36. Ke rumah Naya

2.3K 225 134
                                    

Usai Naya setoran dengan Umi kemudian mandi, Naya tidak tau mengapa Mbak Liza langsung menarik tangannya sedikit menjauh dari suara berisik santri yang berebut kamar mandi untuk mandi pagi.
“Ada apa, Mbak? Tanya Naya namun sama sekali tak mendapat jawaban.

Setelah Mbak Liza membawa Naya ke tempat yang tak ada santri lain, Mbak Liza melepaskan cekalan tangannya. Mbak Liza segera mengambil sesuatu di saku gamisnya, kemudian menunjukkan ke Naya. Mengambil HP ternyata.

“Kenapa HP nya? Mbak Zahra ada nge chat Naya lagi?” Tanya Naya yang mendapat gelengan dari Mbak Liza.

“Kamu jangan kaget setelah liat ini, ya.” Kata Mbak Liza penuh misteri, membuat Naya mengerutkan kening.

“Tenang saja, Naya enggak kagetan kok. Kalau kaget dikit juga nggak masalah karena Naya tidak memiliki riwayat sakit jantung “ jawab Naya asal yang mendapat dengusan dari Mbak Liza.

Mbak Liza segera membuka HP nya dan memperlihatkan sesuatu ke Naya.

Awalnya Naya tak paham karena hanya menangkap gambar secangkir kopi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Awalnya Naya tak paham karena hanya menangkap gambar secangkir kopi. Namun setelah dilihat caption dan pemilik status tersebut, Naya tak sadar membuka mulutnya.

“Gus Maqil emang bener-bener lagi jatuh cinta kali, ya. Statusnya bucin banget gitu.” Komentar Mbak Liza.

“Hah? Gus Maqil? Jatuh cinta sama siapa?” Bukan Naya yang bertanya. Melainkan Mbak Raya yang baru selesai mandi-– tangannya sibuk mengeringkan rambut dengan handuk dan kebetulan melewati mereka dan mendengar sedikit ucapan Mbak Liza tadi.

Mbak Liza mengedikkan bahu, “Sama aku, mungkin?” Jawaban asal Mbak Liza yang langsung saja membuat decakan kecil lolos dari Mbak Raya.

Mbak Raya ikut melihat layar HP yang masih di pegang Naya. Mata Mbak Raya sontak melebar demi melihat status Gus Maqil tersebut. Segera saja Mbak Raya merebut HP itu dari tangan Naya dan memastikan kalau matanya tak salah membaca caption status lelaki idaman nomor satu para santri Darul Ilmi itu.

“Ini kalau dilihat dengan kacamata detektif,  Itu kan gambarnya secangkir kopi. Terus caption-nya gitu. Bisa aja enggak sih Mbak, yang dimaksud mu nya itu seseorang yang membuatkan kopi untuk beliau.” Ungkap Mbak Raya bak detektif.

Sementara Naya hanya tersenyum kecil mendengarnya. Naya tau sekali kalau secangkir kopi yang di potret Gus Maqil adalah buatan Naya sendiri. Naya bisa memastikan itu ketika melihat status tersebut tertera jam 08.13. Jam-jam dimana Naya selesai setoran dengan Umi. Ah, tapi bagaimana bisa Naya se percaya diri itu?

Mbak Liza mengangguk menanggapi Mbak Raya. “Bisa juga sih. Tapi siapa yang buatkan kopi? Mbak Aula atau Mbak Ghina ya?”

Mbak Raya mengedikkan bahu, “Siapapun mereka, keren sih sampai buat Gus Maqil klepek-klepek gitu!”

“Eh, kamu enggak cemburu, Nay?” Tanya Mbak Liza yang membuat Naya mengerutkan kening.

“Enggak ada alasan buat Naya cemburu, Mbak.”

Mahkota Ainayya (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang