15. Pergi bersama

3.7K 234 53
                                    

Padahal baru kemarin up, ini sudah up lagi. Alhamdulillah. Seneng nggak?😁
_____________

"Jernihnya hati penghafal Al-Qur'an ada ketika muroja'ahnya mengalahkan bicaranya."
~Ibu Nyai Hannah Zamzami~

Siang hari setelah melaksanakan sholat dhuhur berjamaah, Naya segera menuju ndalem lagi untuk melaksanakan piket siang. Baru hendak menyentuh piring kotor, Umi memanggilnya.

"Nduk?" Panggil Umi.

Naya spontan berbalik, "Nggih, dalem, Umi." Dari penampilan Umi, Naya bisa menebak umi hendak pergi. Sepertinya Umi tidak ada lelahnya ya, satu hari bisa pergi keluar masuk kota.

"Naya lagi sibuk, Nduk?"

"Ini mau piket Umi. Pripun nggih, Mi?"

"Umi ada jadwal simaan di kota sebelah. Kamu siap-siap saja ya, Nduk. Itu piketnya biar mba lain saja yang mengerjakan."

Sebenarnya tidak enak dengan teman partner piketnya. Mereka bisa double piket nantinya kalau Naya tak ikut piket. Tapi mau bagaimana lagi, ini juga dawuh Umi. "Inggih, Mi. Naya siap-siap dulu."

"Nggih, Nduk. Jangan lupa bawa Qur'an juga nggih."

"Nggih, Mi."

Naya berjalan cepat ke asrama. Mengganti bajunya sebentar dengan yang lebih pantas. Dari kecil, Abahnya selalu mengajarkan tentang dawuh Mbah Hamid Pasuruan, "Berpakaian lah yang rapi dan baik. Biar saja kamu disangka orang kaya. Siapa tau anggapan itu menjadi doa untukmu."

"Mau kemana, Nay?" Tanya Mba Liza melihat Naya bersiap-siap.

"Ndereaken Umi, Mba."

"Wah, jalan-jalan dong. Ndereaken acara apa?"

"Acara simaan."

Mba Liza mengangguk-angguk lalu menepuk bahu Naya pelan. "Jangan lupa oleh-oleh."

Naya tersenyum kemudian teringat piketnya, "Mba Liza minta tolong sampaikan maafku untuk kelompok piketku, ya. Maaf aku nggak bisa ikut piket, ini sudah ditunggu Umi."

"Ouh hari ini jadwalmu piket ya? Yaudah nggak papa. Nanti aku sampaikan ke mereka."

Usai mengucapkan terimakasih, Naya segera bergegas ke ndalem. Pas sekali Umi juga baru menutup pintu ndalem. "Sudah, Nduk? Ayo naik." Ajak Umi kemudian merangkul bahu Naya untuk segera naik mobil yang sudah terparkir rapi di depan mereka.

Baru menutup pintu mobil dan melihat ke depan, Naya dikagetkan dengan sosok dibelakang kemudi. Coba tebak siapa?

Ya! Tepat sekali, Gus Maqil ternyata ada disana. Duduk kalem dibelakang kemudi. Tumben sekali. Biasanya yang menyopiri Abi atau umi setiap bepergian itu Kang Burhan, Sang SK alias Supir Kyai ndalem.

 Biasanya yang menyopiri Abi atau umi setiap bepergian itu Kang Burhan, Sang SK alias Supir Kyai ndalem

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mahkota Ainayya (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang