PART 39

100 6 3
                                    

Tanganya menyeret jordi ke tengah2 ruangan sehingga anak-anak amora dapat menyaksikan bagaimana laki-laki itu terduduk lemas di lantai

“Wah wah wahh ternyata ini salah satu anggota lo?keren juga bisa ikut di barisan gue” ucap meisya yang disambut gelak tawa oleh anggotanya

“oh iya satu lagi?”tanya meisya yang menatap seorang perempuan berjalan mendekati jordi, dia jellsy.

.
.

“Sini kalau lo mau ngikut gue, gue ga bakalan nyakitin lo kalau lo patuh sama gue” Meisya tersenyum pada jellsy

Jellsy tersenyum miring, tangannya di angkat keatas seolah-olah menyerah. “Najis gue harus patuh sama Lo!” ucapnya sambil meludah ke samping

“Lo—” tunjuk Meisya mendadak turun saat mendapati bahu kirinya terkena tembakan dari Sherina

“ TIDAK ADA KATA MENYERAH SEBELUM PERANG, DAN TIDAK AKAN ADA YANG MATI SEBELUM MENANG!”

“ THE DEVIL AMORA!”

“ THE DEVIL AMORA!”

“THE DEVIL AMORA!”

“Lo yang udah mulai perang nya Meisya Aquila, dan Lo juga yang harus mengakhiri nya!” ucap sherina
tersenyum manis sebelum tangannya mengeluarkan pisau dengan corak burung di lengan nya

Begitulah yel-yel yang selama ini mereka simpan untuk perang yang selama ini mereka tunggu

Para pengikut dirtyblood maju berlarian melewati selokan sebelum bom dibawahnya menghantam mereka. Tak menyerah begitu saja , anggota Meisya menembak asal2 hingga mengenai beberapa anggota amora

Anak Amora siap untuk kali ini. Mereka mengajar habis-habisan dirtyblood

Meisya mendapati beberapa anggotanya yang sudah terkapar lemas di tanah, perlahan ia berdecak dan berlari ke luar gudang, tepatnya ke lapangan industri yang luas tapi sudah tidak terpakai lagi, mulutnya terus saja mengumpat . Tangannya mengambil benda pipih dari saku celana belakangnya

'Lapangan pabrik roti'

“Woww, Lo sendiri nih?”

Meisya membalikan badanya menatap wajah meyra yang tampak tersenyum manis kearahnya “kenapa?”

Meyra mengeluarkan amplop coklat dari dalam jaketnya

“surat kuasa amora”

Meisya sedikit tertarik dengan tawaran kembarannya, ia maju beberapa langkah mendekati meyra “mau apa Lo?”

“duel bareng gue

kalau Lo menang, gue kasih ini. Tapi kalau Lo kalah..”

“kalau gue kalah?”

“l-lo harus mati ditangan gue”

Meisya terkekeh geli, ia mengelus pelan pipi kembaranya kemudian menepuk nya 2kali “lo yakin? Jangan nyesel ya?” ucap Meisya perlahan menjauh

Meyra menyerang dulu dengan tangan yang terkepal kuat, dengan sekuat tenaga ia memukul saudaranya yang tampak tenang dan santai dalam menghadapinya

Berbeda dengan dirinya yang sedang berusaha mendaratkan pukulan keras pada Meisya yang tak tersentuh sedikitpun . Matanya berkaca-kaca setiap kali menyadari bahwa ia sedang melawan saudara kandung nya sendiri

“sya, gue minta maaf atas kesalahan gue. Ayo perbaiki lagi hubungan kita!!”seru meyra menyerah, tak sanggup menghadapi kakaknya sendiri
Sebesar apapun rasa bencinya pada perempuan itu tetap saja rasa sayangnya lebih besar

AMORA the next generation (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang