorin jantungnya siapa? Baik banget," tanya Erga pada Azkiel.

Azkiel menunduk, menatap wajah sang adik yang berbaring di pahanya. "Nanti kamu akan tau, Er," jawabnya sambil mengusap rambut Erga lembut.

Erga hanya diam menikmati perlakuan sang kakak, tatapannya tertuju pada Arga yang sedang bersandar nyaman di pundak Vano. Sera duduk di sampingnya sambil mengusap lengan sang adik yang memejamkan mata.

"Hehe, Bang Arga kalo lagi manja lucu juga," batin Erga sambil tersenyum.

Suara gaduh mengusik ketenangan. Vano, Azkiel, Sera, dan Erga menoleh serempak ke ujung lorong di mana kegaduhan terjadi. Seorang gadis dengan pakaian rumah sakit terlihat mengamuk saat beberapa orang perawat hendak menenangkannya.

"Lho? Kok kaya kenal," gumam Erga sembari mengubah posisinya menjadi duduk. Ia menyipitkan matanya berusaha melihat sosok itu dengan lebih jelas.

"MINGGIR! MANA DOKTER SIALAN TADI, HAH?! BERANI-BERANINYA DIA BIUS GUE!" Teriakan yang sarat akan kemarahan itu terdengar begitu keras.

Gadis itu berhasil memberontak dan berlari menjauhi para perawat. Langkahnya ia bawa menghampiri Vano dan anak-anaknya. Sera dan yang lain terkejut ketika melihat gadis itu tiba-tiba mencengkram kerah baju Vano. Bahkan Arga sampai di buat terperanjat dari lelapnya yang singkat.

"Kenapa Om batalin kesepakatan kita?! Siapa yang ada di dalam sana, hah?!" tanya gadis itu dengan nada penuh emosi.

Arga mengerjapkan mata ketika mengenali siapa gadis di depannya. Dia siswi yang berada satu sekolah dengannya dan juga ... gadis yang tak sengaja dipeluknya tadi! Uh, memikirkannya membuat pipi Arga bersemu malu.

"Bianca, lo ... kenapa di sini?" tanya Erga dengan ragu.

"Diem!" bentak Bianca, membuat Erga langsung menutup mulutnya rapat. Sera ingin tertawa, tapi ia sadar situasi saat ini sedang tak mendukung. Ia berdiri kemudian menyentak tangan gadis asing yang berani mencengkeram kerah sang ayah.

"Gue nggak tau lo siapa, tapi yang jelas gue nggak suka lo bersikap kaya gitu sama daddy gue," sergah Sera tak terima. Kedua gadis yang hanya berjarak beberapa tahun itu saling pandang dengan tatapan tajam masing-masing.

"Lo tau apa yang udah bokap lo lakuin? Dia bohong sama gue. Dia bilang bakal terima jantung gue buat Rega. Tapi apa? Dia malah suruh dokter bius gue dan terima jantung dari orang lain," cecar Bianca sambil menunjuk Vano dengan jarinya.

Azkiel, Arga, Erga, dan Sera kompak menoleh pada Vano dengan tatapan menuntut jawaban. Pria lima anak itu hanya diam tak merespon keempat anaknya. Tatapannya menyorot lurus pada kedua mata Bianca yang masih menyiratkan emosi.

A.Y.O Transmigrasi!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang