بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
(Allahumma sholli ala sayyidina muhammad wa ala ali sayyidina muhammad)
🦋🦋🦋🦋
🦋
Suasana hening membuatku kembali canggung. Aku merapatkan kedua tanganku di genggamnya erat sampai aku merasa nyaman, di keheningan seperti ini otakku berputar acak mengingat-ngingat hal-hal apa saja yang belum aku tuntaskan padanya. Tiba-tiba sebuah pertanyaan muncul di kepalaku, sebetulnya ini sudah lama tapi aku baru mengingatnya
“Oh iya, kak, waktu itu Ummi pernah bilang sama Meera, katanya, Kaka sudah punya rumah ya? Dimana?”
Deg.
Kedua tangan Azzam yang berada di kemudi mobil gemetaran luar biasa saat pertanyaan itu di lontarkan oleh Meera, pertanyaan itu berhasil membuat Azzam kehilangan kemampuan untuk mengolah kata, ia panik, bingung sampai pada sebuah tangan menyentuh lengannya dengan lembut
“Kak? Kaka kenapa?”
Azzam terlihat panik, bahkan Meera merasa bahwa Azzam mengemudi dengan kecepatan tinggi yang tiba-tiba membuatnya ikut panik “Kak” pekik Meera yang langsung membuat Azzam tersadar dan langsung meminggirkan mobilnya perlahan
“Astaghfirullah..” Azzam kembali memejamkan matanya menetralkan napas yang semakin tak beraturan
“Kak, ada apa?”
Azzam hanya menggeleng, ia kembali melajukan mobilnya, hening, tanpa suara. Bahkan Meera yang merasa tenggorokannya gatal ingin batuk ia tahan, ia merasa takut melihat ekspresi Azzam yang tiba-tiba berubah menjadi serius dengan tatapan tajam
Apa tadi aku salah bicara. Batin Meera
Saya tau hal ini pasti akan terjadi, cepat akan lambat. Lalu saya harus memberikan jawaban apa tentang ini? Nggak mungkin saya jawab dengan kebohongan lagi. Batin Azzam
Sesampainya di sana, Azzam membukakan pintu untukku, dengan mengulas senyum ia mengulurkan tangannya “Makasih kak.” Saat aku ingin melangkah Azzam menarikku kembali untuk bersembunyi
“Ada apa?”
“Ada Ummi, saya mau kasih kejutan, kamu ngumpet di belakang saya cepet”
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAMEERA
Teen Fiction⚠️ FOLLOW SEBELUM DIBACA ⚠️ ________ "Meera, harusnya saat ini, perempuan yang saya nikahin itu kaatiya, bukan kamu, perhiasan yang kamu gunakan itu harusnya di pakai kaatiya, bukan di pakai kamu, saya, menikahi kamu karena keinginan dari orang tua...