Bab 34 : Kejutan

3.2K 260 72
                                    

"Kau benar-benar sudah gila, Mallory"

Mallory terkekeh, sedari tadi Kasia terus saja mengatainya gila. Bagaimana tidak gila? Mallory menyarankan pada semua orang di ruang organisasi akademi untuk menggunakan namanya, Maela, dan Luke sebagai pemeran dalam drama mereka.

Gila? Sangat gila. Lihatlah, bahkan sekarang Mallory masih bisa tersenyum dan tertawa seolah tak ada apapun yang terjadi. Padahal jelas-jelas di panggung sana namanya dijadikan sebagai tokoh antagonis yang mati di akhir drama.

Bagaimana bisa gadis itu masih bisa tertawa seperti sekarang? Kasia bergidik ngeri.

"Ayolah, bukan kah ini menyenangkan? Namaku terkenal!"

Kasia dan Aelia saling bertukar pandang. Apakah Mallory mengonsumsi obat-obatan terlarang atau apakah gadis itu sedang mabuk? Mallory terlihat sedikit aneh sekarang.

Elodie mendengus. Temannya itu lama-lama semakin aneh dan tidak masuk akal. Segila-gilanya Elodie yang pernah menjebak Theresa hingga gadis itu dikeluarkan dari akademi, ia tidak pernah sekalipun mencoba merendahkan dirinya sendiri dan membuat namanya memburuk di hadapan banyak orang.

Tapi Mallory? Gadis itu benar-benar sudah gila.

Semua murid yang akan tampil hari ini berada dibalik panggung. Bersiap dalam posisi masing-masing dan menunggu giliran mereka untuk dipanggil. Ada yang sibuk mengatur kegugupan yang mendera, ada yang berlatih memainkan alat musik, atau ada juga yang hanya duduk-duduk santai saja.

"Seharusnya kau berlatih, Mallory"

Mallory melirik ke samping, Aelia menggelengkan kepalanya melihat Mallory yang sedari hanya mengintip pertunjukan drama dari balik tirai panggung. Bukankah seharusnya gadis dengan gaun biru muda dan hiasan rambut senada itu berlatih mempersiapkan tampilan menyanyinya dengan Cesare nanti?

Bahkan sekarang Cesare juga sedang mengecek kondisi gitarnya dan mencoba menghafal lagu yang akan mereka bawakan nanti.

Mallory tertawa, matanya terlihat menyipit. "Hei bukan kah dramanya lebih menarik? Namaku terkenal! Dan oh! Aku yakin Cesare tidak akan mengecewakan walaupun ekspresinya selalu datar"

Cesare mengerutkan kening ketika telinganya tak sengaja mendengar perkataan Mallory. Ia mendongak menatap Mallory dan Kasia di depan sana sembari tetap memetik senar gitarnya.

Ekspresinya datar? Apakah gadis itu sedang menyindirnya atau malah mengatainya?

Mengendikkan bahu, Cesare kembali fokus berlatih menyanyikan lagu yang akan ia bawakan nanti. Terserahlah apa kata Mallory, sepertinya gadis itu sedang bahagia hari ini sehingga dengan lancang berani mengatainya terang-terangan. Lihat saja senyum gadis itu yang tak luntur sedari tadi.

"Lihat! Bukan kah itu Luke Elias?!"

Teriakan dari kursi penonton membuat Mallory menghentikan tawanya, matanya kembali melirik ke arah panggung. Benar. Itu Luke. Sekarang adalah giliran laki-laki itu untuk tampil dan menunjukkan bakatnya.

"Luke Elias? Wow, dia tampil memukau!"

Lagi-lagi suara dari kursi penonton terdengar di telinga Mallory. Matanya masih sibuk meneliti penampilan Luke. Laki-laki itu tampil begitu memesona di atas sana. Dia benar-benar karakter utama pria yang menawan! Tak heran Putra Duke Elias itu menjadi karakter utama dalam novel The Eternal Love.

Mallory kembali melirik deretan kursi penonton, mencoba mencari seseorang di antara lautan manusia di depan sana. Dan oh! Dapat! Lihat itu, Maela Caldwell tampak amat terpesona dengan penampilan Luke Elias hingga mulut gadis itu tak berhenti menganga sedari tadi.

Mallory terkekeh. Bukan kah itu lucu?

"Sampai kapan kau akan memperhatikan kekasih dari adikmu, heh?"

The Antagonist's ThroneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang